
Horror
The Dark Side of Kramati Memory
By: voskaalanz
Kira menatap nanar ketika pijakannya bergetar. Di detik berikutnya, gelegar auman singa bergetar kuat di telinga. Ia terperanjat hebat. Perempuan itu mundur perlahan hingga terperosok sendiri di atas tanah. Kini, ia berhadapan langsung dengan bulu-bulu lebat singa yang terus mendekat, seolah menikmati ekspresi ketakutan buruannya.
Dalam waktu singkat, ia mengaum tepat di atas wajahnya. Embusan napas hewan buas itu menguar ekstrem. Kira tidak sempat lagi merasa jijik ketika cipratan air liur mengenai wajahnya. Ketakutan telah menjarah sekujur tubuh ketika ia melihat jelas taring-taring kuat di depan mata.
Ekor mata Kira mendapati elektroda dengan ujung runcing mengilat. Selagi singa itu fokus menatap mata mangsa, tangan kecil Kira merayap di tanah untuk meraihnya.
Sebelum si singa berhasil menerkam, sebelum semuanya terlambat, dengan lonjakan energi yang tersisa, Kira segera menguhunuskan elektroda ke mata singa. Mengetahui telah diserang oleh mangsanya sendiri, hewan buas itu langsung mengangkat cakar di tangan, bersiap menerkam.
Entah bisa melarikan diri atau tidak, Kira segera bangkit. Soal elektroda dan data skripsi yang harus diambil, itu bisa dipikirkannya lagi nanti. Yang terpenting sekarang, mahasiswi itu harus berusaha selamat.
Penelitiannya di sebuah desa tidak sekadar mengambil data skripi sesuai angan. Ia diseret paksa oleh keadaan untuk menguak sisi kelam Desa Kramati. Adaptasi, bertahan dalam penudingan, pekhianatan, kabur dari sliuman hewan-hewan ganas, beraksi menyelamatkan warga, semua ia lakoni hingga menciptakan memori tersendiri di Desa Kramati.