Penelusuran ke tempat-tempat mistis sudah dilalui dengan baik, kini Yogi dan kawan-kawan kembali menuju kampusnya karena akan melaksanakan Ujian akhir semester.
Seperti biasa, Yogi datang ke kampus bareng-bareng dengan kelompoknya di desa dengan menggunakan motor berboncengan. Karena untuk akses masuk angkutan umum agak sulit dijangkau menuju ke daerah sana.
Dikarenakan kondisi lingkungannya yang agak terpencil dari keramaian, jadi hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.
Sekitar jam 8 pagi Yogi dan kawan-kawan sudah sampai di kampus. Setelah santai-santai sebentar di tempat parkiran motor, lalu Yogi dan yang lainnya segera memasuki ruangan kelas karena mata kuliah akan segera dimulai dan dosen akan segera datang.
Begitu sedang fokus untuk menyimak mata kuliah yang diberikan dosen, tiba-tiba dari arah laboratorium fakultas kimia terdengar suara teriakan seorang wanita yang merintih kesakitan.
“ AaaaAaaakkkkkhhhh……sakiiiitttt, to…long ! ”
Suara teriakan wanita yang merintih itu kencang terdengar hingga ke kelas Yogi.
Yogi pun akhirnya keluar sebentar dari ruangan kelasnya dan langsung menuju ke ruangan laboratorium karena penasaran kenapa dengan wanita itu.
Setelah sampai di lokasi tempat wanita itu berada, alangkah kagetnya Yogi melihat wanita di ruangan laboratorium yang sedang melakukan praktek kimia itu memeluk tubuhnya sendiri sambil guling-guling dilantai.
“ Tolong…panas…api..api..”
Yogi yang melihat kaget dan segera berlari menuju ruangan dosen bersangkutan.Beberapa saat kemudian, dosen pun merespon pernyataan Yogi dan segera mengikuti Yogi menuju ke ruangan laboratorium untuk menolong wanita yang sedang kerasukan itu.
Dosen pun bertanya pada Yogi, “ Gi, kamu punya kenalan orang indigo tidak?” Lalu Yogi menjawab “ Ada pak, sebentar saya hubungi dulu beliau ya.”
“ Cepat ya Gi, kasihan ini.”
“ Baik, pak!”
Beberapa menit kemudian, Mbah Susilo datang ke kampusnya Yogi.
“ Alhamdulilah, akhirnya Mbah datang juga.” Ucap Yogi dengan bersyukur.
“ Ada kekacauan apa Gi, di kampusmu?”
“ Itu Mbah di laboratorium , ada orang kesurupan,”
“ Ya sudah Mbah, ayo ikuti Yogi menuju ke laboratorium.” Lanjut Yogi lagi.
Mbah Susilo pun mengikuti Yogi menuju laboratorium tempat wanita itu sedang kesurupan.Begitu sampai laboratorium, langsung disambut aroma kurang sedap seperti barang terbakar.Dan benar saja, Mbah Susilo melihat sesosok arwah yang berwajah gosong seperti korban kebakaran.
Arwah wanita itu terus meraung kesakitan dan sembari menangis pilu.Lalu, Mbah Susilo mendekatinya sambil bertanya.
“ Sudah lama kamu menempati laboratorium ini? Dan apa penyebabnya kamu menjadi seperti ini?”
“ Iya, aku sudah tiga tahun terjebak disini, aku korban kebakaran laboratorium tiga tahun yang lalu. Namaku Devi jurusan kimia.” Jawab arwah terbakar sambil tertunduk.
“ Apa ada hal yang ingin disampaikan kepada orang sini ? Kasihan orang disini terganggu dengan kehadiran kamu.”
“ Ada pak, tolong sampaikan kepada orang tuaku dan teman-temanku, mohon maaf jika aku banyak kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja,”
“ Setelah semua memaafkan, aku janji tidak akan mengganggu lagi dan aku akan tenang.”
“ Baik, jika itu permintaanmu nanti aku sampaikan, kebetulan disini ada dosen sebagai saksi.”
“ Terima kasih banyak pak.”
Beberapa menit kemudian, wanita yang berada di laboratorium perlahan mulai sadar. Dan arwah tersebut tidak merasukinya lagi.
Mbah Susilo kemudian mendekati dosen pengurus laboratorium ini sambil berkata “ Masih ada arwah penasaran disini, sebaiknya rutin didoakan setiap hari Jumat supaya arwahnya tenang. Dia meninggal tragis disini terbakar waktu laboratorium ini mengalami kebakaran beberapa tahun lalu.”
“ Baik Mbah, nanti kita akan rutin untuk mengadakan doa disekitar sini.” Ucap dosen kimia sekaligus pengurus laboratorium.
Setelah suasana di laboratorium mulai kondusif, perlahan para mahasiswa yang berada disana mulai membubarkan diri menuju ke ruangan kelasnya masing-masing.
Mbah Susilo juga berpamitan dengan Yogi karena tugasnya menetralisir makhluk astral disekitar sana sudah selesai.
“ Nak Yogi, Mbah pamit dulu ya, nanti kalau ada apa-apa hubungi Mbah saja, Mbah siap kembali kesini.”
“ Iya Mbah, terima kasih sudah bersedia membantu Yogi disini, kalau begitu hati-hati dijalan ya Mbah,”
“ Mau Yogi antarkan?” lanjut Yogi sambil menawarkan jasa mengantarkan Mbah Susilo menuju ke rumah.
***
Lanjut
Comment on chapter Hantu Penunggu Jembatan Tua