Loading...
Logo TinLit
Read Story - Surat untuk Tahun 2001
MENU
About Us  

Akhirnya ada kesempatan berdua saja dengan bos, kurasa senior dan Tuan Neil sibuk menutup Kafe Gerimis serta membereskan ini dan itu. Aku berdeham sejenak, melirik bos yang terlihat acuh tak acuh dan sibuk mencatat.

Kami berada di pantry. Seharusnya aku memeriksa persediaan kantung biji kopi yang tersisa dan mengeceknya satu persatu. Namun entah mengapa, akhir-akhir ini aku selalu gagal berkonsentrasi saat berdua dengan bos. Aku justru melakukan kegiatan lain yang tidak diperintah. Padahal dia sedang tidak mengomel, tapi ‘diamnya’ lebih membuatku merinding. Jika boleh memilih, aku lebih senang dia mengomeliku saja seperti biasa.

Tak dapat kucegah, rasa penasaran mengalahkan rasa sungkan pada bos. Tanpa menatapnya, kuberanikan diri bertanya padanya. Posisiku saat ini jongkok dekat meja nakas tempat kami menyimpan lap-lap kering, aku sedang melipatnya dan memasukkan pada laci terbawah, membelakangi bos yang menyandarkan pinggangnya pada  kitchen island―meja dapur―yang berada di tengah ruangan.

“Bos!” panggilku … sedetik, dua detik aku menunggu reaksinya.

“Hmm …,” Dia menjawab malas.

Kupejamkan mata, jariku mengepal. Yes, batinku. Setidaknya bos memberi respon.

Bingung memulai dari mana menyusun pertanyaan yang ingin kuajukan padanya, aku memutuskan menghentikan kegiatan melipatku dan menoleh pada bos.

Detik itu juga aku memandang sebuah senyuman darinya. Sial, pertanyaan yang kususun buyar. Aku yang masih dengan posisi berjongkok dan bos yang berdiri santai, layaknya poster drakor di kepalaku.

“Huum?” Bos memiringkan kepala seolah bertanya. Masih terlalu malas membuka bibir rupanya.

“Mmm … begini bos,” aku berdiri salah tingkah, lap kering menjadi sasaran jari-jariku  mengekspresikan grogi.

“ Tadi sore, a-apa yang kau katakan pada wanita itu?” tanyaku terbata.

Bos mengerutkan kening, menyilangkan kedua tangan bersedekap tanda ia sedang berpikir.

“Apa perlunya kau tahu, Salli?”

“Hanya penasaran.”

Bos mengambil sikap hendak bercerita, berdeham sebentar dan menatapku tajam. Aku menanyakan darimana keberanian wanita itu melamar kerja di sini dan apa dia tahu bahwa putri dari kekasihnya bekerja di sini. Bos menghela napas sejenak. “Apa kau tahu darimana wanita itu tahu tentang Kafe Gerimis ini??”

Aku menggeleng pelan.

“Ayahmu!” jawab bos tegas.

“Ayah tak pernah tahu aku bekerja di sini, ia justru terkejut bertemu denganku,” ujarku keheranan.

“Huuh … dia―wanita itu―sungguh cerewet, dan yeah, ambisius. Asal kau tahu tak henti-hentinya ia bersikap menggodaku.” Cerita Bos dengan wajah sebal.

Aku menyeringai mendengar itu. Sepertinya hampir semua tamu wanita yang melihat bos untuk pertama kali akan bersikap menarik perhatian bos dan menggodanya. Apa bos tidak sadar akan hal itu?

“Kukatakan padanya untuk tidak membuang waktu berlama-lama di sini karena aku sudah pasti menolaknya.” Bos terdiam sejenak. Lalu lirih ia meneruskan.

“‘Karena aku mengenal anak baik yang keluarganya kau hancurkan’, itu kataku pada wanita itu.” Ucapan Bos yang terakhir membuat hatiku berdesir. Perasaan hangat memenuhi rongga dada. Aku merasa dibela dan aku senang. Sekarang aku tahu alasan wajah wanita itu merah padam.

Tanpa sadar aku tersenyum, bos pun tersenyum menatapku.

“Terima kasih,” ucapku lirih.

Bos mengangguk, bibirnya masih menyungging senyum. Ada sinar hangat dari cara bos memandangku, apakah aku salah mengartikannya, ya? Sayangnya itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba saja pintu pantry terbuka  wajah senior dan Tuan Neil muncul dari balik pintu.

Sikap bos mendadak berubah, sibuk mengomel tentang pekerjaanku melipat kain lap kering yang sempat terhenti. Aku merasa perubahan sikapnya karena kehadiran senior yang bos ketahui sangat menyayangiku. Bos tidak ingin terlihat perhatian padaku. Membuatku tertawa dalam hati. Pura-pura tak menyadari sesaat tadi ada moment bos melepas topeng ketusnya dan menunjukkan senyum menawannya terhadapku.

***

Senior mengantarku pulang, aku menolak tapi tentu saja senior ngotot dengan gemeretak geraham tanda tak mau menerima sanggahan. Sungguh, kadang aku berpikir karakter bos dan senior saling bertukar peran. 

Kami menggunakan mobil bos, ia meminjamkannya. Katanya sulit untuk mendapat bus malam. Sepanjang perjalanan aku banyak terdiam. Tidak biasanya senior juga tidak banyak bicara. Biasanya ia akan membuat lelucon garing untukku. Tapi kali ini tidak, senior tampak serius melihat ke depan.

Sesampai di depan rumah ia mencegahku langsung membuka pintu mobil. Senior ingin mengobrol sebentar. Aku menyanggupi dan mengurungkan niatku yang ingin segera memasuki rumah.

“Apa kau akan mengatakan pada ibu dan adikmu, Salli?” tanya senior terlihat khawatir.

“Tentang apa?”

“Peristiwa tadi siang,” jawabnya.

“Huum, tentu saja tidak.” Aku sontak menggeleng. Senior mengangguk tanda setuju.

“Kau boleh bercerita padaku jika hatimu masih terasa berat, Salli!”  ujarnya lagi.

“Aku ingin berhenti membicarakan ayah karena membuatku pening.”

“Oh ya, benarkah??”

Ada nada meragukan ucapanku dalam nada bicara senior. Aku pun tak mengerti, sikap senior sedari tadi tak seperti biasa. Membuatku tak nyaman.

“Aku sungguh tidak ingin membahas soal Ayah.” Aku menegaskan sekali lagi.

“Baiklah, huuft” Senior menghembuskan napas cepat dan langsung tersenyum, menatapku lekat, tangannya mengusap kepalaku lembut.

Sedikit jengah aku menggeser dudukku. Dari pertama kami berjumpa, sikapnya sedikitpun tak berubah selalu baik dan perhatian. Semua orang di Kafe Gerimis itu pun tahu apa niat senior terhadapku. Tetapi, memang aku tak pernah menerima perasaannya. Seluruh kebaikannya kutolak dengan halus.

Mungkin benar adanya, ada trauma mengikat yang tidak kusadari. Aku menjadi takut menerima kebaikan dan kasih sayang seorang lelaki. Aku selalu teringat, dulu ayah pernah selalu tersenyum dan baik pada ibu, nyatanya perubahan waktu membuat ia menampilkan sosoknya yang sebenarnya. Aku bukannya membenci senior atau menganggap ia seperti ayah. Tidak, aku hanya takut kehilangan senyumnya yang menawan ketika aku justru menjadi  kekasihnya.

Ngomong-ngomong soal senyum menawan aku jadi teringat senyuman bos di pantry tadi, saat kami mengobrol berdua. Tanpa sadar membandingkan senyuman keduanya mana yang lebih menawan.

“Aduuh!” Sebuah jentikan jari di kening menyentak lamunan konyolku.

“Melamun!” Senior tertawa setelah menyentilku.

Aku segera berpamitan padanya dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena telah mengantarku pulang dengan selamat. Kukatakan padanya tak payah menemui ibu karena ibu dan adikku pasti telah tertidur.

Kurasa pandangan senior mengantar aku hingga menghilang di balik pintu rumah. Dari balik dinding yang hilang dari jangkauannya aku menyandarkan tubuhku menengadah ke atas, sambil menggigit bibir, betapa hari ini begitu berat namun berakhir dengan bayangan senyum menawan dari dua orang lelaki yang membuat kesedihanku terkikis.

Oh, tidak. Mengapa aku membayangkan keduanya? Oh, apakah sekarang aku serakah seperti ayah? Apakah bisa memiliki perasaan pada dua orang yang berbeda di waktu yang sama?

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan dan segera berlari ke kamar.

Apakah pantas dadaku berdegup suka saat ini? Ketika tujuanku mengirim surat menembus waktu … untuk menghilang dari bumi.

Aku melempar tubuhku ke atas kasur. Menyentuh dada dengan kedua tangan. Apakah ini adil untuk adik dan ibu jika aku jatuh cinta? Perasaan bersalah, tiba-tiba menyeruak. Tidak! Ini bukan waktunya memikirkan hal romansa. Bila benar aku jatuh cinta, aku pun belum tahu pada siapa rasa ini ditujukan. Bos atau senior?

Lebih baik rasa ini terkubur sebelum terlalu dalam. Menelungkupkan muka pada bantal, hingga pengap menyerbu. Tetap saja tak bisa menghalau bayang kedua wajah lelaki itu dari pikiranku.

Aaaaargh!!! Lama-lama aku bisa gila!

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Forbidden Love
9730      2082     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
Power Of Destiny
12977      2981     4     
Fan Fiction
Lulu adalah seorang wanita yang mempunyai segalanya dan dia menikah dengan seorang cowok yang bernama Park Woojin yang hanya seorang pelukis jalanan di Korea. Mereka menikah dan mempunyai seorang anak bernama Park Seonhoo. Awal pernikahan mereka sangat bahagia dan sampai akhirnya Lulu merasa bosan dengan pernikahannya dan berubah menjadi wanita yang tidak peduli dengan keluarga. Sampai akhirnya L...
HURT ANGEL
166      130     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
Love after die
467      317     2     
Short Story
"Mati" Adalah satu kata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk yang bernyawa, tak terkecuali manusia. Semua yang bernyawa,pasti akan mati... Hanya waktu saja,yang membawa kita mendekat pada kematian.. Tapi berbeda dengan dua orang ini, mereka masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Dmitri, sang malaikat kematian. Tapi hanya 40 hari... Waktu yang selalu kita anggap ...
After School
2952      1287     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Warisan Kekasih
982      658     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Lost in Drama
1911      754     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Katamu
3003      1140     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
DarkLove 2
1286      611     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
The DARK SWEET
653      479     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...