Read More >>"> Gareng si Kucing Jalanan (Curhatan Sang Pemilik) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gareng si Kucing Jalanan
MENU
About Us  

Gareng sudah berada di depan kiosnya, ia sedang ingin berjemur di bawah sinar matahari bersama anak-anaknya. Kondisi pasar terlihat lengang untuk hari ini, mungkin jika ia mengantuk pasti akan tidur disitu. Gareng ingin sekali teman-temannya bisa datang berkunjung ke tempatnya, tidak sabar ingin menjelajahi sekitaran pasar ini bersama sahabatnya. Kemarin, ia pulang agak sore saat sekembalinya dari perumahan Snowi, ia melihat Bu Romlah sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Hei, kemana saja kamu. Lama sekali kalo main?" tanya beliau waktu itu.

"Meongggg", Gareng meminta maaf karena sudah meninggalkan anak-anaknya begitu lama.

"Ya sudah, sekarang hari sudah hampir gelap. Ibu mau pulang dulu ya. Ini makananmu sudah kutaruh di dalam kandang".

Akhirnya Bu Romlah pun pulang bersama para pedagang lainnya. Gareng masih merasa senang karena waktunya dihabiskan untuk bermain di area taman. Mungkin jika ia datang di pagi hari pasti tempat itu sangat sejuk. Di lain waktu, ia akan mencobanya untuk datang kesana, siapa tahu dia bisa bertemu dengan Blacky dan juga Snowi. Lagi asyik melamun, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya. Saat ditengok ternyata Rio yang seperti biasa akan memberinya makan. Hari ini Bu Romlah sedang cuti untuk berjualan, dikarenakan ada tetangga yang punya acara dan beliau disuruh untuk membantu memasak. Akhirnya tugas memberi makan diambil alih oleh Rio untuk hari ini.

"Hai, semua. Kalian pasti sudah lapar ya?" tanyanya dengan nada gembira.

"Meeonggg", jawab mereka serempak.

"Baiklah, hari ini aku memasak kalian  yaitu ayam rebus. Pasti tidak pernah mencoba makan ini ya?"

Gareng yang melihat apa yang dibawa oleh pemiliknya pun merasa kaget, tak biasanya orang itu membuat makanan seperti ini. Asal tahu saja, itu adalah makanan favorit Gareng.

"Nah, semoga suka ya", harap Rio sambil meletakkan ayam rebus itu ke dalam wadahnya.

Karena aroma yang begitu menggoda, mereka segera memakan ayam itu dengan rakus. Sampai-sampai anak Gareng berebutan untuk mendapatkan jatah ayam rebus.

"Hei, iya sabar. Pasti kebagian semua, aku memasak dengan jumlah yang banyak. Kalian tidak perlu khawatir!".

Nyatanya walaupun dibilang seperti itu, mereka masih berebut sampai salah satu dari mereka ada yang menangis.

"Hei, anak-anakku, sabarlah. Jangan berebut seperti itu. Lihat adikmu sampai menangis seperti itu!" tegur Gareng.

Akhirnya mereka menurut apa yang telah dikatakan oleh induknya, sehingga mereka makan dengan bergantian.

"Wah akhirnya mereka menurut juga jika ditegur oleh induknya", ucap Rio yang merasa heran.

Hari ini Rio baru kembali dari kampusnya, hanya ada satu mata kuliah dan setelah itu ia bisa pulang. Setelah sampai di rumah, Rio segera menyiapkan ayam untuk direbus. Ide ini tiba-tiba saja muncul saat perjalanan dari kampus ke rumahnya. Ia ingin memberi makanan kepada kucingnya dengan menu yang sehat dan bergizi, akhirnya tercetuslah ide tersebut. Saat perjalanan menuju rumahnya, ia membeli ayam satu kilo yang di jual di pinggir jalan raya. Setelah ia merebus selama beberapa menit, segera ayam itu disuwirnya menjadi lebih kecil dan halus. Rio merasa lega jika mereka suka dengan menu seperti itu. Mungkin lain kali ia akan membuat seperti ini lagi.

Tiba-tiba ia merasa sedih sekali karena batalnya perjanjian yang telah Isma buat kepadanya. Rio tidak habis pikir kenapa gadis itu tega untuk mengingkari janjinya. Akan tetapi ia juga tidak mau berburuk sangka, barangkali memang lagi ada acara mendadak yang mengharuskannya untuk ikut. Sejujurnya Rio merasa ingin bertemu lagi dengannya, tapi karena kekecewaannya ia bingung saat Hari Minggu nanti datang ke taman itu atau tidak.

Di tengah lamunannya, ia merasa kakinya di belai lembut dengan ekor milik Gareng, seakan ia mengetahui jika pemiliknya sedang bersedih hati.

"Meonggg", tanya Gareng yang artinya sedang menanyakan suasana hati sangat pemilik.

"Tidak apa-apa, sepertinya aku sedang bimbang saat ini. Kau tidak perlu khawatir Gareng", bujuk Rio.

"Meeonggg, (aku tidak percaya)".

"Hahaha, kau memang kucing yang mempunyai perasaan Gareng. Tahu saja jika aku sedang tidak baik-baik saja.

"Meeeongg. (Tuh kan aku bilang juga apa) ".

Entah kenapa Gareng merasa bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Rio, seakan akan ikatan yang telah terjalin selama ini membuat Gareng mempunyai kelebihan bisa berbicara satu sama lain.

"Baiklah aku akan bercerita tentang masalahku. Mungkin jika begini beban yang menghimpit akhir-akhir ini bisa berkurang", ucap Rio dengan pasrah.

Ia segera mengambil posisi duduknya agar lebih nyaman dan diikuti Gareng yang bertengger di depannya.

"Begini.... ".

Gareng pun bersiap untuk menyimak setiap curhatan dari Rio, berharap bisa menghibur saat ia bersedih.

"Waktu itu aku pernah bertemu dengan gadis.... ", ucap Rio

"Gadis yang cantik dan juga ramah", lanjutnya.

Disisi lain, Gareng sudah menduga jika masalahnya pasti adalah seorang perempuan. Melihat Rio yang akhir-akhir ini terlihat seperti selalu melamun, Gareng selalu berpikir seperti itu, dan tebakannya tidak melenceng.

"Aku berkenalan dengannya saat aku berada di taman ketika berolahraga".

Gareng mendengar dengan sebelah alisnya yang dinaikkan.

"Sepertinya cerita ini menarik", gumam Gareng.

"Lalu, pada saat itulah aku tiba-tiba bertemu dengan seorang gadis yang kumaksud tadi".

Rio bercerita sambil sesekali tersenyum. Gareng dapat mengartikan jika pemiliknya sekarang mengalami kasmaran seperti anak muda lainnya. Ia penasaran siapa gadis tersebut yang bisa membuat Rio suka.

"Kucingnya yang berwarna putih saat itu sedang mengejar kupu-kupu yang kebetulan berada di sampingku saat aku duduk. Akhirnya ia pun berjalan untuk menghampiri kucingnya. Saat itulah kami berkenalan satu sama lain", kata Rio sambil matanya tampak menerawang.

Gareng merasa familiar dengan cerita Rio, yang ada kucing putih sedang mengejar kupu-kupu apalagi tempatnya yang berada di taman komplek perumahan.

"Jangan-jangan kucing itu adalah Snowi?" batin Gareng sambil menebak-nebak.

"Nah, kami saling bertukar sapa dan saling bercerita. Hingga saat itulah aku merasa tertarik dengannya. Aku juga bingung apa yang membuatku untuk berkenalan dengannya secara mendadak? Mungkin aku sedang bosan saat itu".

Gareng masih menyimak kelanjutan dari cerita Rio sambil menebak-nebak siapa kucing yang sesuai ciri-ciri yang telah disebutkan Rio tadi.

"Oh, ya ngomong ngomong kucingnya juga cantik. Namanya Snowi, dia kucing ras persia berwarna putih. Cocok sekali dengan namanya".

Seakan-akan mendapat jawaban yang tak terduga, Gareng merasa senang jika pemiliknya bisa berkenalan dengan pemilik Snowi. Ternyata apa yang tadi dipikirkan oleh Gareng ternyata benar adanya. Ia merasa pernah mendengar cerita seperti itu, karena saat bermain di taman, Snowi bercerita jika pemiliknya juga berkenalan dengan seorang laki-laki yang baru ditemuinya. Tiba-tiba Gareng merasa gembira sekali.

"Sejujurnya gadis itu ingin melihatmu kesini waktu Hari Minggu kemarin, dan entah kenapa waktu aku menunggunya, ia tidak kunjung datang", ucap Rio sambil menundukkan kepalanya.

"Meeongg. (Dia tidak bisa datang karena ada acara mendadak)", ucap Gareng dengan lantang.

"Entah, aku bingung harus bagaimana? Sepertinya aku tidak akan berkunjung lagi ke taman untuk beberapa minggu ini", gumamnya.

"Meongggggggg. (Hei jangan begitu, kau pasti akan bertemu dengannya lagi)", seru Gareng memberi semangat kepada Rio agar tidak bersedih lagi.

"Ah, sudahlah. Aku tidak apa-apa Gareng. Mungkin kali ini aku akan berolahraga di tempat lain saja. Pasti disana juga tidak kalah mengasyikkan".

"Meeeonggggggg, meeeongggg. (Kau jangan cepat menyerah seperti itu! Tetap datanglah ke taman itu lagi!) ", bujuk Gareng.

"Ah aku hampir lupa, jika sekarang ada janji dengan temanku untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Kalau begitu aku pamit dulu ya Gareng", pamit Rio sambil mengenakan kembali jaketnya dan segera berjalan ke arah parkiran motor.

Gareng hanya bisa menatap kepergian Rio, disisi lain ia merasa senang jika pemiliknya sudah berkenalan dengan Snowi dan juga pemiliknya. Gareng memutar otak agar mereka bisa bertemu dan bisa menyelesaikan masalah saat ini. Sekarang, ia berharap agar bisa bertemu dengan sahabatnya yaitu Snowi. Ia tidak sabar untuk menceritakan semuanya dari awal dan membahas langkah selanjutnya untuk kebaikan pemiliknya. Namun, disaat mempunyai rencana untuk datang ke rumah sahabatnya, tiba-tiba anaknya terbangun dan mencari susu. Si Gareng segera menghampiri dan menyusuinya terlebih dahulu. Ia berharap rencana kali ini akan berhasil.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dessert
895      461     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
IDENTITAS
658      441     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Praha
264      159     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
Premium
RESTART [21+]
5101      2225     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
Mendadak Halal
6025      1831     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
216      175     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Mungil, Kucing Kecil Kesayangan
75      68     0     
True Story
Menceritakan pengalaman Nisa merawat kucing-kucingnya yang menggemaskan. Dari disitulah ia belajar apa arti dari kasih sayang dan pengorbanan terhadap hewan kesayangannya. Novel ini saya buat untuk mengenang anak kucing saya yang telah tiada bernama Mungil. Terima Kasih Mungil telah hadir di keluarga kecil kami.
My Doctor My Soulmate
63      57     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Cute Monster
621      346     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Kepak Sayap yang Hilang
68      64     0     
Short Story
Noe, seorang mahasiswa Sastra Jepang mengagalkan impiannya untuk pergi ke Jepang. Dia tidak dapat meninggalkan adik kembarnya diasuh sendirian oleh neneknya yang sudah renta. Namun, keikhlasan Noe digantikan dengan hal lebih besar yang terjadi pada hidupnya.