Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gareng si Kucing Jalanan
MENU
About Us  

Setelah meninggalkan taman, Rio bergegas menuju pasar untuk langsung menuju kios karena ingin melihat kondisi dari kucing jalanan. Ia masih belum kenal dekat dengan mereka berempat, Maka dari itu untuk hari ini ia sempatkan untuk berkenalan dan membentuk sebuah ikatan. Karena saat ini ia hanya berjalan kaki, jadi butuh waktu lama untuk sampai di tujuan. Hari libur seperti ini, jalanan lumayan sepi jadi tidak perlu khawatir terkena asap kendaraan disaat ia akan menyeberang. Rio melihat jam tangannya, jam menunjukkan pukul 07:00 pagi. Akhirnya ia telah sampai di depan pasar, tampak sepi kali ini. Rio berjalan menuju kios milik ibunya dan langsung menemukan si induk yang sedang menyusui anak-anaknya.

"Hai, apa kabar?" sapa Rio dengan hangat.

Si induk yang sedang berbaring langsung terbangun begitu ada yang menyapanya. Setelah melihat tamu yang datang, ia menyadari ternyata adalah anak lelaki dari si ibu pedagang yang datang berkunjung.

"Meoonggg", sapa balik si induk.

"Bagaimana kau suka tidak dengan rumahmu yang baru? Oh iya kita belum berkenalan kan. Namaku Rio", ucap Rio sambil membuka pintu kandang agar lebih leluasa untuk melihat mereka.

"Meeongg".

"Kau sudah makan hari ini? Jangan khawatir aku membawa ikan kesukaanmu", kata Rio sambil membuka kantong kresek berisi ikan nila yang baru dibelinya di warung terdekat.

Si induk merasa senang setelah melihat isi dari kresek tersebut, Rio langsung mengambil wadah untuk meletakkan ikan tersebut agar mudah dimakan oleh mereka. Seperti biasa tanpa perlu pikir panjang, ia mencomot daging ikan yang masih hangat. Karena ada aroma yang menggoda di sekitarnya, lantas anak-anak dari si induk pun terbangun dan ikut makan bersama.

"Ternyata anak-anakmu sudah bisa makan ikan ya. Kalau begitu lain kali aku akan membawa ikan yang banyak agar tidak rebutan seperti ini".

Rio mengambil kursi untuk diletakkan di depan kandang agar bisa melihat tingkah laku dari si anak kucing yang menggemaskan. Sesekali ia mengelus bahkan menggendong bergantian satu per satu. Merasa Rio adalah orang yang baik, si induk tidak keberatan jika anaknya tiba-tiba digendong.

"Karena kau belum dikasih nama, bagaimana kalo aku yang memberi nama untukmu. Kira kira nama apa yang cocok untukmu", ucap Rio sambil berpikir sejenak.

Ia masih menimang-nimang nama apa yang pantas untuk si induk terlebih dahulu. Rio suka sekali memberi nama pada kucing, waktu kecil ketika sedang berjalan dan tidak sengaja berpapasan dengan kucing lucu, ia selalu tak segan memberi nama kepada kucing itu. Kebiasaan seperti ini masih dibawa hingga ia sudah besar.

"Bagaimana kalau kuberi nama kau.... Gareng!" usul Rio sambil bersemangat.

"Biar tidak bingung jika aku atau ibuku saat memanggilmu. Nama yang cocok bukan?"

"Meongggg", jawab si induk yang rupanya setuju dengan pemberian nama tersebut.

"Baiklah mulai sekarang akan kupanggil kau dengan sebutan Gareng, hehehe nama yang lucu".

Sehari Rio habiskan untuk bercengkerama dengan mereka. Ternyata asyik juga bisa menghilangkan penat yang selalu hinggap di dirinya. Ia tidak merasa suntuk lagi ketika hari libur, biasanya ia bingung aktivitas apa yang digunakan disaat libur kuliah. Karena saat ini ia mempunyai kucing lucu, ia akan mengunjungi sesering mungkin untuk menghabiskan waktu bersama.

"Nak, kok tumben kamu disini. Bukannya ibumu libur ya?" tanya seorang lelaki yang sudah berumur setengah abad.

"Eh Pak Gunawan, iya Pak hari ini sedang libur", sapa Rio sambil berjalan menuju orang tersebut untuk bersalaman. Pak Gunawan adalah langganan ibu Rio ketika membeli bawang, biasanya ia mengantarkan istrinya untuk pergi berbelanja, makanya istri dan ibu Rio menjadi akrab.

"Lah terus, kalo ibumu libur, kenapa kamu disini?", tanya Pak Gunawan yang penasaran.

"Ini Pak, Rio lagi nemenin kucing yang tinggal disini".

Mendengar perkataan seperti itu, beliau langsung memandang kandang yang terletak di pojok kios tersebut, lalu beliau menghampiri benda tersebut dan melihat isi di dalamnya.

"Oh iya aku hampir lupa. Kucing ini kan yang selalu menemani ibumu disaat berjualan. Ketika aku sedang mengantarkan istriku berbelanja disini, selalu saja bertemu dengan kucing liar itu", jelas Pak Gunawan.

"Bapak kesini perlu apa?" tanya Rio.

"Oh, kebetulan aku sedang mencari ikan koki di pasar. Terus saat aku melewati jalan ini kok ada kamu yang berada di kios ini. Kupikir ibumu tidak libur".

Rio yang mendengarkan penjelasan dari beliau hanya tertawa halus.

"Hahaha, enggak Pak. Rio hanya mampir saja".

"Ngomong-ngomong kamu sudah semester berapa Nak?"

"Rio sudah semester 4, Pak".

"Wah, nggak kerasa ya. Anakku masih kelas dua SMA. Mungkin kau bisa berkenalan dengannya", tawar Pak Gunawan.

Rio hanya bisa menjawab dengan terbata-bata karena mendengar dari pernyataan beliau yang mendadak.

"Wah Pak. Saya belum bertemu dengan anak bapak, mana mungkin aku bisa berkenalan dengannya".

Pak Gunawan hanya tersenyum simpul, beliau merasa cocok dengan Rio disaat pertemuan pertamanya dulu. Waktu itu, pernah Rio yang sedang berjualan untuk menggantikan ibunya yang sakit, disaat itu datang Pak Gunawan dan istrinya mampir untuk membeli bawang, mereka melihat Rio yang menyambi pekerjaannya dengan membaca buku. Dari situlah beliau menilai Rio adalah seorang lelaki yang tekun dan suka membantu orang tuanya. Sifatnya yang baik dan sopan membuat Pak Gunawan semakin respek kepadanya.

"Ya, makanya itu kapan-kapan kau mampir ke rumahku. Nanti akan kuberikan alamatku kepadamu. Ya sudah sampai jumpa", pamit Pak Gunawan sambil membalikkan badannya.

"I-i ya Pak. Hati hati", ucap Rio.

Ia kaget ketika mendengar ajakan dari beliau yang tiba-tiba saja memintanya untuk datang ke rumahnya. Kalau dipikir-pikir beliau memang orang yang ramah dan tidak pernah memandang sebelah mata kepada anak muda sepertinya. Rio juga menaruh rasa hormat kepadanya. Namun, walaupun sudah berkenalan lama, ia tidak pernah sekalipun tahu dimana letak rumah Pak Gunawan, apalagi untuk berkenalan dengan anaknya. Yang ia tahu, beliau memang mempunyai seorang anak cewek yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Rio tak habis pikir sudah sehari ini ia bertemu dengan macam-macam orang yang selalu membuatnya terkejut. Tapi, Rio tidak melupakan pertemuan pertamanya dengan gadis yang bernama Isma. Ia berharap agar terus bisa bertemu dengannya sesering mungkin. Entahlah, namanya anak muda selalu merasakan hal yang namanya jatuh cinta bukan?

Tidak terasa hari sudah sore, langit berwarna jingga kemerahan yang membuat indah di langit senja. Rio segera bergegas pulang kerumah setelah menyelimuti kucing-kucing itu agar tidur nyenyak dan mengucapkan pamit kepada mereka. Lalu ia meninggalkan kios itu dengan berjalan kaki kembali.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • antonvw

    Menurut saran saya, kalau ditambahkan kucing berburu tikus akan lebih alami.

    Comment on chapter Perpisahan yang Menyakitkan
Similar Tags
I'il Find You, LOVE
6110      1672     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Bittersweet My Betty La Fea
4497      1457     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Wannable's Dream
40067      5944     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Kita
692      453     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Sherwin
371      250     2     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
Forbidden Love
9842      2092     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
Bukan kepribadian ganda
9441      1830     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
RUANGKASA
41      37     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Ratu Blunder
31      25     2     
Humor
Lala bercita-cita menjadi influencer kecantikan terkenal. Namun, segalanya selalu berjalan tidak mulus. Videonya dipenuhi insiden konyol yang di luar dugaan malah mendulang ketenaran-membuatnya dijuluki "Ratu Blunder." Kini ia harus memilih: terus gagal mengejar mimpinya... atau menerima kenyataan bahwa dirinya adalah meme berjalan?
Sisi Lain Tentang Cinta
781      438     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.