Read More >>"> Salted Caramel Machiato (Serba Salah ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

"Tri?" Dion menunjuk Thalita, bertanya memastikan.

 

Thalita tersenyum manis, "Iya, aku Tri alias Thalita." Lalu dia mengulurkan tangan, "namaku Thalita Triyanti, teman-teman lebih mengenalku dengan Thalita. Anak-anak itu lebih suka memanggil namaku Tri, karena lebih mudah," katanya menjelaskan. Senyumnya masih merekah. Dion mengangguk, akhirnya mengerti mengapa Thalita adalah Tri.

 

"Kalian sudah saling mengenal?" Davina menunjuk Thalita dan Dion, ekspresinya keheranan.

 

Thalita mengangguk, "Baru beberapa waktu yang lalu, masih dalam hitungan jam."

 

"Trus anak-anak itu siapa?" Davina menuntut penjelasan, dia tidak rela kalau ada sesuatu yang tidak dia ketahui tentang mereka berdua. Apalagi ini menyangkut Dion.

Davina merasa hubungan pertemanan mereka sudah sangat dekat. Ternyata banyak hal yang tidak dia ketahui tentang Dion.

 

"Oh itu..." Thalita ragu-ragu untuk meneruskan, tatapan matanya diarahkan kepada Dion seolah meminta persetujuan, apakah dia boleh bercerita. Thalita merasa Dion belum menceritakan tentang kegiatannya mengajar di panti.

 

Sekian detik yang ada hanya diam, Dion tidak menyambut pertanyaan Davina untuk menjelaskan semuanya. Thalita semakin ragu untuk bicara.

 

"Aku sekarang mengajar di panti, sebagai relawan. Thalita juga ternyata mengajar di situ. Kami kemarin bertemu tanpa sengaja." Akhirnya Dion memberikan penjelasan, dia tidak mungkin lagi menyimpan cerita itu dari Davina.

 

"Kok selama ini kamu nggak pernah cerita?" Davina protes, wajahnya cemberut.

 

"Aku merasa nggak perlu menceritakannya padamu." Dion menatap lurus mata Davina. Sebagai teman yang sudah sangat mengenal ekspresi Dion, Davina mengerti itu adalah isyarat untuk Davina tidak boleh bertanya lagi. Semuanya sudah selesai.

 

Thalita merasa serba salah, dia tidak terlalu mengenal Davina dan Dion. Seperti ada ketegangan diantara mereka berdua. Thalita berdehem untuk mencairkan suasana.

 

"Emm, dari satu bulan yang lalu aku sering melihat kamu lewat taman kampus. Aku minta tolong Davina untuk mengenalkan aku ke kamu." Thalita memberanikan diri bicara.

 

Sebenarnya dia malu untuk menceritakan pada Dion secara terang-terangan, bahwa dia tertarik dengan Dion. Namun, saat ini hal itu adalah yang paling memungkinkan untuk dikatakan demi mencairkan keadaan yang terasa menegangkan di warung pecel yang sempit ini. Udara yang panas jadi semakin terasa panas.

 

Dion hanya tersenyum simpul, dia sudah terbiasa dengan kisah perempuan-perempuan yang tertarik padanya. Thalita menunggu reaksi Dion atau apa pun yang keluar dari mulut laki-laki ini. Hanya senyum singkat yang dia dapatkan.

 

Oh, malunya aku... andaikan aku tahu kalau ternyata laki-laki ini pelit bicara, mungkin aku lebih baik diam.

 

"Dion memang orangnya begitu, Lita. Pelit bicara!"

 

"Kemarin waktu ketemu di panti nggak kok," sanggahnya.

 

"Dion itu ramah dan baik tapi yang keluar dari mulutnya cuma satu dua kata. Kalau kemarin dia beda, mungkin pas kemasukan jin baik. Ya 'kan?" Davina menunjuk Dion dengan garpu yang berada di tangannya.

 

"Kalau ketemu kamu, jin baiknya suka males datang." Dion menjawab tak mau kalah.

 

"Jin nya takut kalah kharisma sama aku...tau nggak!"

 

Dion mengangguk, "Terserah kamu lah Vin, asalkan kamu bahagia." Dion menjawab datar. Dia malas bersahut-sahutan dengan Davina, lebih baik mengalah saja. Davina tertawa bahagia, merasa memenangkan satu babak pertempuran.

 

***

 

"Len, nanti malam kamu ke kantor Mama. Ada yang mau Mama bicarakan." Suara mama terdengar tegas di ujung sana. Seperti biasa isi telepon mama lebih sering adalah perintah. Helene tidak perlu menjawab.

 

Malam ini Helene berada di sini, duduk di sudut sambil terkantuk-kantuk. Mamanya yang gila kerja sedang menerima tamu. Helene tidak tahu siapa tamu yang berada di ruangan mama, seingat Helene sudah hampir dua jam dia menunggu dan tamu itu sudah sedari tadi berada di ruangan mama sebelum kedatangannya.

 

Helene sudah nyaris undur diri, dia ingin beristirahat di apartemennya. Baru saja dia mengetik pesan di ponsel untuk pamit, terdengar suara orang bercakap-cakap di dekat pintu ruangan mama. Dua orang laki-laki dan mama muncul, pandangan mereka ke arah Helene yang langsung berdiri dan menganggukkan kepala sambil tersenyum. Dia memberi salam. Helene mengenal salah satu tamu mama.

 

"Apa kabar Len?" Om Anggoro datang mendekat, menepuk punggung Helene. Om Anggoro adalah teman akrab orang tuanya. Beberapa kali Om Anggoro datang ke rumah.

 

"Baik Om, sehat." Helene menjawab singkat, dia ingin menyudahi basa-basi ini. Tapi sepertinya Om Anggoro masih ingin berlama-lama berbicara dengan Helene.

 

"Masih bekerja di perusahaan makanan?" Helene mengangguk.

 

"Kenapa kamu tidak bekerja di perusahaan mama kamu, bantu-bantu lah di sini." Om Anggoro melirik mamanya. Helene mulai merasa sebal. Andaikan dia tahu harus ada pembicaraan seperti ini, lebih baik dia tidak datang meskipun harus menanggung resiko mendengar amukan mama.

 

"Duh, kamu kayak tidak tahu anak muda jaman sekarang. Mana bisa diatur kayak jaman kita dulu. Anak muda jaman sekarang punya keinginannya sendiri. Saya sudah capek bicara sama anak keras kepala ini. Tapi dia tidak mau dengar." Mama seperti menumpahkan semua unek-uneknya kepada Om Anggoro.

 

"Saya belum merasa mampu Om, masih harus banyak belajar." Helene menjawab kalem.

 

"Ah, kamu itu terlalu merendah. Perempuan sepintar kamu pasti cepat beradaptasi lah." Om Anggoro tertawa, matanya menyipit kalau tertawa.

Helene memilih untuk diam, sepertinya semakin dijawab akan semakin panjang pembicaraan basa-basa ini.

 

Rupanya Om Anggoro mengerti bahwa Helene ingin menyudahi pembicaraan.

 

"Wah, Om sudah membuat kamu menunggu lama ya...Om pulang dulu." Om Anggoro pamit. Helene bisa bernapas lega.

 

***

 

"Mama membutuhkan bantuan kamu untuk acara yang akan mama selenggarakan di panti asuhan. Mama dan teman-teman mama ingin menyumbang ke panti asuhan. Nanti detailnya kamu bisa tanya ke sekertaris mama."

 

"Ma, akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan pekerjaanku. Mama kan punya banyak karyawan yang bisa mama suruh untuk menangani acara kayak gini. Teman-teman Mama pasti juga punya banyak kenalan yang bisa ngurusin." Helene menegakkan duduknya, dia bersiap untuk beradu argumen dengan mama.

 

Apa-apaan sih segala urusan seperti ini diserahkan kepadanya.

 

"Len, ini Mama dan teman-teman arisan yang punya acara. Nggak ada hubungannya sama perusahaan. Mama sudah bilang ke teman-teman kalau kamu bisa."

 

Helene memberanikan diri melawan, dia nggak suka cara mama yang langsung mengambil keputusan tanpa bertanya padanya.

 

"Harusnya Mama tanya dulu ke aku. Mama kan bisa pakai Event Organizer, mereka lebih profesional bikin acara kayak gini." Helene tetap menolak. Mama menatapnya tajam, tidak suka dibantah.

 

"Mama nggak mau tahu bagaimana caranya, kamu harus ikut bantu! Berapapun biayanya akan mama berikan." Mama membalikkan badan lalu keluar dari ruangan. Tinggal lah Helene yang duduk termangu di ruangan mama. Hatinya merasa sakit, dia tidak suka cara mama memperlakukan dirinya seperti ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret World
3252      1112     6     
Romance
Rain's Town Academy. Sebuah sekolah di kawasan Rain's Town kota yang tak begitu dikenal. Hanya beberapa penduduk lokal, dan sedikit pindahan dari luar kota yang mau bersekolah disana. Membosankan. Tidak menarik. Dan beberapa pembullyan muncul disekolah yang tak begitu digemari. Hanya ada hela nafas, dan kehidupan monoton para siswa kota hujan. Namun bagaimana jika keadaan itu berputar denga...
Khalisya (Matahari Sejati)
2525      856     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
Rasa Itu
681      499     0     
Short Story
Musyaffa
108      92     0     
Romance
Ya, nama pemuda itu bernama Argya Musyaffa. Semenjak kecil, ia memiliki cita-cita ingin menjadi seorang manga artist profesional dan ingin mewujudkannya walau profesi yang ditekuninya itu terbilang sangat susah, terbilang dari kata cukup. Ia bekerja paruh waktu menjadi penjaga warnet di sebuah warnet di kotanya. Acap kali diejek oleh keluarganya sendiri namun diam-diam mencoba melamar pekerjaan s...
BALTIC (Lost in Adventure)
4236      1416     9     
Romance
Traveling ke Eropa bagian Barat? Itu bukan lagi keinginan Sava yang belum terwujud. Mendapatkan beasiswa dan berhasil kuliah master di London? Itu keinginan Sava yang sudah menjadi kenyataan. Memiliki keluarga yang sangat menyanyanginya? Jangan ditanya, dia sudah dapatkan itu sejak kecil. Di usianya ke 25 tahun, ada dua keinginannya yang belum terkabul. 1. Menjelajah negara - negara Balti...
Kesempatan
18188      2907     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?
Love Rain
19031      2584     4     
Romance
Selama menjadi karyawati di toko CD sekitar Myeong-dong, hanya ada satu hal yang tak Han Yuna suka: bila sedang hujan. Berkat hujan, pekerjaannya yang bisa dilakukan hanya sekejap saja, dapat menjadi berkali-kali lipat. Seperti menyusun kembali CD yang telah diletak ke sembarang tempat oleh para pengunjung dadakan, atau mengepel lantai setiap kali jejak basah itu muncul dalam waktu berdekatan. ...
Si Mungil I Love You
568      334     2     
Humor
Decha gadis mungil yang terlahir sebagai anak tunggal. Ia selalu bermain dengan kakak beradik, tetangganya-Kak Chaka dan Choki-yang memiliki dua perbedaan, pertama, usia Kak Chaka terpaut tujuh tahun dengan Decha, sementara Choki sebayanya; kedua, dari cara memperlakukan Decha, Kak Chaka sangat baik, sementara Choki, entah kenapa lelaki itu selalu menyebalkan. "Impianku sangat sederhana, ...
Premium
GUGUR
3852      1787     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Mencari Virgo
458      319     2     
Short Story
Tentang zodiak, tentang cinta yang hilang, tentang seseorang yang ternyata tidak bisa untuk digapai.