Read More >>"> Salted Caramel Machiato (Helene Effect) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Didera rasa penasaran, Helene berbalik, memutar tubuhnya.

 

"Apa kabar?"

 

"Baik, kamu..." Helene tak mampu meneruskan perkataannya, dia terlalu terkejut. Siapa yang menyangka laki-laki gondrong ini yang memanggil dirinya.

 

"Kenalkan, namaku Dionisius... kamu bisa memanggilku Dion." Laki-laki itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

Helene menyambut uluran tangan Dion dan menjabatnya dengan mantap.

 

"Helene." Dia menyahut.

 

"Aku tahu, tadi aku memanggil namamu."

 

"Oh, iya...bodohnya aku!" Helene mengumpat pelan, merasa malu. Di depan laki-laki ini dia seolah kehabisan kata. Dion hanya tersenyum mendengar Helene memaki dirinya sendiri.

 

"Boleh aku meminta nomer ponselmu?" Dion bertanya dengan nada gugup. Baru kali ini dia terburu-buru mendatangi perempuan untuk meminta nomer ponsel. Bukan kebiasaannya seperti ini.

 

Helene menyebutkan nomer ponselnya. Entah mengapa dia rela memberikan nomer ponselnya kepada laki-laki ini, laki-laki yang baru dia kenal. Ini bukanlah kebiasaan Helene. Dia adalah perempuan yang sangat berhati-hati memberikan sesuatu yang bersifat pribadi kepada orang lain.

 

"Selama ini aku menunggu kedatangan mu." Dion berkata, matanya tak lepas menatap Helene.

 

"Besok aku akan datang." Helene mengucapkan janji. Terlalu cepat dia mengatakan kalimat itu. Laki-laki ini punya ilmu apa sih bisa membuatku begini?Aku seperti tersihir olehnya.

 

"Aku akan menunggumu... maaf aku nggak bisa berlama-lama." Dion mengarahkan ibu jarinya ke arah kafe. Helene mengangguk, dia mengerti bahwa Dion harus kembali ke dalam untuk bekerja.

 

***

 

"Kamu sempat ketemu dia?" Davina langsung menyerbu Dion dengan pertanyaan begitu melihat kedatangan Dion, dan demi melihat senyumnya yang lebar.

 

Hebat juga efek perempuan itu bagi Dion. Mungkin ini yang dinamakan Helene effect.

Dion hanya mengangguk, mengambil gitar dan duduk di singgasananya bersiap memulai pekerjaan hingga satu jam ke depan.

 

"Haruskah kali ini kita menyanyikan lagu dengan tema jatuh cinta?" Davina bertanya sambil menyikut bahu Dion.

 

"Apaan sih, Vin?" Dion melirik Davina sambil tersenyum simpul.

Lalu mengalun lah lagu Perfect milik Ed Sheeran dari bibir Dion. Kali ini dia meminta untuk menyanyikannya. Davina berpikir, ini adalah Helene effect yang kedua. Sungguh dahsyat pengaruhnya bagi Dion.

 

I found a love for me

Darling just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl

Beautiful and sweet

I never knew you were the someone waiting for me

 

***

 

Helene sedang duduk di coffee shop dekat kantor. Dia sengaja datang lebih pagi agar masih bisa mampir dan duduk sedikit lama menikmati kopi pagi dan setangkup roti. Hari ini Helene sedang malas minum kopi di dalam bilik kerjanya seperti kebiasaannya setiap pagi.

 

Baru saja dia menyeruput secangkir espresso, ponselnya berdering mengganggu. Tertulis Nyonya Besar di layar ponselnya. Hmm, mama menelpon. Pasti ingin menanyakan soal kencan dengan Aidan.

 

Terus terang Helene nyaris melupakan soal kencannya dengan Aidan. Dia terbuai dengan seorang Dionisius. Padahal tidak ada yang istimewa, hanya perkenalan biasa, yang membuat Helene tak bisa lupa saat Dion bilang kalau selama ini dia menunggu Helene. Kejujuran itu yang membuat Helene merasakan debaran halus di dada. Hingga pagi ini kalau mengingat itu debaran halus itu selalu hadir.

 

Helene merasa mama akan merusak paginya. Dia malas untuk menerima telepon dari mama, tapi Helene tak mungkin mengabaikan, ponsel itu akan terus berdering seolah-olah berteriak padanya.

"Pagi, Ma!" Helene menyapa dengan suara datar, tidak ada kehangatan di sana.

 

"Bagaimana pertemuan mu dengan Aidan?" Mama terlalu to the point, tidak ada basa-basi atau kalimat awal sapaan selamat pagi atau menanyakan kabar anak gadisnya. Mama hanya bisa berbasa-basi dengan rekan bisnisnya, dengan Helene mama seperti bicara kepada bawahan.

 

"Begitu lah!" Helene menjawab singkat.

 

"Mama tidak mengerti dengan maksud kalimat begitu lah!" Terdengar nada suara mama tegas.

 

Helene mulai menghitung di dalam hati, sebentar lagi mama akan mulai meradang dan memarahinya habis-habisan. Helene sudah sangat hapal urutannya.

"Tak bisakah kamu membuka hatimu?Laki-laki yang Mama pilih untuk kamu semua berkualitas. Tak bisakah kamu mengerti bahwa mama menginginkan yang terbaik untukmu?"

 

Helene tidak menyangka kalau suara mama menjadi melunak dan terdengar lelah. Mungkin mama sudah kehabisan akal menghadapi Helene.

Helene hanya diam, pertanyaan mama tidak membutuhkan jawaban. Sebenarnya itu bukanlah pertanyaan tetapi lebih kepada permintaan agar Helene menerima laki-laki yang disodorkan mama. Semua laki-laki itu sudah diuji coba dan dianggap layak bersanding dengan Helene.

 

Uh, nggak sudi! Itu kan menurut Mama bukan menurut aku!

Namun, Helene memilih diam. Dia enggan untuk berdebat. Dia tidak mau paginya semakin rusak karena harus berdebat dengan mama dan pasti perdebatan itu tidak akan mungkin dia menangkan. Akhirnya mama menutup pembicaraan dengan hembusan napas panjang.

 

Sebenarnya bukan pembicaraan, ini lebih mirip monolog. Mama ngomong sendiri dan Helene diam seribu bahasa.

Setelah memasukkan ponsel ke dalam tas, Helene melihat jam tangan. Masih ada waktu lima belas menit. Helene segera menandaskan kopi, setangkup roti akhirnya harus dimakan di dalam kubikel. Mama memang paling tahu cara membuat orang merasa buruk dan sial.

 

***

 

"Psssttt!" Ninit memanggil Helene.

 

"Hmm."

 

"Kebiasaan banget sih kalau jawab hmm..." Ninit mulai merepet.

 

"Lagian manggil pakai psssttt... apaan, tuh!" Helene nggak mau kalah, tetapi matanya menatap layar laptop.

 

"Ya, kan kamu tau lah itu artinya aku manggil kamu." Ninit meneruskan repetannya.

 

"Bu Ninit, saya punya nama... Helene. Nama itu bikinnya pakai selametan, pakai bubur merah putih." Helene menjawab semakin nggak mau kalah. Akibat kejengkelannya dengan mama pagi ini, dia lampiaskan ke Ninit. Waktunya sangat pas pula.

 

"Kamu ngeselin banget sih! Iya iya, Helene..." Bibir Ninit mengerucut, persis kayak ikan cucut. Helene merasa bahagia bisa memenangkan perdebatannya dengan Ninit.

 

"Kenapa?" Helene mendongak, matanya melihat Ninit yang masih mengerucutkan bibir.

 

"Nanti malam, pulang kantor nongkrong di kafe Mas gondrong, yuk!" ajak Ninit. Dia tersenyum malu-malu.

Helene ingat janjinya untuk datang menemui Dion alias mas gondrong malam ini, tapi mana seru kalau bareng Ninit. Mati aku! Harus cari alasan yang tepat.

 

Helene berpikir cepat, bagaimana caranya menolak Ninit.

"Aku nggak bisa, malam ini mama mau datang ke apartemen." Semoga di wajahnya tidak terbaca kalau dia berdusta.

"Oh... aku ajak yang lain, deh! Mungkin Lusi atau Ribka mau?" Di wajah Ninit jelas terpancar kekecewaan. Bagi Ninit acara nongkrong tanpa Helene itu rasanya beda, nggak enak.

Duh, bagaimana ini! Helene berteriak di dalam hati. Dia mulai gelisah. Dia harus bisa membujuk Ninit untuk membatalkan keinginannya untuk nongkrong di kafe itu. Helene tidak mau kepergok sedang ngobrol dengan Dion.

 

??

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ineffable class
373      241     12     
Mystery
Seluruh penghuni kelas XII IPS E rata-rata tidak waras. Di mana ketua bucin menjadi wakil ketua dan ketua kelas sendiri adalah musuhnya guru BK. Dari 15 siswa separuhnya kerapkali hilang saat jam pelajaran, 5 lainnya tidur, sisanya pura-pura menyimak guru. 15 kepribadian berbeda yang jarang akur ini, harus bersatu mencari wali kelas dikabarkan menghilang selama seminggu. Gawatnya, tuduhan tidak...
My Andrean
10080      1756     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Kuburan Au
751      495     3     
Short Story
Au, perempuan perpaduan unik dan aneh menurut Panji. Panji suka.
Peri Untuk Ale
4252      2026     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
KSATRIA DAN PERI BIRU
141      118     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Peran Pengganti; Lintang Bumi
1206      570     10     
Romance
Sudah banyak cerita perjodohan di dunia ini. Ada sebagian yang akhirnya saling jatuh cinta, sebagian lagi berpisah dengan alasan tidak adanya cinta yang tumbuh di antara mereka. Begitu juga dengan Achala Annandhita, dijodohkan dengan Jibran Lintang Darmawan, seorang pria yang hanya menganggap pernikahannya sebagai peran pengganti. Dikhianati secara terang-terangan, dipaksa menandatangani su...
Antropolovegi
102      92     0     
Romance
"Ada satu hubungan yang lebih indah dari hubungan sepasang Kekasih Kak, Hubungan itu bernama Kerabat. Tapi kak, boleh aku tetap menaruh hati walau tau akhirnya akan sakit hati?" -Dahayu Jagat Raya. __________________________ Sebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang...
SERENITY
49      49     1     
Romance
Tahun ini adalah kesempatan terakhir Hera yang berusia 20 tahun untuk ikut Ujian Nasional. Meskipun guru konselingnya mempertemukannya dengan seorang tutor, namun gadis ini menolak mentah-mentah. Untuk apa? Ia pun tidak memiliki gairah dan tujuan hidup. Sampai akhirnya ia bertemu Daniel, seorang pemuda yang ia selamatkan setelah terjadi tawuran dengan sekolah lain. Daniellah yang membuat Hera me...
Sweetest Thing
1902      1008     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Senja Belum Berlalu
3717      1330     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...