Sekitar satu bulan lagi, Joanne akan segera memasuki kerasnya dunia perkuliahan. Setelah lama memilih, akhirnya ia mencari universitas yang paling dekat dengan tempat tinggalnya saat ini. Tapi, jarak terdekat pun harus ditempuh dengan berganti bus sekitar dua kali.
Joanne menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Sudah 1 minggu ia tak bermimpi apa-apa, sudah 1 minggu pula ia tak melihat mobil hitam itu singgah di sekitaran rumahnya.
Setelah mendapati dirinya terus berada pada lingkaran aneh mimpi, memo-memo yang sengaja ia tulis setelah bangun malah terasa aneh. Seolah tidak nyata, hanya potongan-potongan beberapa mimpi saja yang ia ingat dengan jelas. Selebihnya, ia tak begitu yakin apakah jalan ceritanya benar seperti itu atau tidak
Joanne bernapas teratur, membuatnya tertidur lelap setelah memejamkan mata
-
Di saat dirinya kembali pada kenyataan bahwa mimpi itu tidak ada, Joanne akan berdiri di sana lagi. Di antara orang-orang tidur yang sibuk memasuki ruangan mereka masing-masing.
Joanne penasaran apa yang akan terjadi kalau ia masuk ke dalam mimpinya. Apakah ia akan sama seperti Yuri yang bisa mengendalikan mimpi. Atau ia akan sama seperti Edna yang membiarkan tubuhnya perlahan-lahan dimakan oleh mimpi negatif
Di antara pikiran-pikirannya yang kacau, ia mendengar suara erangan yang cukup keras. Tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat Bambi yang sedang berusaha melompat diantara salah satu bintang yang bingung
Bintang itu sudah bangun dan akan kembali, Tapi Bambi mencoba menahannya dengan sebuah jaring besar di tangan kanannya. Sehingga bintang itu terus-terusan meronta setelah tubuhnya terjebak di antara jaring
Tak jauh dari sana, Joanne juga melihat lelaki berambut gandum emas berdiri di seberangnya. Lelaki itu mengumbar senyum di wajahnya.
Joanne yang melihat lelaki itu secara langsung teringat dengan kejadian Edna, pembahasan tentang diagram di atas kepala orang-orang. Karena itu, ia berusaha mengelabui Bambi dan bergerak diam-diam mendekati lelaki itu
Joanne menutup matanya lalu bergerak dengan kaku, kakinya dilangkahkan satu persatu seperti robot. Tubuhnya kemudian menepi lebih dekat di antara pintu.
Joanne hampir saja menabrak seorang gadis berpiyama pink yang masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengelak dengan cepat.
Kakinya semakin bergerak dengan cepat, Joanne melirik sedikit dari sudut matanya dan mendapatkan dirinya lebih dekat dengan Bambi.
Bambi mulai menarik jaringnya, tangannya mengulur terlihat mengeluarkan bintang dalam jaring. Bintang tersebut bergetar ketakutan, tubuhnya mulai berpendar kebiruan, serbuk-serbuk berwarna emas mulai luruh dari tubuhnya.
Melihat serbuk itu mulai keluar, Bambi mulai mendonggak, ia meletakkan bintang ke mulutnya.
“Ahh! Jangan makan makhluk imut itu!” Joanne berteriak
Sekelilingnya seolah berhenti bergerak. Bambi langsung melotot tajam ke arah Joanne
Mampus aku! Ujarnya dalam hati. Joanne segera menutup mulutnya dan berpura-pura tertidur lagi. Ia mempercepat gerakannya. Kakinya berjalan cepat hampir berlari
Lelaki berambut gandum itu keteteran nampaknya, ia segera menghampiri Joanne
-
Setelah seharian terik matahari menyengatnya di proyek pembangunan kantor baru mereka, Jun akhirnya pulang dengan tubuh penuh keringat
Ia segera mandi, lalu menyandarkan tubuhnya di antara sofa. Ia langsung tertidur setelah meletakkan kepalanya ke dudukan sofa
Mimpi itu kembali lagi, sesuai dengan dugaan Jun hari itu akan tiba lagi. Ia melihat ruangan bertuliskan namanya berada di depan. Cahaya kuning dari papan itu berpendar terang.
Ia muak dengan mimpinya sendiri, ia bertekad untuk tidak pernah masuk ke sana bagaimanapun kepepetnya. Karena itu, Jun melangkah lebih jauh lagi dari sana. Setelah melangkah beberapa menit, ia menemukan Bambi berada di sana. Bambi terlihat sibuk berkutat lagi dengan bintang.
Di hari pertama ia bertemu Bombi dan Bambi, mereka berdua juga sibuk memeras serbuk dari bintang. Karena hal itu, ia hampir tertangkap basah sebagai pemimpi sadar dan pada akhirnya membuat Jun masuk ke dalam ruangannya sendiri
Jun menggeleng kuat, kemudian menatap Bambi lagi. Hari ini, ia berharap akan bertemu dengan gadis itu. Kalau tidak, maka ia akan pergi ke lubang depresi dan memilih tidak bermimpi
Matanya menangkap se-sosok gadis berpiyama abu-abu berada di seberangnya sedang menatap Bambi keheranan. Matanya berkilat-kilat saat mereka berdua tak sengaja bertatapan
Entah apa yang dipikirkan gadis itu. Tapi ia segera menutup matanya dan berjalan dengan gerakan aneh. Perlahan ia semakin menyelipkan dirinya di dekat dinding. Setelah berjalan agak jauh, gadis itu hampir menabrak pemimpi lainnya.
Karena itu, ia berhenti sejenak dan membuka matanya sedikit. Jun terkekeh lucu, tapi matanya segera membulat terkejut
Gadis itu tak sengaja berteriak setelah melihat Bambi, kemudian langkah gadis itu semakin cepat menuju ke arah Jun.
Jun segera berlari kecil mendekati gadis itu, Ia langsung melepaskan piyamanya, mengikatkan bagian lengan itu pada pinggang gadis itu. Kemudian menariknya dengan cepat menuju kerumunan
“A-apa yang kau lakukan?!” Gadis itu menutup matanya, ia masih bisa melihat dari celah-celah jarinya yang tak tertutup rapat
Sayangnya, karena Jun bertelanjang dada saat ini, Bambi semakin mudah menangkap mereka karena keduanya tampak mencolok.
“Sial... di mana pintu yang terbuka-“ mata Jun membesar. “Maaf, tapi berjalanlah lebih cepat. Kalau tidak,” Jun melirik ke atas
Sudah terlambat, Bambi sudah melayang diantara awan. Gerakannya semakin cepat mengejar keduanya
“Bagaimana bisa dia terbang?!” tanya Joanne
“Setelah memakan serbuk bintang linglung yang baru bangun, mereka akan memiliki kemampuan terbang. Karena serbuk pada bintang jugalah yang membuat para bintang bisa terbang.
Suara Bambi menggelegar, “Aku pasti akan mendapatkan kalian hari ini! Lalu aku akan mengajukan cuti selama 1 bulan! Haha!”
Jun mendapati di dekat ruangannya, seseorang sedang membuka pintu berwarna pink. Ia bernapas lega, setidaknya mereka tidak akan memasuki ruangannya sendiri.
Jun segera menendang pintu berwarna pink bercampur kemerahan itu sesaat setelah pemiliknya masuk. Ia semakin kencang menarik bajunya yang terikat pada gadis itu dan menariknya masuk
--
Joanne malu setengah mati setelah berlarian ke sekeliling lorong dengan pria setengah telanjang di depannya.
Bagaimanapun ia berusaha menutup matanya, tetap ada celah yang membuatnya bisa melihat tubuh lelaki itu. Tubuh yang bersih dengan badan tegap.
Ia bahkan tak bisa berteriak saat melihat lelaki itu tiba-tiba membuka bajunya, mengikatkan piyamanya lalu menariknya menjauh.
Tak ada waktu untuk berpikir itu adalah kondisi romantis kalau mereka sudah dikejar si gempal yang bisa terbang. Benar! Si gempal itu bisa terbang sekarang, Joanne tak habis pikir. Ia mengira Bambi akan melahap habis bintang itu, namun, ia hanya mengambil serbuk sari keemasan untuk membantunya terbang
Pikirannya saat ini terbagi untuk banyak hal, jadi ia sendiri tidak tau ruangan mana yang mereka masuki, warna apa pintu yang mereka dobrak, atau siapa yang awalnya memasuki ruangan itu terlebih dahulu
Saat masuk, angin sepoi-sepoi menghembus perlahan ke arahnya membuatnya terkejut.
Ia berada di luar ruangan, diantara gedung-gedung pencakar langit, mobil-mobil yang melintas kencang serta orang-orang berjalan dengan sangat cepat.
Joanne merasa semua mata tertuju pada mereka, yang akhirnya ia paham apa hal yang salah saat ini
Lelaki itu, telanjang! Maksudnya setengah telanjang
Joanne segera melepaskan piyama itu dan melemparkannya kepada lelaki di depannya
“Pakai bajumu! Semua orang melihat kita, dasar orang mesum!” pekik Joanne
Lelaki itu segera menutup tubuhnya dengan tangan, ia berbalik kemudian mengenakan kembali piyamanya.
“Jangan salah paham, kau itu sangat lambat, sedangkan aku tak mungkin menyentuhmu sembarangan. Belajar dari mimpi yang sebelumnya, aku bersalah karena menarik kerah bajumu. Tapi yang kali ini lebih baik kan?” Lelaki itu menampilkan senyuman dengan gigi putihnya yang rapi sebagai pemanis.
Joanne meringis, “Kau bisa menarik lengan bajuku seperti pertama kalinya!
“Kau mau piyamamu robek?
“Memangnya itu akan robek juga di dunia nyata?!” Joanne semakin tak mau kalah
“Meskipun robek di mimpi, piyama itu tetap robek, kan?
“Kau mencari-cari alasan rupanya! Kalau begitu, lebih baik kau menjawab pertanyaanku! Apa artinya diagram di kepala semua orang?!” Joanne berkacak pinggang
Lelaki itu menatapnya lekat, kemudian menghembuskan napas menyerah. “Artinya sudah berapa lama kau bermimpi. NREM artinya waktu kau dalam fase tertidur lelap, sedangkan REM artinya waktu kau sudah dalam fase mimpi. Cairan merah yang terus bergerak itu akan terus bergerak hingga hampir memenuhi diagram. Setelah diagram penuh, tubuhmu akan mulai hilang dan mimpi pun selesai. Cukup?” Alis lelaki itu naik sebelah
“Cukup, jadi, ini mimpi orang lain?
“Tentu saja.
“Ini pertama kalinya bagiku melihat mimpi luar ruangan milik orang lain!” Joanne berseru bahagia. “Jadi siapa pemimpinya?”
Lelaki itu menunjuk ke arah halte bus yang berada dekat di sana. “Lelaki itu.
Di halte bus, hanya ada dua orang, seperti sepasang kekasih. Seorang pria berpakaian rapi dengan jas dengan seorang wanita yang juga berpakaian sama. Pria itu menatap lekat-lekat wanita di sebelahnya, sedangkan wanita itu terkesan merunduk malu-malu sembari memainkan kakinya canggung.
Tapi, tiba-tiba semuanya berubah. Sekelebat hitam muncul dari balik bahu pria itu. Kedua lengan panjangnya seolah mencekik pria itu. Walaupun pria itu terus meronta, Wanita di sebelahnya tak merasakan perbedaan apa-apa.
Joanne langsung bergerak dengan langkah cepat. Ia menepis bayangan hitam dibalik lelaki itu. Tapi dengan cepat, ia yang merasa sesak seolah lehernya dicekik. Samar-samar ia bisa melihat lelaki yang bersamanya tadi berekspresi khawatir. Sebelum akhirnya bayangan itu menelan mereka berdua ke dalam mimpi buruk yang sebenarnya.