Read More >>"> The Hallway at Night (I-I) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hallway at Night
MENU 0
About Us  

Nyatanya otak manusia tak pernah berhenti bekerja walaupun mereka terlelap. Mimpi yang terjadi bagaikan untaian cerita tanpa akhir selalu menyambut para pemimpinya. 

 

 Setiap malamnya. Dunia mimpi bekerja lebih keras ketimbang manusia itu sendiri. Seolah dunia mimpi sudah siap menyetel kisah-kisah menarik untuk seluruh pemimpi. Tapi selalu ada hal lain yang terjadi di luar nalar bagi beberapa orangnya. Seperti sebuah pertemuan yang tak terduga. 

 

-- 

 

 Joanne menyeret koper besar miliknya, beberapa kali ia kembali ke mobil untuk mengeluarkan koper lainnya. 

 

 Sebuah rumah mewah putih yang terbilang amat mewah berada tepat di depan matanya. Sekembalinya mereka sekeluarga untuk tinggal dan menetap lebih dekat dengan orang tua dari ayahnya. 

 

 Rumah mewah tersebut dibeli dengan harga murah dari seorang pria. Setelah terjual, seluruh keluarga yang dulu menetap langsung pergi dan tidak pernah terlihat lagi. 

 

 Rumah itu dibangun agak jauh dari pemukiman, sekelilingnya hanya terdapat pepohonan tinggi yang menjulang hampir menutupi keseluruhan rumah. Jarang sekali ada orang yang akan salah jalan atau sampai tersesat ke sini. 

 

 “Ayah, ibu, kami pulang!” Ayah Joanne segera mengetuk pintu dengan senyum merekah melekat di wajahnya. 

 

 Dua orang yang sudah lanjut usia muncul dari balik pintu. Joanne membungkuk member salam dengan sopan. Salah satu tangan yang sudah keriput itu meraih bahunya dan menepuknya perlahan. 

 “Selamat datang kembali.” Suara lirih itu membangkitkan kerinduan Joanne. 

 “Terima kasih...” 

 

-- 

 

 Joanne diarahkan ke kamarnya melalui tangga di sebelah kanan. Denah rumah itu sedikit memusingkan. Setelah masuk ke ruang tamu, ada dua tangga yang tidak saling terhubung. Karena itu ruangan sebelah kiri harus naik menggunakan tangga bagian kiri, begitu pula cara kerja ruangan sebelah kanan. 

 

 Di rumah tersebut terdapat 5 ruangan yang dibagi menjadi kamar milik kakek dan neneknya, serta kamar di bagian kiri milik kedua orang tuanya dan dua kamar di sebelah kanan merupakan ruangan milik dirinya beserta adik laki-lakinya. 

 

 Di dalam kamar yang luasnya mencapai 30 meter persegi itu hanya berisikan satu ranjang dengan lemari-lemari tinggi kuno. Koper-koper miliknya hampir memenuhi satu ruangan. 

 

 Joanne mencoba membuka lemari kuni di hadapannya. Kayu-kayu yang masih kuat seolah tak gentar untuk disentuh. Ia mencoba menarik salah satu kenopnya. Alhasil ia tidak menemukan apa-apa selain album bersampul biru yang sudah dipenuhi debu. Selain itu hanya ada tumpukkan debu di bagian lainnya. 

 

 Setelah puas mengecek ke sana-sini, Joanne bergerak lebih dekat ke arah jendela kecil yang langsung menghadap keluar. Dari luar, ia meyakini ada sebuah mobil hitam bermerk luar negeri. Seorang pria berpakaian serba hitam yang menutupi rambutnya dengan topinya tengah bersandar di mobilnya itu sedang memandang langsung ke arahnya. 

 

 Joanne mulai panik, segera ia merentangkan kembali gorden yang menutupi jendelanya sambil mengutuk dirinya sendiri karena tanpa sengaja bertatapan dengan pria tersebut. 

 

 Untuk menghilangkan kecurigaan pria tersebut, Joanne segera menyambar saklar dan mematikan lampu kamarnya. Ia juga langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk. 

 

 Jantungnya berdegup dengan cepat. Perasaan takut dalam pikirannya malah membuat tubuhnya lebih cepat terlelap. 

 

 Ia menarik ke atas selimutnya lalu tanpa sadar sudah terlelap dalam tidur tanpa mengkhawatirkan siapa pria tersebut, kenapa ia melihat langsung ke kamar miliknya. 

 

-- 

 

 Joanne tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini. Sebuah lorong panjang yang berisikan pintu-pintu penuh warna di kanan dan kirinya tampak tak berujung. Langit biru dengan banyak gumpalan awan memenuhinya. Lampu-lampu gantung kuno bergerak mengikuti arah angin. Di dalamnya seolah bersemayam bintang yang tinggal hingga menyinari seluruh area. 

 

 Joanne mengangkat tangannya, jari jemarinya bergerak diantara kawasan bebas oksigen. Sesekali ia mengepalkan tangannya seolah bisa meraih gumpalan awan di dekatnya. 

 

 Saat ini, banyak orang berjalan lunglai dengan bahu mereka yang melambai lemas melewati Joanne. Mereka semua bergerak kea rah yang berbeda. Beberapa orang mulai memutar kenop pintu yang tersedia. Pintu yang awalnya tak berwarna mulai memercikkan warna dari bawah. Warna-warna yang saling beradu tersebut hampir memenuhi pintu. 

 

 Joanne terperangah, ia tak yakin apakah pintu itu adalah alat peraga sulap. Yang ia yakini sekarang dirinya sudah hampir gila. 

 

 Untuk sejenak Joanne memandangi orang yang berlalu lalang. Kemudian ia memberanikan dirinya untuk bertanya pada salah seorang dari mereka. Karena tak mengenal siapapun bahkan tak mengetahui nama gadis di depannya, Joanne segera mengulurkan tangannya. 

 

 Hampir saja ia meraih bahu gadis itu sebelum seseorang dengan suara berat mengalihkan perhatiannya. 

 

 “Hentikan! Kau akan membangunkan mereka!” 

 

 Seketika itu Joanne mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang pria berambut sewarna gandum keemasan dengan wajah tampan tak bercelah berdiri tak jauh darinya. 

 

 “Cepat, lari!” Pria itu menarik lengan baju Joanne. 

 

 Mereka terus melaju menjauh. 

 

 “Ada apa?” Suara Joanne tak kalah keras. Samar-samar Joanne bisa mendengar suara dua orang lainnya di belakang mereka. Tanpa sadar Joanne menoleh, mendapati dua petugas super gempal yang ikut berlari mengejar mereka. 

 

 “Jangan biarkan para pemimpi itu kabur!” ujar seorang petugas yang mengenakan baju biru dengan celana yang hampir melorot. Ia terus berlari sambil memegangi celananya. 

 

 “Baik, bos!” jawab yang satunya lagi. 

 

 Pria berambut gandum di depannya mendesis kesal, “Sialan! Jangan sampai kita tertangkap!” 

 

 “Ada apa? Kenapa kita lari dari dua orang gempal itu? Dan lagi, ini ada dimana?!” Joanne mengerutkan dahinya. 

 

 “Kalau kau sampai tertangkap, maka tidak akan ada lagi mimpi dalam tidurmu!” 

 

 Joanne mengganga heran, ia rasanya hampir gila. Baru kali ini ia bertemu dengan seorang pria yang mengancamnya dengan ancaman kekanak-kanakkan seperti ini.

 

 

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Janji-Janji Masa Depan
12464      3307     11     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...
Dunia Saga
4616      1268     0     
True Story
There is nothing like the innocence of first love. This work dedicated for people who likes pure, sweet, innocent, true love story.
Warisan Kekasih
805      553     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
MANGKU BUMI
122      112     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
SOSOK
106      96     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang
Yang Terindah Itu Kamu
8980      3149     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Dialog Tanpa Kata
13222      3862     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
My Rival Was Crazy
108      94     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
7532      1723     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Renjana
447      332     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."