Loading...
Logo TinLit
Read Story - From Thirty To Seventeen
MENU
About Us  

“Ya, ini sudah lima meter. Sekarang, jawab pertanyaanku!!” Aina kembali bersuara, sementara Rayyan hanya diam menatap Aina dengan mata hitamnya yang dingin.

“Kamu ke sini naik apa tadi?” imbuh Aina.

Rayyan menarik napas panjang dan masih berdiri berjarak di depan Aina. “Kenapa? Kamu mau bareng?”

Aina terdiam beberapa saat, kemudian menganggukkan kepala dengan perlahan. Dia ingin cepat pulang dan pesta ulang tahunnya kali ini entah mengapa membuat Aina bosan.

“Aku naik motor.” Rayyan menjawab dengan ketus.

Aina langsung membisu dan menatapnya sinis. Ia masih ingat di kehidupan sebelumnya, Rayyan memang berangkat dan pulang sekolah naik motor. Sebuah motor sport berwarna hitam. Gara-gara penampilannya yang gagah di atas motor sport itu juga yang membuat para gadis teman sekolahnya tergila-gila padanya.

Aina hanya diam menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Tanpa sadar lirih keluar dari bibirnya sebuah kalimat yang membuat Rayyan bingung.

“Ternyata memang ada yang tidak bisa diubah dalam hidup ini.”

Rayyan hanya diam menatapnya dengan dingin. Matanya yang hitam bagai pusaran air yang selalu menarik siapa saja yang melihat ke arahnya. Aina tidak mempedulikan tatapannya dan kembali sibuk dengan ponselnya. Dia sedang menghubungi sopirnya kali ini.

Namun, tiba-tiba sebuah tangan sudah menepuk bahu Aina dengan keras. Aina menoleh dan melihat Tuan Farid bersama Nona Miriam berdiri di depannya.

“Aina kamu disini!! Semua orang mencarimu di dalam sana. Ayo, cepat masuk!!”

Aina hanya diam dan menundukkan kepala. Ia gegas mengenakan sepatu yang dijinjingnya sedari tadi dan bersiap masuk ke tempat pesta. Padahal tadinya Aina ingin lekas pergi dari pestanya dan menyendiri di kamar, tapi gara-gara tabrakan dengan Rayyan tadi menggagalkan rencananya.

“Rayyan, kamu juga di sini?” Kini Tuan Farid mengarahkan tatapannya ke arah Rayyan.

Rayyan hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam.

“Ayo, masuk ke dalam!! Kamu juga harus berkenalan dengan teman Aina. Bukannya mulai besok kamu akan bersekolah di tempat yang sama.”

Rayyan kembali menganggukkan kepala, kemudian sudah mengekor langkah Tuan Farid. Aina sudah berjalan lebih dulu di depan dan Rayyan mengikuti mereka semua di bagian paling belakang.

Seketika suara tepuk tangan dan sorak sorai memenuhi ruangan pesta itu begitu Aina masuk. Memang kali ini adalah saatnya Aina tiup lilin dan make a wish. Dia sudah berjalan menuju panggung, ada Nyonya Amanda yang menunggu di sana. Tuan Farid, Nona Miriam dan juga Rayyan mengikuti naik panggung juga.

Aina melakukan prosesi tiup lilin, potong kue dengan nyanyian lagu selamat ulang tahun yang menggema di seluruh ruangan. Ini adalah ulang tahunnya yang ke-17 dan ini untuk kedua kalinya dia melewati momen itu. Hanya saja untuk yang kedua ini, sengaja Aina ingin melakukannya dengan berbeda.

Aina sudah menyerahkan potongan kue pertamanya ke Tuan Farid lalu ke Nyonya Amanda, Nona Miriam dan terakhir ke Rayyan. Sebenarnya Aina malas sekali memberikan potongan kue ke Rayyan. Hanya saja karena permintaan ayahnya, Aina terpaksa melakukannya.

Tentu saja banyak teman-teman Aina yang langsung berkasak kusuk saat melihat Rayyan ikut tampil di atas panggung. Mereka sibuk membuat praduga aneh-aneh. Kalau di kehidupan sebelumnya, Aina malah memperkenalkan Rayyan sebagai pacarnya saat itu dan melarang siapa saja mendekatinya. Namun, kali ini Aina ingin membuat perubahan.

Ia tersenyum dengan manis kemudian mengambil microphone dari tangan MC yang memandu acara. Kemudian mulai bersuara.

“Selamat malam, Teman-teman. Terima kasih atas kehadiran kalian semua di sini,” ujar Aina membuka pembicaraan.

Semua yang hadir sudah mengalihkan perhatian ke arah Aina. Banyak juga yang langsung terdiam saat Aina mulai berbicara.

“Aku harap kalian menikmati hiburan dan juga suguhannya. Satu lagi, aku mau memperkenalkan seseorang kepada kalian.”

Aina menjeda kalimatnya dan melirik ke arah Rayyan yang berdiri di belakang Tuan Farid. Pria tampan itu tampak asyik memainkan kue yang baru diberikan Aina dengan garpu. Sepertinya dia tidak berkenan memakan hanya memainkannya saja.

“Mulai besok, akan ada murid baru di sekolah kita. Dia adalah Rayyan Toriq!!” lanjut Aina.

Rayyan sontak mengangkat kepala dan melihat ke arah Aina. Tuan Farid langsung berdiri menyingkir dan meminta Rayyan maju ke depan bersebelahan dengan Aina. Semua mata kini melihat ke Rayyan apalagi lampu sorot di ruangan itu sudah mengarah padanya.

Rayyan hanya diam. Matanya yang hitam berkeliaran menatap segenap tamu yang hadir di sana, kemudian berhenti saat melihat ke gadis cantik berpakaian bak putri raja itu. Siapa lagi kalau bukan Aina. Banyak kemarahan yang tersirat dari matanya, tapi Aina sama sekali tidak menggubrisnya.

“Dia ini kakak sepupuku dan mulai besok akan bersekolah di tempat kita.” Aina kembali menambahkan sementara Rayyan masih bergeming di tempatnya.

Kemudian, tiba-tiba Tuan Farid menarik tangan Rayyan untuk maju ke depan. Mau tak mau, Rayyan menurut. Dia meletakkan kuenya kemudian berjalan maju ke depan dan berdiri bersebelahan dengan Aina. Rayyan tersenyum sekilas, melambaikan tangan sambil membungkukkan badan.

Aina hanya diam memperhatikannya. Kenapa juga gestur tubuh yang dilakukan Rayyan kali ini sama dengan gestur tubuh yang dia lakukan di kehidupan yang dulu? Apa memang hanya itu gestur tubuh yang dimiliki Rayyan?

Tak ayal kembali terdengar suara kasak kusuk menyelimuti ruangan itu. Sepertinya suara itu didominasi oleh suara wanita. Siapa juga yang tidak akan tertarik dengan pesona Rayyan? Dia sangat tampan dan visualnya seperti tokoh anime dalam dunia fiksi.

“Oh ya, satu lagi ---“ Aina bersuara dan menjeda kalimatnya sejenak sambil melirik ke arah Rayyan. Rayyan membalas tatapannya dengan dingin dan tanpa berkata apa-apa.

“Dia masih single. Jadi kalian bisa berlomba-lomba untuk mendapatkannya!!”

Seketika suara riuh gemuruh terdengar bersahutan di dalam ruang pesta itu. Sementara Rayyan langsung membelalakkan mata menatap Aina dengan tajam. Lagi-lagi mata hitam pria itu seakan sedang menarik Aina menuju pusaran tiada ujung. Aina gegas memalingkan wajah dan cepat-cepat turun dari panggung.

Ia memang sengaja melakukan hal itu. Aina berharap Rayyan menemukan pujaan hatinya dan dia tidak perlu berinteraksi lebih lama dengan pria ini. Apalagi jatuh cinta, sehingga semua kehidupan yang pernah dia alami tidak akan pernah terjadi.

“Pinter juga caramu memperkenalkan Rayyan, Aina.” Tiba-tiba Tuan Farid sudah bersuara di sampingnya.

Aina hanya tersenyum sambil melihat Rayyan dari jauh. Kini pria tampan itu sudah sibuk dikerumuni oleh gadis-gadis teman sekolahnya. Aina berani taruhan, besok saat di sekolah akan semakin banyak yang mendekati Rayyan.

Nona Miriam yang berdiri di sebelah Tuan Farid kini tersenyum ke arah Aina. Wanita manis berkacamata itu mengulurkan tangan sambil menyodorkan sebuah paper bag ke arah Aina.

“Selamat ulang tahun, Aina. Tante sampai lupa belum memberimu selamat.”

Aina hanya diam sambil menganggukkan kepalanya. Di kehidupan sebelumnya, dia tidak pernah menyukai kekasih ayahnya ini. Mungkin itu sebabnya hingga masa tuanya, Tuan Farid menghabiskannya dalam kesendirian. Namun, tidak di kehidupan kedua ini. Aina janji akan mengubah semuanya.

Aina melihat sekilas ke arah Tuan Farid. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu sedang membalas tatapan Aina. Sepertinya Tuan Farid berharap Aina mau menerima pemberian Nona Miriam. Aina langsung tersenyum dan menerima paper bag itu sambil menganggukkan kepala.

“Terima kasih, Tante.”

Seketika sebuah senyuman terukir dengan jelas di wajah Nona Miriam juga Tuan Farid. Ini untuk pertama kalinya Aina berbuat sopan pada Nona Miriam. Di kehidupan sebelumnya, Aina bahkan tidak menerima pemberian Nona Miriam dan membuangnya ke tempat sampah.

Selang beberapa saat, mereka kembali menikmati sisa pesta. Hari semakin larut dan beberapa teman Aina banyak yang sudah pulang. Begitu juga Aina. Ia sudah bisa menghubungi sopirnya dan gegas pulang lebih dulu ke rumah.

Aina langsung berjalan cepat masuk ke dalam rumah menuju kamar. Namun, langkahnya langsung terhenti urung masuk kamar saat melihat Rayyan sedang berdiri menghadang di depan pintu.

Aina diam dan menatap pria tampan itu dengan sebal. Aina pikir Rayyan masih ada di tempat pesta melayani penggemar barunya. Ternyata dugaannya salah. Rayyan sudah pulang lebih dulu.

“MINGGIR!!” ketus Aina.

Dia sudah mendorong bahu Rayyan agar menyingkir. Namun, tidak disangka Rayyan malah mencekal lengannya dan menarik Aina ke arahnya. Mereka berdiri tak berjarak kali ini. Aina bisa melihat kemarahan di mata pekat itu. Ia terdiam dan entah mengapa tiba-tiba merasa ketakutan.

Rayyan diam, menatapnya dengan dingin. Kemudian perlahan membuka suara dan berkata dengan sinis.

“Apa maksudmu menjualku tadi?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Baret,Karena Ialah Kita Bersatu
734      438     0     
Short Story
Ini adalah sebuah kisah yang menceritakan perjuangan Kartika dan Damar untuk menjadi abdi negara yang memberi mereka kesempatan untuk mengenakan baret kebanggaan dan idaman banyak orang.Setelah memutuskan untuk menjalani kehidupan masing - masing,mereka kembali di pertemukan oleh takdir melalui kesatuan yang kemudian juga menyatukan mereka kembali.Karena baret itulah,mereka bersatu.
The Alter Ego of The Ocean
539      377     0     
Short Story
\"She always thought that the world is a big fat unsolved puzzles, little did she knew that he thought its not the world\'s puzzles that is uncrackable. It\'s hers.\" Wolfgang Klein just got his novel adapted for a hyped, anticipated upcoming movie. But, it wasn\'t the hype that made him sweats...
Redup.
724      429     0     
Romance
Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja, sebuah kehilangan cukup untuk membuat kita sadar untuk tidak menyia-nyiakan si kesayangan.
WulanaVSurya
464      327     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Kisah Kita
2082      738     0     
Romance
Kisah antara tiga sahabat yang berbagi kenangan, baik saat suka maupun duka. Dan kisah romantis sepasang kekasih satu SMA bahkan satu kelas.
Maaf katamu? Buat apa?
740      469     0     
Short Story
“Kamu berubah. Kamu bukan Naya yang dulu.” “Saya memang bukan Naya yang dulu. KAMU YANG BUAT SAYA BERUBAH!”
Sepi Tak Ingin Pergi
662      401     3     
Short Story
Dunia hanya satu. Namun, aku hidup di dua dunia. Katanya surga dan neraka ada di alam baka. Namun, aku merasakan keduanya. Orang bilang tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan. Namun, bagiku sakit adalah tentang merelakan.
The One
320      213     1     
Romance
Kata Dani, Kiandra Ariani itu alergi lihat orang pacaran. Kata Theo, gadis kurus berkulit putih itu alergi cinta. Namun, faktanya, Kiandra hanya orang waras. Orang waras, ialah mereka yang menganggap cinta sebagai alergen yang sudah semestinya dijauhi. Itu prinsip hidup Kiandra Ariani.
Konspirasi Asa
2854      989     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3329      1222     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.