Loading...
Logo TinLit
Read Story - From Thirty To Seventeen
MENU
About Us  

“Mas Rayyan ... ,” desis Aina lirih.

Tidak disangka sang Pengantin pria yang tak lain Rayyan Toriq itu melihat ke arah Aina. Wajahnya seketika berubah dingin dan langsung memalingkan muka menghindari tatapan Aina. Kini Rayyan tampak tersenyum menyambut pengantin wanita nan cantik di depannya.

Mereka bahkan meneruskan prosesi demi prosesi tanpa mengetahui hancur leburnya perasaan Aina. Aina terdiam di tempatnya dan mundur pelan dengan teratur. Hatinya hancur, sakit dan berdarah. Namun, dia juga tidak mau mempermalukan dirinya di depan umum. Aina memilih pergi menghindar dari tempat itu dan menangis dengan tersedu di sudut masjid.

Aina tahu kalau dari dulu Rayyan tidak pernah mencintainya. Dia yang selalu memaksa, dia yang selalu agresif dan dia dengan semua sikap arogannya membuat Rayyan terpaksa menuruti semua kemauannya. Aina tidak menyangka Rayyan tega melakukan ini padanya.

“NIH!! Hapus air matamu dan pergi dari sini!!” Sebuah suara yang sangat dikenal Aina tiba-tiba terdengar di depannya.

Aina mendongak dan melihat Rayyan nan tampan dengan baju beskap putih datang menghampiri. Pria itu kini sedang mengulurkan tisu padanya. Tatapan matanya sangat dingin dan senyum manis yang Aina lihat di dalam tadi tidak ada di sana.

Aina menundukkan kepala dan tidak mau menerima tisu pemberian Rayyan. Rayyan berdecak dan menyimpan tisunya kembali.

“Aku sudah mengirim surat cerai ke rumah. Kamu tinggal menandatanganinya saja. Jangan khawatir soal harta gono gini. Biar pengacaraku yang mengurusnya.” Rayyan kembali bersuara dan sama dinginnya seperti tadi.

Aina kembali tercengang mendengar ucapan Rayyan. Dia tidak menyangka Rayyan akan menceraikannya setelah sekian lama berumah tangga. Pelan Aina mengangkat kepala dan melihat ke pria tampan di depannya ini. Tidak tampak sedikit pun binar penuh cinta di matanya, hanya kebencian yang membabi buta di mata Rayyan.

Aina menghela napas panjang sambil menguatkan hatinya. Dia tidak mau menangis dan terlihat lemah di depan pria yang sudah menyakitinya ini. Untung saja tempat ini sepi dari tamu dan kerabat sehingga tidak ada yang curiga dengan interaksi mereka.

“Boleh aku tahu ... apa alasanmu menceraikanku, Mas?”  Suara Aina terdengar bergetar saat ini. Dia berusaha sebisa mungkin menyembunyikan kesedihannya, tapi ternyata sangat sulit.

Rayyan tersenyum menyeringai sambil menatap Aina dengan dingin. Mata yang selalu dingin dan tidak pernah hangat melihatnya itu semakin menusuk hati Aina.

“Kamu ingin tahu? Seharusnya kamu tanyakan alasannya ke papamu, Aina. Karena dia penyebab semua ini.”

Aina terdiam. Benaknya mencoba berpikir. Apa mungkin karena Tuan Farid meminta Rayyan membalas budi dan membayar semua biaya yang dikeluarkan untuknya? Aina tidak tahu.

“Sekarang pulanglah dan jangan permalukan dirimu di sini.”

Aina menghela napas panjang sambil menatap Rayyan penuh kebencian. Rayyan tidak menghiraukan tatapannya.

“Asal kamu tahu, kamu wanita mandul, Aina. Kita sudah menikah selama lima tahun dan kamu sama sekali belum memberiku keturunan. Itu salah satu alasan aku menikah lagi dan selebihnya karena aku membencimu.”

Aina hanya diam. Baru kali ini Rayyan berbicara sedikit panjang dengannya. Biasanya suami gunung esnya itu bicara sepatah dua patah dengan nada dingin.

“Aku tahu kamu membenciku, Mas. Namun, setidaknya kamu memberi alasan untuk apa kamu menjaminkan rumah kita ke bank. Tadi ada deb collector mencarimu.”

Rayyan tersenyum sinis ke arah Aina.

“Akh ... iya. Aku lupa. Aku baru saja membelikan rumah dan mobil mewah untuk Katrina sebagai mahar pernikahan. Tentunya aku tidak bisa menggunakan uang perusahaan tanpa persetujuanmu, jadi aku gadaikan saja rumah kita. Toh, kamu tidak memerlukannya lagi.”

Aina tampak terkejut. Ia tidak mengira Rayyan akan setega itu padanya. Ternyata ada niat terselubung yang disembunyikan Rayyan selama ini darinya.

“Mas Rayyan ... .” Sebuah suara merdu nan lembut terdengar memanggil Rayyan.

Rayyan menoleh dan memberikan senyum manisnya ke arah wanita cantik yang mengenakan baju pengantin di belakangnya.

“Iya, Sayang. Sebentar Mas ke sana.”

Aina kembali menekan dalam perasaannya. Bahkan ia tidak pernah mendengar Rayyan berbicara selembut itu padanya. Ternyata cintanya selama ini bertepuk sebelah tangan dan dia yang terlalu memaksa agar pria di depannya ini menerima perasaannya.

“Aku harus pergi dan jangan menemuiku lagi, Aina.”

Rayyan langsung membalikkan badan dan meninggalkan aura dingin yang menusuk dada Aina. Ini lebih menyakitkan daripada sakit di tubuhnya selama ini. Aina kembali menangis dan ambruk ke lantai masjid saat Rayyan berlalu pergi. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi menahan semua sakit ini.

Dengan terseok dan gontai, Aina berjalan menuju parkiran. Ia tidak mau membiarkan dirinya berlarut di sini menyaksikan pernikahan suaminya. Mungkin ini sudah nasibnya. Mungkin ini juga akibat sikap arogansinya, sikap egoisnya selama ini. Rayyan tidak pernah mencintainya dan dia yang terus memaksakan diri.

Tinggal beberapa meter Aina sampai di mobilnya, tapi pandangannya sudah kabur. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing lalu ada rasa sakit yang menyerang perutnya secara beruntun. Aina tidak sanggup menahan berat tubuhnya dan tiba-tiba ambruk di parkiran.

“Anda sudah siuman, Nyonya?” tanya seorang suster.

Aina terdiam sambil berulang mengerjapkan mata. Dia ingat terakhir kali berjalan dengan kesakitan menuju mobilnya di parkiran usai pembicaraan dengan Rayyan. Perlahan Aina menganggukkan kepala kemudian melihat ke arah suster di sampingnya.

“Sus, kalau boleh tahu siapa yang membawa saya ke sini?” Aina penasaran. Siapa tahu Rayyan masih peduli padanya dan membawa dia ke rumah sakit ini.

“Setahu saya ada satpam masjid yang menelepon lalu kami mengirimkan ambulan ke sana. Anda pingsan cukup lama, Nyonya.”

Aina terdiam, berulang menelan saliva sambil merasakan sakit beruntun di dada. Ternyata dia salah. Bukan Rayyan yang membawanya ke sini, melainkan seorang satpam. Mungkin kalau tidak ada satpam yang melihatnya pingsan di parkiran. Dia masih berada di sana.

“Nyonya sudah pingsan selama lima hari di sini. Saya lihat tidak ada satu pun kerabat yang menjenguk. Apa tidak ada yang tahu keberadaan Anda, Nyonya? Kami sudah mencoba menelepon suami Anda, tapi ponselnya tidak aktif.”

Aina terdiam. Mungkin pihak rumah sakit menghubungi Rayyan karena mereka sudah mempunyai data Aina di rumah sakit ini.

“Eng ... saya sudah bercerai, Sus. Saya juga sudah tidak punya keluarga, ayah dan ibu saya sudah meninggal. Saya hanya sebatang kara di sini.”

Suster itu tertegun saat mendengar penjelasan Aina. Namun, Aina berusaha sebisa mungkin bersikap tenang. Dia tidak mau dikasihani orang. Dia hanya ingin merasakan kesedihannya sendiri. Mungkin ini hukum karma untuknya. Sikapnya yang sombong, arogan dan selalu memaksa semua orang menurut membuatnya menerima kesialan ini.

“Kalau begitu biar saya panggil dokter dulu, Nyonya. Ada sesuatu yang ingin beliau sampaikan.”

Aina mengangguk sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Tak lama seorang dokter bertubuh tambun masuk ke ruangan tersebut. Aina tersenyum menyambutnya begitu juga sang Dokter. Terlihat ada keharuan yang diperlihatkan oleh dokter tersebut.

“Saya yakin ini bukan yang pertama bagi Anda, Nyonya?” ujar sang Dokter.

Aina tersenyum dan mengangguk. Dia memang sudah sering mengeluh sakit akhir-akhir ini. Hanya saja Aina tidak pernah mengatakannya ke Rayyan. Rayyan terlalu sibuk dan Aina tidak mau mengganggu kesibukannya.

“Saya sudah pernah bilang kalau penyakit Anda tidak boleh dianggap remeh, Nyonya. Kenapa Anda menghentikan pengobatan tempo hari?”

Aina diam, tidak menjawab. Dia bosan minum obat dan melakukan pengobatan yang tiada henti. Bahkan gara-gara itu, rambutnya rontok dan tubuhnya semakin kurus. Mungkin karena perubahan penampilannya ini juga yang membuat Rayyan memutuskan menikah lagi. Dia sudah tidak menarik di mata Rayyan.

“Kini kanker itu bergerak terlalu cepat, Nyonya. Anda sudah masuk stadium tiga dan saya mohon kali ini Anda harus bekerja sama dengan saya. Anda ingin sembuh, bukan?”

Aina terdiam. Benaknya kembali melayang ke acara pernikahan Rayyan tempo hari. Suaminya itu sangat bahagia dengan pernikahan keduanya. Bahkan Aina baru kali ini melihat senyum yang sangat manis di wajah Rayyan. Rasanya tidak mungkin kalau Rayyan akan kembali padanya. Jadi untuk apa juga dia sembuh dari sakitnya.

Aina menarik napas panjang sambil menatap sendu ke arah dokter sambil bersuara.

“Saya mau pulang, Dok!”

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Accidentally in Love!
457      305     1     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
Angel in Hell
537      406     0     
Short Story
Dia memutar-mutar pena di genggaman tangan kanannya. Hampir enam puluh detik berlalu dan kolom satu itu masih saja kosong. Kegiatan apa yang paling Anda senang lakukan? Keningnya berkerut, menandakan otaknya sedang berpikir keras. Sesaat kemudian, ia tersenyum lebar seperti sudah mendapatkan jawaban. Dengan cepat, ia menggoreskan tinta ke atas kertas; tepat di kolom kosong itu. Mengha...
The Ruling Class 1.0%
1448      609     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?
Yang Terindah Itu Kamu
12777      3622     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Once Upon A Time: Peach
1160      674     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Nona Tak Terlihat
1748      1112     5     
Short Story
Ada seorang gadis yang selalu sendiri, tak ada teman disampingnya. Keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh sekitar. Ia terus menyembunyikan diri dalam keramaian. Usahanya berkali-kali mendekati temannya namun sebanyak itu pula ia gagal. Kesepian dan ksedihan selalu menyelimuti hari-harinya. Nona tak terlihat, itulah sebutan yang melekat untuknya. Dan tak ada satupun yang memahami keinginan dan k...
JANJI 25
58      47     0     
Romance
Pernahkah kamu jatuh cinta begitu dalam pada seseorang di usia yang terlalu muda, lalu percaya bahwa dia akan tetap jadi rumah hingga akhir? Nadia percaya. Tapi waktu, jarak, dan kesalahpahaman mengubah segalanya. Bertahun-tahun setelahnya, di usia dua puluh lima, usia yang dulu mereka sepakati sebagai batas harap. Nadia menatap kembali semua kenangan yang pernah ia simpan rapi. Sebuah ...
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
14279      2906     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
Teacher's Love Story
3269      1111     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
in Silence
473      337     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...