Tokyo, 10 June 2022. Burung burung berkicauan dengan merdunya diiringi embun pagi yang menetes dengan nyaringnya. Itu tak membuat si Gadis manis terbangun dari tidur lelapnya. "Rinee bangunn, dah pagi loh. Ayo jalan jalan!" ujar Kak Aira. Satu satunya kakak perempuan yang sangat perhatian dengan seorang Gadis bernama Azurinee Forcas itu.
Rinee terbangun dan duduk menghadap ke jendela sebelah ranjangnya. Ia mengumpulkan nyawa setelah tidur dengan waktu yang sangat panjang. "Kalo udah. Lu turun ya, siap siap jalan jalan" ujar Kak Aira. Kak Aira meninggalkan Rinee sendiri di kamar. "Mager gue ..." ucap Rinee menggerutu.
Tak butuh waktu yang lama, ia mulai bergegas pergi ke depan lemari miliknya dan mengambil Cardigan hitam miliknya. Rinee mengikat rambutnya dengan ikat rambut berwarna putih biru abstrak. "Mending gue ikat aja, kalau belum mandi kan rambut gue kayak singa" katanya.
Ia bergegas keluar menemui kakak kesayangannya itu. Kak Aira menunggu di sebelah pagar rumah mereka. "Kak!" panggil Rinee. Kak Aira tersenyum dan menarik tangan Rinee. Mereka mulai berjalan meninggalkan rumah miliknya .
"Kita mau kemana sih?" tanya Rinee bingung . "Udah, ikut aja". Mereka berjalan keluar dari perumahan dengan wajah yang segar meskipun baru saja terbangun dari tidur. Rinee memasang headshet di telinga sebelah kirinya sambil mendengerkan lagu "Orang yang sama - Virgoun".
Mereka pun berhenti di suatu taman di pojok kota. Taman itu bernama Miciela aeris. Taman paling indah yang berdekatan dengan rumah Rinee. Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke taman tersebut. "Rame bener ni taman, biasanya sepi" batin Rinee dalam hati.
Mereka duduk di bawah pohon beringin yang besar di pinggir, dan menikmati sejuknya angin pagi yang dingin. Tiba - tiba mata Rinee tertuju pada suatu gerobak yang bertuliskan "Auretta soft ice cream." Padahal masih pagi, tapi keinginan Rinee tak bisa di batalkan.
"Kak, gue beli eskrimnya boleh?" tanya Rinee kepada Kak Aira.
"Pagi pagi makan eskrim, ga sakit lo?" jawabnya.
"Enggak-Enggak, Sehat kok. Percaya deh!" ujar Rinee yang berusaha meyakinkan kakaknya itu.
"Yaudah sana"
Rinee tersenyum lebar saat berjalan menuju sang penjual eskrim. Entah rasa apa yang terbayang di pikiran Rinee saat mencicipi eskrim hingga ia memaksa kakaknya untuk mengizinkan. Saat sampai...