Loading...
Logo TinLit
Read Story - KUROTAKE [SEGERA TERBIT]
MENU
About Us  

Chihaya benar-benar tak bisa berkonsentrasi sepanjang pelajaran hari itu. Kejadian tadi pagi sukses membuat gadis berkacamata itu kepikiran. Perasaannya jadi tidak karuan.

Siapa yang menyebarkan foto itu ke akun gosip sekolah? 

Apa maksudnya?

Juga, bagaimana si penyebar foto tahu tentang dirinya?

Chihaya terus saja memikirkan hal itu. Chihaya merasa malu dan tak nyaman karena semua orang, termasuk teman sekelasnya yang sepanjang hari terus bergunjing tentangnya.

Baru saja seminggu ia dan Mamoru kembali menjalin hubungan, dan mereka menjadi tidak lebih dari senpai dan kouhai—kakak kelas dan adik kelas. Mamoru dan Chihaya juga merupakan salah satu dari beberapa murid keturunan Indonesia-Jepang yang bersekolah di SMA Sakura. Gadis itu berpikir, kalau memang ada orang yang tak menyukai hubungannya dengan Mamoru, seharusnya ia berani mendatangi Chihaya dan berbicara terus terang, bukannya melakukan tindakan seperti itu.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Chihaya langsung membereskan buku dan perlengkapan belajarnya. Ia ingin cepat-cepat pulang. Namun, saat berjalan keluar dari kelas, langkah gadis berkacamata itu terhenti.

Berjarak lima meter di hadapannya, pemuda berambut ikal yang sangat ia kenal sudah berdiri menunggunya di depan kelas.

"Senpai..."

Mamoru tersenyum pada Chihaya. Sementara itu murid kelas 10-1 mulai ribut saat melihat Chihaya yang didatangi Mamoru.

"Hei, lihat itu! Ada cowok yang menjemput Chihaya!"

"Mana, mana?"

"Wah, iya. Itu Mamoru-senpai,"

"Ketua klub Kurotake itu,kan?"

"Ternyata benar Chihaya dekat dengan cowok itu,ya,"

Mamoru dan Chihaya mendengar hal itu. Tanpa menunggu lama, Mamoru langsung menarik tangan gadis berkepang itu.

"T-tunggu! Senpai!" Chihaya kaget karena tangannya ditarik begitu saja oleh Mamoru. Mereka berlari di koridor. Chihaya berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Mamoru. "Senpai mau apa? Kita mau ke mana?"

"Ssst! Diam dan ikut saja!" jawab Mamoru. Jawaban tersebut membungkam protes Chihaya. Chihaya tak punya pilihan lain selain menurut.

Gadis berkacamata itu merasa malu karena ia dan Mamoru menjadi pusat perhatian oleh murid-murid yang berada di koridor sekolah. Chihaya menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Mamoru baru melepaskan pegangan tangannya ketika mereka masuk ke perpustakaan sekolah yang sepi. Untunglah, tak ada murid lain yang beraktivitas di dalam sana.

Chihaya mengikuti Mamoru. Mereka lalu duduk di salah satu bangku yang kosong di pojok dekat jendela. Chihaya duduk di samping pemuda itu. Selama beberapa detik, suasana menjadi canggung. Tak ada satu pun dari mereka yang berbicara.

"Kau baik-baik saja?"

"Senpai baik-baik saja?"

Mamoru dan Chihaya berbicara bersamaan. Begitu menyadarinya, mereka terdiam, namun sesaat kemudian tertawa kecil.

"Aku tidak apa-apa, Senpai," jawab Chihaya.

Mamoru tersenyum tipis. "Kau sudah melihat foto di akun gosip itu,ya?"

Chihaya hanya bisa mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Senpai pasti juga sudah melihatnya,kan?"

"Sudah," jawab Mamoru.

"Apa yang sebaiknya kita lakukan, Senpai?" tanya Chihaya. Ia merasa bingung menghadapi situasi ini. Sementara itu Mamoru terdiam mendengar pertanyaan adik kelas sekaligus teman masa kecilnya itu.

Mamoru tak tahu harus menjawab apa. Ia juga sama bingungnya dengan gadis itu. Perasaannya tidak enak. Foto yang menyebar melalui pesan berantai itu tentu saja bisa membuat reputasinya sebagai ketua klub Kurotake menjadi buruk.

Sejujurnya, Mamoru tak suka dirinya menjadi pusat perhatian. Ia harus menemukan cara untuk membersihkan namanya. Sambil berpikir, ia melirik Chihaya yang tampak gelisah.

Ah, benar. Ia juga harus membantu mengembalikan harga diri teman masa kecilnya itu.

"Aku punya rencana," ucap Mamoru setelah berpikir beberapa saat. Chihaya yang mendengarnya langsung menoleh. 

"Tapi...aku butuh bantuanmu, Haya-chan,"

Chihaya memiringkan kepala mendengar ucapan Mamoru. "Bantuan...apa?"

"Kau mau jadi pacarku?"

"Eh?!" Chihaya terkejut mendengar permintaan Mamoru. Ia tidak salah dengar, kan?

"P-p-pa-pacar?" Gadis itu tergagap.

Mamoru mengangguk, lalu melanjutkan perkataannya.
"Ya, kau pura-pura jadi pacarku. Kupikir, karena kau dan aku sudah telanjur terpotret, kurasa mau tidak mau kita harus menunjukkan pada semua orang kalau kita memang berpacaran,"

Chihaya termangu. Ia bingung bagaimana harus menanggapinya.

"Senpai serius mau menjalankan rencana ini? Maksudku...kita baru kenal selama seminggu, dan tiba-tiba sekarang aku dan Mamoru-senpai harus berakting seolah-olah...pacaran di sekolah?" tanya Chihaya ragu.

"Tidak perlu bermesraan di depan umum,kok," sahut Mamoru. "Sebenarnya juga...kalau kamu bersamaku dan menjadi 'pacar' ku, aku jadi bisa bergerak lebih bebas. Gadis-gadis di sekolah yang selama ini mengejarku tidak bisa mendekatiku lagi,"

Alasan itu mungkin masuk akal dan bisa diterima oleh Chihaya, tapi tetap saja ia tidak mengerti jalan pikiran Mamoru. Chihaya tahu betul Mamoru Azai sangat populer di SMA Sakura. Banyak gadis yang menyukai dan mengidolakannya. Jika murid biasa seperti Chihaya terlibat dengan Mamoru, hal itu bisa memicu masalah dari murid lain yang tak menyukai hubungan mereka.

Tentu saja Chihaya tak mau dimanfaatkan dan terlibat dalam hal semacam itu.

"Kalau kau mau membantuku, aku berjanji membantumu belajar bahasa Jepang,"

"Eh?" Chihaya melongo.

"Iya, aku akan memberimu privat bahasa Jepang, bahkan di luar kegiatan klub," tegas Mamoru. "Kebetulan aku pernah tinggal di Jepang selama tujuh tahun. Kemampuan bahasa Jepangku lebih baik daripada kamu. Aku bisa mengajarimu. Di formulir keanggotaanmu kau menuliskan alasanmu masuk ke klub Kurotake karena ingin belajar bahasa Jepang,kan?"

Chihaya menelan ludah. "Be-benar,"

"Permintaanku tidak sulit. Intinya, kita pura-pura berpacaran. Kau dan aku harus terlihat seperti pasangan di sekolah. Di luar sekolah, kita bersikap biasa saja. Paham?"

"Apa tidak ada rencana lain yang lebih masuk akal, Senpai? Tidak bisakah kita berdua, uhm...maksudku, aku dan Senpai menjelaskan pada mereka kalau hubungan ini tidak seperti yang mereka pikirkan? Minimal, kita beri klarifikasi pada mereka,"

Mamoru menggeleng. "Sepertinya akan sulit. Beberapa orang mungkin akan menerima, tapi sebagian lainnya tidak,"

Chihaya terdiam.

"Aku tidak punya cara lain. Aku tidak punya pilihan. Aku harus punya 'pacar' supaya gadis-gadis itu berhenti mengejarku. Kau melindungiku, dan aku melindungimu. Kerjasama yang saling menguntungkan dan adil,kan?"

Chihaya diam di tempatnya. Ia berpikir dan mempertimbangkan, apakah ia sebaiknya mengikuti rencana Mamoru atau tidak.

Sebenarnya rencana Mamoru ini memang sedikit aneh. Tapi Chihaya tidak bisa menolak imbalan yang dijanjikan oleh Mamoru. Ia benar-benar butuh orang untuk mengajarinya bahasa Jepang. Bahasa Jepang Chihaya tak terlalu lancar, ia hanya belajar sedikit saat kecil.

Selain itu, sejak SD hingga SMP Chihaya bersekolah di sekolah yang semua muridnya mayoritas orang Indonesia, dan menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan pelajaran. Bahasa asing yang diajarkan di sekolahnya hanya bahasa Inggris. Kedua orangtua Chihaya juga sibuk dengan pekerjaan mereka. Ia juga tak punya waktu untuk mengikuti kursus bahasa. Keadaan itu membuat kesempatan Chihaya untuk belajar bahasa Jepang menjadi terbatas.

"Baiklah,"

Chihaya menghela napas, mau tak mau menerima tawaran Mamoru.

****

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DEWS OF MOCCACINO ICE
609      420     0     
Short Story
My Universe 1
4365      1397     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
Lagu Ruth
440      317     0     
Short Story
wujud cintaku lebih dari sekedar berdansa bersamamu
My Brother Falling in Love
38873      3925     8     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
Sugar Baby Wanna be
513      389     2     
Romance
Kalian punya Papa posesif, yang terus mengawasi dan mengikuti ke mana pun? Sama! Aku benci Papa yang membuntuti setiap pergerakanku, seolah aku ini balita yang nggak bisa dibiarkan keluyuran sendirian. Tapi, ternyata saat Papa pergi, aku sadar kalau nggak bisa melakukan apa-apa. Penyesalanku terlambat. Kehilangan Papa menjadi pukulan terbesar bagiku. Hidupku berubah dan menjadi kacau. Aku bahk...
Bifurkasi Rasa
155      132     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Stars Apart
644      451     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
Invisible
760      473     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
Say Your Love
528      397     2     
Short Story
Dien tak pernah suka lelaki kutu buku sebelumnya. Mereka aneh, introvert, dan menyebalkan. Akan tetapi ada satu pengecualian untuk Arial, si kutu buku ketua klub membaca yang tampan.
Rasa Itu
743      540     0     
Short Story