Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Di kediaman Genandra.

Di ruang keluarga, sedang terjadi perdebatan panas antara Nyonya Saras dengan Genandra. Perasaan terkejut bercampur amarah teraduk menjadi satu dalam hati Genandra, laki-laki itu tidak pernah menyangka kalau Bundanya sendiri lah, yang memberitahukan itu semua kepada Akira.

"Kenapa Bunda melakukan itu!" emosi Genandra kepada Nyonya Saras yang tengah duduk santai di sofa, seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Bersama, Tuan Rio—Ayah Genandra yang duduk di sebelah istrinya itu.

"Bunda, Ayah paham Bunda melakukan ini demi kebaikan Genandra, tapi cara yang Bunda lakukan itu salah," bela Tuan Rio kepada wanita tersebut, Nyonya Saras mendecak, mendapati suaminya sendiri pun tidak berpihak kepada dirinya.

"Ah, udahlah Yah," desah Nyonya Saras. "Kalau aku tidak hal melakukan itu, dia nggak bakalan mau mendengarkan ucapan Bundanya," ujar Nyonya Saras sembari menunjuk kepada Genandra.

"Tapi cara Bunda itu salah," sahut Genandra, tatapan tajam saling beradu diantara keduanya. "Seandainya Akira itu Bella, apa Bunda akan melakukan hal yang sama? Sebagai sesama wanita, seharusnya Bunda paham bagaimana perasaan Akira."

Nyonya Saras memutar bola matanya jengah, seolah-olah mengatakan kalau perihal apa yang orang lain rasakan itu bukanlah urusannya. "Kalau saya menjadi Akira, saya akan langsung memutuskan hubungan, karena saya tahu status keluarga kami tidak sama," balas Nyonya Saras dengan sorot mata setajam pisau, menusuk manik mata Genandra hingga sampai ke dalam jiwanya.

Rahang Genandra mengeras, kedua tangannya mengepal kuat. Kenapa keluarganya terlalu mementingkan tentang status dan marga. "Jika Akira berasal dari keluarga terpandang, apa Bunda mau merestui hubungan ku dengannya?" tanya Genandra namun tidak mendapatkan jawaban dari Nyonya Saras.

"Tidak kan? Pada dasarnya ini semua hanyalah karangan ego dari Bunda sendiri, agar tercapai dengan mudah," sambung Genandra kecewa.

"Apa yang harus dibanggakan dari memiliki marga terkenal?" Genandra memutar tubuhnya lemah, anak itu kecewa. Bundanya memang egois, dia selalu mengatakan kalau ia melakukan ini semua demi kebaikan putranya, sepertinya tidak, dia melakukannya hanya untuk keuntungan dirinya sendiri.

Tuan Rio menatap sedih punggung Genandra yang semakin menjauh, pria itu merasa bersalah sebab tidak bisa melakukan banyak untuk kebahagiaan Genandra. "Saya harus berbuat sesuatu," batin Tuan Rio.

Di dalam kamar, untuk meredam emosi yang semakin menjadi, Genandra memutuskan untuk mandi. Berharap dengan guyuran air, isi kepalanya bisa sedikit tenang, walaupun ia tahu hal itu tidak akan membantu sama sekali. Seraya menutup mata, Genandra menikmati setiap tetes air membasahi sel-sel kulit, menyeruak masuk memberikan sensasi rasa dingin.

Guyuran air dari shower kamar mandi, membasahi tanpa permisi seluruh lekuk tubuhnya. Genandra menyugar rambutnya ke belakang, ketika matanya kembali terbuka, menatap nanar ke lantai kamar mandi, bayang-bayang perempuan itu kembali hadir memenuhi pandangannya.

"Bella itu bukan sepupu lo, melainkan calon tunangan lo, gue bener kan... Genandra?"

"Apa dimata lo gue selucu itu Gen? Benar, gue cuman perempuan penyakitan yang sebentar lagi akan mati, jadi apa gunanya gue bahagia."

Seperti radio berputar, setiap perkataan Akira waktu itu kembali berdengung dalam pikiran Genandra. Seharusnya ia menuruti masukan dari Anggasta dan Javas, agar lebih baik mengatakan yang sebenarnya, akan lebih menyakitkan apabila Akira mendengarnya dari orang lain.

"Apa yang mesti gue lakukan sekarang? Gue nggak mau hubungan ini berakhir," lirih Genandra semakin menundukkan kepalanya, siraman air bertambah dingin sekarang. 

Baru kali ini dia dibuat begitu tergila-gila oleh seseorang, Genandra benar-benar ingin memperjuangkan hubungan ini. Jangan sampai perjodohan ini mengakhiri semuanya, dan memilih menghancurkan perasaan mereka berdua.

Akhirnya, Genandra memutuskan untuk menyudahi mandinya setelah mendengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Ayah," ucap Genandra sedikit terkejut, melihat kedatangan Tuan Rio di depan pintu kamarnya. "Ada perlu apa Yah?"

"Ada sesuatu yang mau Ayah bicarakan dengan kamu," balas Tuan Rio terdengar serius.

********

Di Kelas Dua Belas Bahasa Dua.

"Zy, lo mau pergi kemana?!" seru Akira melihat sahabatnya itu yang berlari ke pintu kelas, tepat setelah bel istirahat berbunyi.

"Mau ketemu sama orang penting," balas Zizy tak bisa berhenti tersenyum. 

"Orang penting siapa?" tanya Akira penasaran, dan menyaksikan gadis itu berjalan menghampiri dirinya.

"Ketimbang lo tanya terus, lebih baik lo temenin gue ke sana, entar lo bakal tahu sendiri," balas Zizy.

"Oke deh," angguk Akira setuju, lagipula dia pasti bosan jika hanya berdiam diri di kelas saja. Sebelum ikut keluar bersama Zizy, Akira perlu membereskan buku-bukunya terlebih dahulu.

"Lo tahu nggak kalau dua hari lagi bakal ada turnamen basket," ucap Zizy berjalan di koridor sekolah bersama Akira.

"Nggak tuh," balas Akira, sekarang dia sudah jarang bertukar pesan dengan Genandra, sebenarnya laki-laki itu rajin menanyakan kabar, hanya Akira saja yang malas untuk membalas.

Tak lama kemudian, akhirnya mereka berdua telah tiba di lapangan basket. Terlihat banyak sekali anak-anak basket anggota Black Spider sedang berlatih, seketika pandangan Akira dibuat gagal fokus dengan seorang laki-laki dengan kaos jersey nomor 01. Dia masih sama kerennya seperti dulu.

Akira dan Zizy berdiri di tepi lapangan, ada seorang pemuda yang berlari ke arah kami berdua, mungkin lebih tepatnya kepada Zizy.

"Hai beb," sapa Anggasta kepada Zizy, sontak membuat Akira melongo tak percaya.

"Hehe, hai juga," jawab Zizy malu-malu kucing.

"What, beb?! Lo.... lo berdua jadian?!" kaget Akira sontak menoleh kepada Zizy, menagih jawaban kepadanya.

"Udah dari kemarin," balas Zizy santai. "Sebenarnya gue mau bilang sama lo, cuman karena gue pikir suasana hati lo masih buruk makanya gue tunda dulu," sambungnya.

Perhatian Akira beralih, pada sosok laki-laki tersebut yang tengah berdiri di tengah-tengah lapangan sendirian seraya memegang sebuah bola.

"Hm, ngomong-ngomong, dia kenapa cuman berdiri di sana? Lagi di hukum?" tanya Akira melihat ke arah Genandra.

"Owh, Genan. Nggak kok, dia cuman lagi melatih tembakan jarak jauhnya," balas Anggasta dan menyaksikan Genandra kembali melempar bolanya ke arah ring, namun gagal.

"Akhir-akhir ini dia kurang fokus, performa Genandra juga semakin menurun. Kalau begini terus, bisa-bisa tim kita kalah," khawatir Anggasta mengingat Genandra sebagai leader dalam timnya.

"Apa dia sakit?" tanya Akira.

"Hm, tanpa gue jawab pun, lo pasti tahu sendiri kan apa alasannya," balas Anggasta tersenyum miring.

"Oh ya, gue bawakan bekal buat lo. Dimakan ya!" sela Zizy seraya memberikan bekal makanan kepada Anggasta, sebab tak kuasa melihat ekspresi sedih sahabatnya.

"Wah, thanks ya, pasti gue habisin kok," balas Anggasta menerima bekal tersebut dengan senang hati. "Kalau begitu gue balik latihan dulu ya, bye!"

"Iya, dimakan ya!" Anggasta kembali berlari ke lapangan basket setelah mendengar pelatih membunyikan peluitnya.

"Ra, balik ke kelas?" tanya Zizy.

"Oh iya, oke," balas Akira, dan memutuskan untuk kembali ke kelas mereka.

"Wajah itu.... terlihat putus asa," batin Akira kembali teringat bagaimana ekspresi Genandra, sewaktu di lapangan basket barusan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
EFEMERAL
143      130     0     
Romance
kita semua berada di atas bentala yang sama. Mengisahkan tentang askara amertha dengan segala kehidupan nya yang cukup rumit, namun dia di pertemukan oleh lelaki bajingan dengan nama aksara nabastala yang membuat nya tergila gila setengah mati, padahal sebelumnya tertarik untuk melirik pun enggan. Namun semua nya menjadi semakin rumit saat terbongkar nya penyebab kematian Kakak kedua nya yang j...
Begitulah Cinta?
17831      2689     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
Return my time
319      271     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.
Praha
309      190     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
Premium
RESTART [21+]
9746      3329     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
Gloomy
608      400     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.
in Silence
472      337     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Perihal Waktu
428      302     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
HURT ANGEL
175      136     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
RUANGKASA
45      41     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...