Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Sebelum pulang, Genandra sempat menjelaskan kepada Akira kalau ia tidak bisa mengantarkan gadis itu pulang. Genandra mengatakan kalau dirinya harus mengantarkan Bella, Akira tidak masalah, lagipula mereka 'sepupu' kan. Jadi wajar saja, Akira juga bisa pulang sendiri bersama sopir.

Di depan gerbang sekolah, Akira mengambil duduk di sebuah kursi dekat pos satpam, memainkan game di handphonenya, menunggu sampai jemputan nya tiba. Sesekali ia juga mengalihkan perhatiannya dari ponsel kepada beberapa anak yang keluar melewati gerbang, ada yang cuman sekedar untuk membeli jajan sebab ada pelajaran tambahan atau kegiatan ekstrakurikuler.

Akira kembali fokus kepada game yang ia mainkan, sampai sepasang sepatu high heels berwarna merah berhenti di hadapannya, melihat hal itu kepala Akira terangkat. Setelah mengetahui siapa sang empu, spontan Akira langsung berdiri dari tempat duduknya sembari sedikit membungkuk, memberi hormat.

"Halo Tante," sapa Akira hendak meraih telapak tangan Nyonya Saras—Ibu kandung Genandra, namun ditolak begitu saja. Nyonya Saras sengaja menjauhkan tangannya sebelum disentuh oleh perempuan tersebut.

Akira menggigit bibirnya seraya menurunkan kembali tangannya disertai perasaan kecewa, tapi ketika kepalanya kembali terangkat malah senyuman manis yang ia tunjukkan.

"Saya mau membicarakan sesuatu dengan kamu," ujar Nyonya Saras dingin. Inilah perlakuan yang selalu Akira dapatkan dari Bunda Genandra, dingin. Padahal Akira sudah berusaha bersikap sebaik dan sesempurna mungkin, tapi selalu saja dipandang sebelah mata olehnya.

"Silahkan, Tante. Tante mau bicara apa?" balas Akira sopan.

"Tidak di sini, ayo ikut saya," ajak Nyonya Saras tanpa tersenyum sedikitpun. Benar, bahkan wanita itu tidak pernah terlihat bahagia ketika bertemu Akira.

"Baik Tante, tolong tunggu sebentar," jawab Akira lalu memberitahu kepada sopirnya lewat pesan singkat, agar tidak menjemputnya dulu.

Setelah selesai, Akira pun diajak untuk masuk ke dalam mobil Nyonya Saras, lalu berangkat menuju ke suatu tempat. Di sepanjang perjalanan, Akira sama sekali tidak memiliki keberanian untuk mengajak wanita itu berbincang, Nyonya Saras saja mengacuhkannya, seolah-olah memang meminta Akira hanya duduk diam.

Ternyata, tempat tujuan mereka adalah cafe. Seusai memarkirkan mobil, Nyonya Saras meminta Akira untuk turun dan memasuki cafe tersebut. 

Nyonya Saras memesankan dua minuman, berselang beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Wanita itu tetap diam, sedangkan Akira juga tidak mengerti apa alasannya dia diajak datang kemari.

"Kamu pasti penasaran, apa alasan saya mengajak kamu kemari," ucap Nyonya Saras dan dibalas anggukan oleh Akira.

"Iya, Tante," jawabnya, lalu melihat Nyonya Saras mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecilnya. Dua buah lembar foto kecil, yang kemudian ia taruh di atas meja. Akira mengenali siapa anak yang ada dalam foto itu, Genandra dan Bella, mengapa Nyonya Saras menunjukkannya kepada dirinya?

"Kamu pasti sudah tahu siapa mereka kan?" ucap Nyonya Saras melihat Akira sibuk mengamati dua foto yang ia tunjukkan.

"Iya, Genandra dan Bella?" balas Akira dan mendapat anggukan kepala dari Nyonya Saras.

Wanita itu merubah posisi duduknya, yang semula bersandar pada kursi menjadi sedikit condong ke depan, dengan kedua punggung tangannya menopang dagu. "Benar, apa kamu tahu siapa itu Bella?" 

Akira kembali teringat dengan perkataan Genandra di perpustakaan, "sepupu Genandra?" balasnya sontak membuat wanita berambut pendek itu tertawa.

"Hahaha, sepupu? Apa Genandra yang mengatakannya kepadamu?" ujar Nyonya Saras sampai mengeluarkan air mata, perutnya dibuat sakit oleh mendengar jawaban anak itu.

Akira mengerutkan keningnya, bingung. Ada apa dengan Nyonya Saras? Apa jawabannya terdengar lucu?

"Maaf Tante, apa jawaban saya salah?" balas Akira merasa takut.

"Dia bukan sepupunya, Akira. Bella adalah calon tunangan dari Genandra, mereka akan menikah nantinya," ucap Nyonya Saras bagaikan sebuah petir dahsyat mengguncang tubuh Akira. Dia benar-benar syok, tunangan? Kenapa Genandra berbohong.

"Anak itu memang tidak pandai berbohong, alasan dia mengatakan kalau Bella adalah sepupunya pasti supaya hati mu tidak terluka. Romantis sekali, tapi sayangnya tidak semanis kenyataannya," sambung Nyonya Saras tersenyum sinis. Dia sengaja melakukan ini semua, agar Akira berhenti dan menyerah, serta memutuskan hubungannya dengan Genandra sebelum semakin jauh.

"Jadi, oleh sebab itu alasan saya mengajak kamu ke sini adalah," jedanya mengeluarkan sebuah amplop yang berisi sejumlah uang. "Saya mau kamu menjauhi anak saya, terima uang ini dan putuskan hubungan kamu dengan Genandra," ucap Nyonya Saras menyodorkan amplop tersebut kepada Akira.

Ini penghinaan, meminta dirinya untuk meninggalkan Genandra dengan sejumlah uang? Apa dia terlihat serendah itu di hadapannya? 

Sopan, Akira menolak pemberian amplop berisi uang itu secara baik-baik, disaat seperti ini pun dia masih tersenyum. "Simpan saja uang anda, Tante. Anda tidak perlu memberikan saya uang hanya untuk meninggalkan putra anda, terima kasih. Saya akan memikirkannya baik-baik," balas Akira.

"Baiklah, saya tunggu jawaban kamu. Tolong nikmati minumannya, itu hadiah dari saya," ujar Nyonya Saras lalu pergi meninggalkan cafe, menyisakan Akira seorang diri bersama perasaannya yang hancur.

Lirih isakan tangis terdengar dari bibir gadis itu, bulir-bulir air mata mulai berjatuhan, semakin deras ketika Akira mengingat semua tentang apa yang barusan Nyonya Saras katakan.

"Tunangan?" lirihnya meremas erat rok abu-abunya, tangan Akira lemas, rasanya tidak kuat untuk mengangkat kepalanya walau sedikit saja, ia tidak mau matanya bertemu dengan dua buah foto serta amplop berisi uang tersebut, yang sengaja Nyonya Saras tinggalkan di atas meja.

"Lo tega.... kenapa lo lakuin ini kepada gue, Genandra?" 

"Apa ini, cinta tiga ribu tahun yang lo maksud?"

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
IDENTITAS
714      489     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Dialog Tanpa Kata
17341      4464     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Something about Destiny
174      149     1     
Romance
Devan Julio Widarta yang selalu dikenal Sherin sebagai suami yang dingin dan kurang berperasaan itu tiba-tiba berubah menjadi begitu perhatian dan bahkan mempersiapkan kencan untuk mereka berdua. Sherin Adinta Dikara, seorang wanita muda yang melepas status lajangnya pada umur 25 tahun itu pun merasa sangat heran. Tapi disisi lain, begitu senang. Dia merasa mungkin akhirnya tiba saat dia bisa mer...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5378      1469     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Can You Be My D?
132      117     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Orange Haze
549      380     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Story Of Chayra
13726      3352     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
Dibawah Langit Senja
1645      957     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
The Past or The Future
469      372     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
IKRAR
18633      3286     3     
Romance
Ikrar berarti janji yang bersungguh-sungguh. Moira telah berikar kepada sang ayah yang mengidap kanker paru-paru untuk memenuhi permintaan terakhirnya, yaitu menikah dengan anak sahabatnya. Pria itu bernama Ibram Ganinta Miyaz. Namun, sayangnya Ibram bukanlah pria single, dia mempunyai kekasih bernama Anindira yang tak kunjung menerima pinangannya. Akan tetapi, setelah mendengar berita Ibram meni...