"Hah panas banget hari ini, AC nya nyala kan?" gerah Akira menggunakan bukunya sebagai kipas, AC kelas sudah menyala tapi tubuhnya masih saja kepanasan. Padahal laporan cuaca mengatakan kalau hari ini akan turun hujan, tapi apa mungkin hujan bisa turun sedangkan matahari seterik ini?
Mungkin lain kali ia tidak perlu terlalu mempercayai hal yang berbau tidak pasti seperti itu.
"AKIRAAA!!!" teriak Zizy menggebrak pintu kelas, sukses mengundang perhatian semua siswa. Zizy nampak tidak perduli dengan puluhan sorot mata yang tertuju kepada dirinya sekarang, karena tujuan utamanya adalah Akira.
"Zy, lo bisa pelan-pelan nggak sih buka pintunya? Minggu kemarin habis diganti," tutur Eja, mengingat pintu kelas mereka juga pernah rusak karena tragedi yang sama.
"Gue bawa berita penting!" ucap Zizy membuat laki-laki berkacamata bulat itu langsung bersemangat, bagian 'berita penting' serasa seperti bara api yang membakar aura julid dalam diri Eja. Ya, anak itu memang doyan kalau soal yang hot hot.
"Omo omo, gue udah nggak sabar nih, apa-apa? Kasih tahu dong!" balas Eja tidak sabar, ia menggeser posisi berdirinya menjadi di samping Zizy.
"Lo tahu sendiri kan, kalau si Genandra pacaran sama bestie gue Akira?" ucap Zizy sembari mengotak-atik layar handphonenya, Eja dibuat tercengang dengan kecepatan jari anak itu pada saat membuka password handphone. Sandi nya panjang bener!
"Buset dah Zy, panjang bener lo bikin sandi. Kayak ada dokumen rahasia negara aja di handphone lo, gue pencet panggilan darurat nih lama-lama," sebal Eja, butuh waktu satu menit sampai Zizy benar-benar bisa membuka password handphonenya.
"Sabar weh! Yang namanya ponsel tuh mesti dijaga, gue bikin password panjang juga ada tujuannya, biar Emak gue nggak mau cek handphone gue kalau malem-malem," balas Zizy dan membuka galeri.
"Oh ya bener juga, lo kan admin pinjol," celetuk Eja reflek mendapatkan pukulan keras pada punggung anak itu.
"Lemes bener congor lo kalau ngomong, udah, sekarang gue nggak lagi mau berdebat sama lo. Ada hal yang jauh lebih penting yang mau gue kasih tahu," sebalnya lalu menunjukkan sebuah foto kepada Eja.
Eja berusaha mengamatinya dengan baik-baik, ekspresinya berubah menjadi syok ketika menyadari siapa laki-laki yang berada dalam foto tersebut. "Omo, dia Genandra?" kaget Eja spontan mengeraskan suaranya.
"Ssst! Kecilin suara lo! Ya dia Genan, tadi gue lihat dia bareng sama cewek lain, gue pikir itu Akira ternyata bukan. Tapi... ya, gue masih berusaha positif thinking kan, kali aja mereka berdua nggak ada hubungan, tapi masa sih harus pegangan tangan?" bisik Zizy.
"Bener, wah pasti ada apa-apa nih, apa jangan-jangan si Akira udah putus sama Genandra? Omo omo, tapi bukannya hubungan mereka baik-baik aja? Kenapa tiba-tiba-"
"Ngapain nama gue disebut-sebut?" tanya Akira tanpa sadar sudah berdiri di belakang tubuh dua anak itu.
"Astaghfirullah! Akira! Lo demen bikin orang kaget aja," sebut Eja sambil mengelus dada.
"Biarin, siapa suruh gosipin gue? Zy, ngomong ada apa?" sebal Akira kini tertuju kepada Zizy, hari ini cuaca sudah panas jangan sampai otaknya juga ikutan mendidih gara-gara kelakukan teman-temannya.
"Ng-nggak ada apa-apa," balas Zizy sembari menyembunyikan handphonenya ke belakang punggung.
Raut wajah Akira semakin tertekuk, seperti kaos kusut. Apa yang mereka sembunyikan? Dan kenapa nama dirinya harus ikut andil dalam perbincangan mereka? Zizy, tidak biasanya ia bersikap tertutup seperti ini.
"Zy, kasih tahu gue apa yang lo omongin barusan sama Eja? Gue nggak masalah selama itu cuman gosip murahan kalian berdua, tapi kenapa nama gue mesti ikut-ikutan? Gue nggak akan berhenti maksa lo, sebelum lo mau jujur," paksa Akira, ia dapat melihat ketegangan di antara mereka.
"Apa lo beneran mau tahu Ra?" tanya Zizy mencoba memastikannya terlebih dahulu, ia takut kalau ini akan menyakiti hati Akira nantinya.
"Iya," tegas Akira.
"Beneran Ra? Tapi gue saranin jangan deh," Akira membuang napas kasar, bola matanya memutar malas. Apa yang sudah terjadi?!
"Udahlah Zy! Tinggal kasih tahu aja apa susahnya sih? Cuman ngucap doang lama banget mikirnya."
"Tapi lo harus janji, jangan nangis, jangan teriak, jangan histeris, jangan sakit hati, harus tenang, sabar, dan... oh sama satu lagi harus senyum. Oke?"
"Iya!" jawab Akira ingin cepat-cepat mengetahui apa rahasianya, walaupun masih dibuat bingung, tapi ini pasti berita besar bukan? Buktinya saja, Zizy sampai bertingkah aneh seperti sekarang.
Tangan Zizy rasanya sungguh berat, hanya untuk menunjukkan sebuah foto kepada Akira pada handphonenya. Ia memilih untuk menutup mata sebab tak sanggup melihat bagaimana ekspresi wajah Akira, dia pasti kecewa kan?
"Kalau lo nggak kuat, angkat tangan lo ke kamera ya Ra," ucap Eja yang masih sempat-sempatnya bercanda.
Untuk sesaat, Akira belum paham, membutuhkan waktu beberapa detik untuk bisa mencerna sebuah foto yang Zizy perlihatkan kepada dirinya. Namun, satu hal yang langsung dapat ia tangkap adalah, itu Genandra.
"Dia lagi sama siapa?" tanya Akira, mempertanyakan soal keberadaan perempuan yang berada di samping Genandra. Melihat tangannya merangkul lengan Genandra seperti itu, jujur Akira merasa risih.
"Gue mana tahu! Makanya gue sekarang mau tanya sama lo, siapa cewek itu kali aja lo kenal," balas Zizy.
"Gue nggak kenal," jawab Akira, spontan mendengar jawaban histeris dari Zizy dan Eja.
"WHAT! Lo nggak tahu?!"
"Omo, pacarnya sendiri aja nggak tahu, yakin lo Ra? Hubungan lo sama Genandra baik-baik aja kan? Lo berdua lagi ada masalah?" heboh Eja menanyakan semua pertanyaan itu secara beruntun.
"Nggak, gue nggak lagi ada masalah sama dia," balas Akira seadanya, kemarin juga baik-baik saja bahkan mereka berdua menghabiskan waktu bersama, menmang apa yang perlu dipermasalahkan.
"Kalau kalian nggak ada masalah, terus kenapa dia bawa cewek lain ke sekolah? Biasanya bareng sama lo," timpal Zizy.
"Ya, mungkin aja dia lagi ada urusan, i think," respon Akira terdengar ragu-ragu.
"Ih, urusannya bawa cewek lain," sindir Zizy dan mendapat anggukan kepala dari Eja.
"Ck, udahlah. Nanti biar gue yang tanya sendiri ke dia, ngapain lo berdua yang repot sih."
"Kita berdua kayak begini tuh karena perduli sama lo, kita mah baik orangnya suka care sesama teman," balas Eja, lagaknya sebelas dua belas dengan Zizy, mereka berdua kayaknya cocok kalau jadi jodoh.
"Iya-iya, hari ini udah panas jangan buat pikiran gue makin tambah panas," sebal Akira kembali berjalan menuju ke tempat duduknya.