Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Supaya tidak terlalu sunyi, Genandra memutar musik untuk menghibur perjalanan mereka. Hingga, handphonenya dibuat berbunyi sebab ada panggilan telepon dari seseorang. Terlihat kontak bernama 'Bunda' muncul pada layar handphone.

"Iya Bun?" Genandra mengangkat panggilan telepon tersebut menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya tetap menyetir mobil. Akira mengecilkan sedikit volume musik, agar tidak menganggu pembicaraan mereka.

"Kamu sudah pulang sekolah kan? Bunda dapat kabar dari temen Bunda kalau sekolah kamu sudah pulang sekarang," balas Bunda dalam telepon.

"Iya Bun, ini Genan lagi nyetir mobil."

"Owalah, ya udah, sekarang Bunda minta tolong sama kamu jemput Adik kamu di sekolahnya ya, kasihan udah nunggu lama dia," pinta Bunda.

"Lah kok Genan? Bukannya biasanya Neon dijemput sama Pak Mamat?" balas Genandra menyebutkan nama sopir yang biasa menjemput Neon.

"Pak Mamat lagi pulang kampung sekarang, baru tadi izin sama Bunda, anaknya lagi sakit di kampung, masa Bunda nggak kasih izin, jahat dong," ucap Bunda dalam telepon, lalu mendengar helaan napas dari Genandra.

"Oke deh Bun, Genan jemput sekarang," balas Genandra.

"Bagus, kalau sudah selesai telepon Bunda ya supaya nggak khawatir. Sekarang Bunda masih ngajar, mungkin pulangnya agak telat," balas Bunda dan mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Genandra kembali menyimpan handphone itu ke dalam saku celananya, Akira bisa melihat raut wajah kekasihnya yang sedikit berubah setelah menerima panggilan telepon tersebut.

"Jadi, sekarang kita harus jemput Neon dulu?" ucap Akira kepada Genandra, ia mendengar semua apa yang telah mereka bincang kan.

"Iya," datar Genandra.

"Kenapa wajah lo cemberut gitu sih? Nggak suka jemput Adik sendiri? Apa kalian lagi berantem sekarang?" tanya Akira penasaran.

"Semuanya, gue gedeg sama dia. Kecil-kecil tapi kelakuannya ngalahin orang dewasa, pingin gue geprek rasanya," balas Genandra seraya menggenggam erat setir mobil.

"Tapi cuman bertengkar kecil aja kan? Lo nggak benci kan sama dia?" tanya Akira sekali lagi.

"Nggak, cuman kesel aja, ngapain juga gue harus benci sama saudara gue sendiri? Apalagi dia masih kecil," balas Genandra membuat Akira tersenyum lega mendengarnya.

"Syukurlah, jangan sampai lo membenci saudara lo sendiri, seburuk apapun dia, semenjengkelkan apapun sikap dia, dia tetap saudara lo," ucap Akira dengan tatapan mata lurus ke depan, ia kembali sedih apabila mengingat bagaimana hubungan persaudaraan nya bersama Rosalina.

Dibandingkan dengan cerita Genandra, dia lebih mengasihani dirinya sendiri. Bahkan sebagai Kakak, Akira tidak bisa melakukan banyak hal untuk Rosalina. Apapun yang ia lakukan selalu dianggap buruk oleh anak itu.

"Apa hubungan lo dan Rosalina belum membaik?" tanya Genandra dapat membaca tatapan sedih Akira.

Selain anggukan, Akira tidak tahu lagi apa yang jawaban yang pantas. "Ya, tapi gue akan berusaha," balas Akira menunduk.

"Tenang, usaha baik lo pasti akan membuahkan hasil yang indah. Semuanya hanya butuh waktu, suatu saat nanti dia akan paham seberapa berharganya diri lo," ucap Genandra.

"Mungkin satu-satunya cara buat dia sadar adalah.... ketika gue sudah tiada di dunia ini," batin Akira mengalihkan perhatiannya pada jendela samping mobil.

"Tapi gue juga berharap, dia mau menerima gue sebelum waktu itu tiba."

********

Sesampainya di sekolah dasar Mutiara Ilmu, anak kecil berseragam merah putih itu langsung berlari ketika menyadari sebuah mobil yang begitu ia kenal.

"Bang Genan kok lama banget sih!" sebal Neon yang sudah membuka pintu mobil, ia dibuat terkejut dengan keberadaan Akira di sana.

Menyadari tatapan terkejut dari Neon, Akira lekas membalasnya dengan senyuman ramah. Uh! Anak ini sungguh menggemaskan.

"Hai Neon, gimana kabarnya?" tanya Akira seraya melambaikan tangannya.

"Wah ada Kak Akira juga, kabar Neon baik kok," balas Neon menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, ia merasa malu ketika bertemu dengan perempuan secantik itu.

"Neon, ayo cepetan naik! Lo duduk di belakang," titah Genandra mengingat kursi depan sampingnya sudah diduduki oleh Akira.

"Nggak mau!" tolak Neon tiba-tiba saja masuk, lalu menutup pintu mobil. Anak kecil itu duduk di pangkuan Akira tanpa permisi.

"Neon mau duduk sama Kak Akira," balas Neon menatap jengkel kepada Kakaknya.

"Neon, gue bilang duduk di belakang, kasihan Akira pegel nanti. Emang lo pikir, badan lo nggak berat?" sebal Genandra.

"Ngapain berat, Neon masih kecil. Kak Akira aja nggak keberatan Neon ada di sini, Abang aja yang risih," balas Neon malah meladeni perdebatan mereka.

"Udah udah, nggak apa-apa kok Ge, biarin aja Neon gue pangku, lagian dia pasti capek habis sekolah. Iya kan Neon?" sela Akira sembari menyisir lembut rambut Neon yang halus.

"Tuh dengerin," ujar Neon senang, Akira memihak kepada dirinya.

"Cih, lihat aja ya lo kalau udah sampai di rumah," lirih Genandra geram, kalau Akira yang mengatakannya mau bagaimana lagi. 

Daripada memperpanjang masalah, Genandra lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Kak Akira mau pergi kemana sama Bang Genan?" tanya Neon penasaran.

"Mau cari jajan," balas Akira merasa gemas mendengar suara imut anak itu.

"Neon mau ikuuuutttt!!!" teriak Neon sontak langsung bersemangat.

"Nggak boleh," ketus Genandra menolak mentah-mentah.

"Lah tapi kenapa? Masa cuman kalian berdua aja, masa Neon nggak di ajak. Nanti aku janji deh nggak bakal ganggu," balas Neon cemberut.

"Bohong, gue nggak percaya," sahut Genandra, membuat Neon semakin memperdalam manyunan bibirnya.

"Kalau Neon mau ikut boleh kok," celetuk Akira, senyuman anak kecil itu kembali merekah sempurna.

"Tapi Ra-" 

"Udah nggak apa-apa, Neon anak baik kok. Neon boleh ikut tapi nggak boleh nakal ya," tutur Akira seraya menyodorkan jari kelingking kepada Neon.

"Iya, siap," balas Neon ikut mengaitkan jari kelingkingnya dengan milik Akira.

"Kak Akira memang yang terbaik!"

"Cih dasar bocil," batin Genandra sebal, rencananya untuk menghabiskan waktu berdua saja bersama Akira gagal sudah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ketika Kita Berdua
34984      4777     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Story of April
1952      790     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Secret Elegi
4079      1159     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
AVATAR
7553      2151     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Pisah Temu
991      535     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
The Second Lady?
434      312     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Sherwin
358      239     2     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
IDENTITAS
682      463     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Untuk Reina
24611      3708     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Kalopsia
593      468     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...