Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (22. Memori Pelik Poci) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Matahari yang berlindung dengan awan berwarna gelap, tak kunjung juga menurunkan tetesan hujan. Udaranya malah serasa gerah.

 

Meskipun Alana sudah diberitahu jika beristirahat dulu jangan kemana-mana oleh dokter penanggung jawabnya sebelum meninggalkan ruang Mawar, itu tak membuat gadis yang sebenarnya penuh akan keceriaan ini merasa geram.

 

Ia malah membeli susu coklat dingin yang berada di kantin rumah sakit. Ia bersama Poci menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan mereka tak berpapasan dengan dokter tampan tersebut.

 

“Poci, apakah aman?” tanya Alana yang mengamati di sisi kiri, sedangkan sahabatnya itu di sisi kanan.

 

“Aman, Na. Ayo balik ke ruanganmu,” ajak Poci seperti seorang teman yang menasehati temannya yang sedang bolos.

 

“Iya ... ya aku tahu, sekarang. Lagian bosan tahu Ci hanya berbaring di tempat tidur seperti itu,” gerutu Alana sembari mendorong kursi rodanya seorang diri.

 

“Hm, siapa suruh melakukan tindakan yang mengutamakan emosi tanpa berpikir terlebih dahulu. Jika kamu ceroboh sedikit saja, bisa nyawamu tak terselamat- ...,” ucapan Poci terhenti.

 

Dubrak!

 

Tubuhnya tiba-tiba melemas, kedua lututnya bertemu dengan lantai dingin berwarna putih di lorong rumah sakit. Sontak hal ini membuat bola mata Alana melotot, dan secara spontan ia ingin mencoba membantu sahabatnya berdiri.

 

“Poci ... Ci ... kamu kenapa? Kenapa bisa seperti seorang manusia seperti ini sih, yang merasakan tubuh lemas?”

 

Sosok arwah gentayangan itu masih bersimpuh tak berdaya, kain kafan yang diikat erat ia buka dibagian dadanya, karena ia ingin kedua tangannya memegangi kepala. Benar-benar kepala sosok hantu itu begitu pening, sangat sakit seperti tertusuk-tusuk jarum di dalamnya.

 

Poci pusing, Alana lebih pusing lagi. Entah siapa yang ia bisa mintai pertolongan untuk membantu sahabatnya yang tak kasat mata ini.

 

Ia memijat-mijat dahi seraya ia menggaruk kepalanya, meski tak gatal. Kini ia benar-benar bingung.

 

Seandainya Alana tak memakai kursi roda saat ini, bisa saja ia membantu Poci hanya sekadar berdiri dan mencari tempat duduk yang layak.

 

Jika seperti ini sahabat hantunya itu akan jatuh pingsan. Eh tunggu sebentar, “Apakah arwah gentayangan bisa pingsan juga seperti manusia?”

 

Bisa-bisanya Alana menggunakan nalarnya disituasi genting seperti ini, karena memang tak bisa dilogikakan. Walaupun wanita ini mencari seorang dokter profesional pun, tetap saja Alana pasti ujung-ujungnya dikatakan gila karena meminta seorang dokter memeriksa sahabatnya yang merupakan arwah gentayangan.

 

Baru kali pertama ia memiliki sahabat yang antimainstream seperti ini. Ingin rasanya ia berteriak pada setiap orang yang berlalu lalang di lorong ini, tapi niatnya ia urunkan setelah dipikir-pikir ia tak mungkin melakukan hal itu.

 

Poci masih tersimbuh, dan tubuhnya gemetaran serta matanya melotot begitu menakutkan.

 

“Poci, kenapa kamu menyeramkan seperti itu!” teriak Alana dengan netra mata yang memendung air mata karena jujur ia merasa ketakutan melihat sahabatnya.

 

“Alana ...,” suara Poci terdengar serak.

 

Walaupun Alana merasa aneh dengan tatapan sahabatnya, ia tetap mendekat dan mencoba tenang.

 

“Iya Poci?” jawabnya singkat.

 

“Sepertinya aku tahu kenapa aku berada di sini dan bergentayangan.”

 

Tentu saja lontaran kalimat itu membuat Alana tercengang dan ia menatap sahabatnya begitu dalam. Seakan ingin mengetahui kisah sahabatnya, kenapa ia bisa menjadi arwah gentayangan di sini.

 

Namun ....

 

Hah!

 

Poci kembali bangkit dengan ekspresi wajah datar, ia melirik ke arah sahabatnya yang sejak tadi sudah mengaga karena tak sabar untuk mendengar kisah pilu dari seorang Poci.

 

Poci malah berjalan tanpa melanjutkan ucapannya, hal ini membuat Alana berusaha untuk mengejar dengan mendorong kursi rodanya begitu kuat. Agar lajunya semakin menyamai langkah kaki sahabatnya.

 

Arwah nyentrik itu tak menggunakan kain kafannya dengan benar dan baik, ia malah melepas beberapa kain yang membungkus tubuhnya. Jika ada pemeriksaan mengenai aturan berseragam, mungkin saja Poci akan dihukum karena tak menggunakan pakaiannya dengan benar!

 

“Poci ... kamu mau ke mana? Kenapa kamu terburu-buru dan tidak melanjutkan ceritamu?!” teriak Alana agar di dengar oleh Poci.

 

Tak disangka, arwah gentayangan itu benar-benar aneh. Alana pikir sahabatnya akan pergi entah ke mana, tapi ... ia mencari tempat duduk yang tak jauh dari lorong itu.

 

Dengan kaki yang disilang salah satunya, ia seperti pria yang menjaga image sekali.

 

Alana yang melihat sahabatnya itu hanya bisa menyudutkan bibirnya di sebelah kanan. Ia terlihat kesal dengan sahabatnya tersebut.

 

Bagaimana tidak kesal, Poci telah berhasil membuat Alana khawatir minta ampun tapi malah sahabatnya itu duduk bersantai ria di sana.

 

Meskipun kesal, Alana masih penasaran dengan ucapan yang terlontar oleh mulut sahabatnya. Kini wanita itu berada di samping sahabatnya, dengan tetap duduk di kursi rodanya.

 

“Poci, apa maksudmu dengan perkataanmu tadi?”

 

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Poci melirik dengan tatapan tajamnya. Ia menyoroti wajah Alana.

 

Wanita yang merasa aneh dipandang oleh sahabatnya itu langsung memalingkan penglihatan. “Jangan melihatku dengan tatapan aneh seperti itu. Kamu benar-benar seperti hantu!”

 

“Na, kamu lupa ya. Aku kan memang hantu, masa iya manusia,” sahut Poci seperti biasa begitu cetus.

 

Alana tak ingin berhenti bertanya mengenai alasan Poci bisa bergentayangan di sini. Ia hanya mengangkat kepalanya, seakan ia ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan Poci, sebelum ia menjadi hantu seperti ini.

 

“Apa?”

 

“Kenapa malah tanya balik? Kan kamu yang mengatakan mengenai alasanmu berada di sini dan bergentayangan.”

 

“Tapi aku tidak mengatakan jika aku ingin menceritakannya kan, Alana? Aku hanya mengucapkan hal itu, tanpa ingin memberitahumu,” sahut Poci. Tatapannya kini begitu dingin.

 

Sebenarnya Alana masih mengira dan bertanya dalam benaknya mengenai kematian sahabatnya itu. Wanita ini percaya jika kematian Poci sangat menyedihkan.

 

Kenapa ia berasumsi seperti itu? Dia sangat yakin, ketidakterbukaan Poci membuat dirinya tahu jika pertanyaannya tadi sudah mengganggu ranah personal arwah gentayangan ini.

 

Mungkin saja Poci memang tak ingin menceritakan kisah kematiannya, ia hanya ingin mengetahui peliknya kisah yang dialami sebelum meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

 

Pertanyaan Alana terhenti saat itu juga, ia tak ingin mengusik apa pun yang bukan ranahnya. Meskipun Poci sudah ia anggap sebagai sahabat dan saudara laki-laki. Namun, tetap saja semua memiliki batasan.

 

Beberapa detik kemudian, Poci kembali menyeluk kepalanya yang teramat sakit. Mungkin bagian demi bagian ingatannya membuat kepalanya begitu pening.

 

Memori yang sangat dirinya ingin lupakan, sekaligus memori yang ingin ia ketahui agar ia bisa mengetahui tujuannya berada di sini.

 

Sebenarnya kisah apa yang telah terjadi dikehidupan Poci? Dan kejadian pahit apa yang sudah membuat dirinya menjadi arwah gentayangan tanpa tujuan ini?

 

“Alana, kepalaku sangat sakit,” geram Poci sembari meneteskan air mata.

 

Bersambung.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
6913      1985     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2136      1116     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Semu, Nawasena
4934      2314     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Story Of Chayra
7396      2518     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
HURT ANGEL
102      79     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5550      1781     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Dinikahi Guru Ngaji
427      319     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Renjana
336      243     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Meteor Lyrid
286      210     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Salted Caramel Machiato
7279      3530     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu