Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (14. Buket Bunga Rahasia) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Tidak mau tersisihkan, suster yang sejak tadi telah mengagumi sosok hangat pria ini pun buka mulut.

 

“Apa yang Anda maksud Tuan Yuta? Bukankah orang sepertimu sangat gampang mendapatkan wanita? Jika wanita itu terluka, mungkin saja mereka terlalu berharap kepada Anda. Tolong jangan merasa jika Anda membuat mereka terluka. Ingat Tuan Yuta, Anda itu begitu sempurna jika dimiliki oleh mereka,” suster itu sangat bersemangat melontarkan suara dengan emosi yang menggebu-gebu.

 

Yuta hanya bisa tersenyum saja, lalu berkata, “Terima kasih sudah menyuarakan emosi Anda, sus. Tapi kali ini bukan dia yang salah, seharusnya sejak awal saya tidak pernah mendekatinya karena saya tahu konsekuensi apa yang akan dia terima jika berhadapan dengan saya.”

 

Meski tidak tahu permasalahnya apa, suster itu mengira-ngira apa yang terjadi. Tidak kalah dengan Dokter Rama, yang terus mengira apa maksud dari pria yang sudah dianggapnya putra sendiri.

 

“Yuta, hmm apa yang kamu maksud tadi? Apakah ini terkait dengan wanita itu?” celetuk pria setengah baya dengan mengenakan seragam lengkap.

 

Yuta segera menggelengkan kepala, ia menepis semua perkiraan yang telah dilontarkan Dokter Rama. “Bukan dia, dok.”

 

Ia berhenti sejenak, setelahnya ia berkata kembali, “Apakah sudah selesai dok penanganannya? Soalnya malam ini saya ingin membuat proposal meeting untuk bahan pekan depan.”

 

Hah!

 

Dokter Rama menghempaskan napas berat, dari dulu Yuta adalah pria yang tak berubah ia selalu bekerja keras meski luka yang tengah ia rasakan.

 

“Yuta ... Yuta ... apa kamu bisa berhenti sejenak bekerja? Kamu butuh beberapa hari untuk beristirahat, ini malah langsung ingin bekerja.”

 

Hehe!

 

Yuta melihatkan giginya menyengir dan menggaruk-garuk kepala menggunakan tangan kiri. Yuta hanya pria biasa, yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari sesosok ayah. Yuta sudah lama tak mendapatkan kehangat dari ayahnya, dikarenakan Tuan Tanaka sudah lama meninggal sewaktu pria ini duduk dibangku sekolah menengah pertama.

 

Namun, walaupun Yuta hanya menjawab dengan senyuman nyengir, dalam lubuk hatinya berkata, ‘Jika saya tidak bekerja dan menyibukkan diri, saya akan terus mengingatnya dok. Saya tidak bisa berhenti sibuk, karena saya akan mengingatnya sakit itupun akibat saya.’

 

“Oke, semuanya sudah selesai. Ini obat yang harus diminum, antibiotik dan sebagainya. Sudah saya isi keterangan di belakang. Ingat minum obat ya Yuta, jaga kesehatan. Tolong jangan lakukan hal bodoh lagi!” ucap Dokter Rama sembari membersihkan peralatannya untuk segera menuju ke rumah.

 

Namun, suster muda itu berbisik, “Dok, apakah Tuan Yuta tidak ingin saya dampingin? Kan Beliau harus mendapatkan perhatian penuh, karena lukanya cukup dalam.”

 

Bisikan itu didengar oleh Yuta, hal itu membuat pria ini langsung menjawab pertanyaan suster muda tersebut, “Terima kasih sebelumnya, sus. Saya masih bisa merawat diri saya sendiri, sus. Jadi terima kasih ya karena Anda sudah memikirkan kebaikan saya.”

 

Bola mata suster itu mengembang, meski kalimat itu seraya penolakan yang sangat halus. Tapi sang suster sangat suka, dengan kelembutan hati yang dimiliki oleh Yuta.

 

Apakah Yuta memiliki sakit secara mental? Apakah ia hanya berpura-pura bersikap seperti ini? Secara sikapnya begitu berbeda di awal bab, yang menyatakan jika pria ini sangat jahat. Yah, ia begitu jahat dengan kekasihnya sendiri!

 

Setelah Dokter Rama dan suster pamit, Yuta duduk di meja ruang kerja yang berada di samping kamar tidurnya.

 

Ia menutupi mulut mengenakan tangan yang dikepal. Ia sedang melihat foto seseorang.

 

Di foto itu ada Alana yang tersenyum dengan tulus, dan di samping kanan kiri ada orang tuanya. “Kamu selalu bilang kepadaku, foto ini sangat berharga bagimu. Karena setiap kali melihat foto ini kamu bisa merasakan dua hal sekaligus. Kebahagian dan kehancuran. Ketika kamu sangat merindukan mereka, kamu akan melihat foto ini dan begitupula jika kamu mengingat keegoisan mereka kamu juga selalu melihat foto ini. Aku yakin rasa bahagia itu tak lagi kamu rasakan saat ini. Karena kamu pernah mengatakan bahwa kehadirankulah yang mengikis rasa hancur itu. Dan sekarang apakah kamu merasakan kehancuran yang teramat dalam, Alana. Apa yang kamu rasakan sekarang, percayalah aku lebih hancur dari itu.”

 

Air mata mengalir membasahi pipi putra tunggal sekaligus pewaris tahta, Keluarga Tanaka ini. Matanya memerah, siapa bilang pria tak bisa menangis. Jika pria yang jarang menangis, saat ini dia menangisi seorang wanita, percayalah pria itu benar-benar tulus menyanyangi wanita itu.

 

Tapi pertanyaan yang begitu besar membelenggu, mengapa Yuta melakukan semua hal ini? Kenapa ia tega melakukan semua ini kepada orang yang sangat ia cintai?

 

Ia mengambil bingkai foto kecil yang diletakkan di mejanya, itu adalah sosok Alana saat mereka sedang bersama dipenuhi kasih dan cinta. Ia kini memeluknya sembari terus tak berhenti mengucapkan kata, “Maafkan aku, Alana. Maafkan aku ... percayalah apa yang kulakukan ini, semua demi kebaikanmu. Aku tidak ingin kamu lebih merasakan sakit dibanding apa yang kulakukan saat ini.”

 

“Maafkan aku, Alana ... maafkan aku.”

 

***

 

“Yuuuutaaaa!” teriak Alana membuat Suster Luna yang sejak tadi menunggu terkejut.

 

“Mbak Alana, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Suster Luna segera bangkit dari tempat duduknya, dan mendekati Alana yang terlihat begitu lemas.

 

Wajah wanita ini sangat pucat, sepertinya ia sedang bermimpi buruk.

 

Alana melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi, berapa jam ia sudah menghabiskan waktu hanya untuk tertidur.

 

Tidak lupa ia melihat kepojokan, memastikan Poci ada di sana ternyata ....

 

Ekspresi wajah yang tadi menegangkan, kini berubah menjadi heran. Ia melihat sosok Poci sedang bersantai dengan kopi dan jajan tradisional di pojok sana.

 

Tak lupa ia menggerutu dengan menjulidi sahabatnya sendiri, ‘Astaga, ini namanya pocong zaman now. Hanya di sini pocong bisa bersantai ria dengan meminum kopi dan memakan jajan pasaran. Begitu santai hidupnya.’

 

Alana menyoroti Poci, ingin melakukan telepati. “Poci, sisakan jajan klepon itu untukku.”

 

Tapi seperti mengajak guled, Poci sengaja tidak menghiraukan ucapan Alana melalui telepati. Ia malah memakan jajan kelepon itu dengan mengunyah estetik, seakan sosok hantu nyentrik itu memang membuat sahabatnya murka.

 

“Sisakan klepon itu!” teriak Alana yang tidak sabar melihat tingkah laku sahabat hantunya tersebut.

 

Alana sering melupakan, jika ada manusia didekatnya. Suster Luna sampai bingung, padahal jajan klepon yang sudah ia belikan di pasar tadi masih banyak di atas meja.

 

“Mbak Alana, apakah Anda ingin memakan jajan klepon? Itu masih banyak Mbak, saya belikan tadi di pasar sebelum berangkat kerja.”

 

Sontak Alana langsung melirik ke arah samping, dan ia hanya bisa tersenyum dengan menggaruk-garuk kepalanya.

 

Suster Luna pun memberikan buket bunga mawar putih kepada Alana. “Mbak, ini ada buket bunga tanpa nama di depan ruangan. Mungkin ada surat di dalamnya.”

 

Alana segera mengambil buket itu, dan benar ada surat di dalamnya.

 

-Hay! Apakah kamu baik-baik saja hari ini? Aku harap kamu cepat sembuh ya, semangat selalu menjalankan kehidupan.

Dari aku yang mengharapkanmu cepat sembuh dan  bisa berkativitas lagi.-

 

Poci ternyata membaca isi surat itu, “Na, siapa yang begitu romantis memberikanmu buket bunga mawar putih ini?”

 

Alana pun langsung menggelengkan kepalanya, karena ia tak tahu siapa yang memberikan buket bunga itu.

 

Bersambung.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
6913      1985     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2136      1116     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Semu, Nawasena
4933      2314     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Story Of Chayra
7395      2518     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
HURT ANGEL
102      79     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5550      1781     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Dinikahi Guru Ngaji
427      319     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Renjana
336      243     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Meteor Lyrid
285      209     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Salted Caramel Machiato
7279      3530     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu