Kukira Saga nggak akan mengeluarkan suara sedikitpun hingga jam pulang sekolah. Tebakanku salah, soalnya saat pelajaran bahasa Perancis, bu Ellen meminta anak satu kelas mengenalkan diri dalam bahasa Perancis satu persatu. Beliau sudah cukup tua dan dia guru kedua setelah pak Yasmin yang baru juga masuk kelas langsung dicap galak oleh satu kelas.
Bu Ellen memang sudah menuliskan kalimat perkenalan dalam bahasa Perancis di papan tulis dan memperaktekan cara melafalkan tulisan tersebut dua kali. Tapi bahasa Perancis itu aneh dan sulit sekali untukku. Aku nggak bisa melafalkan kalimat-kalimat tersebut dengan benar. Juga nggak bisa menirukan nada sengau aneh yang muncul tiap kali bu Ellen bicara. Apalagi antara tulisan dan pelafalan juga sangat berbeda. Malunya, cuma ada tiga orang yang salah melulu dikelas, aku, Yugo dan Abimayu. Kami bertiga di suruh latihan satu menit atau diancam hukuman suruh latihan di depan kelas.
Pasti karena wajahku kasihan atau karena melihat keringat dinginku bercucuran deras, tiba-tiba Saga memanggil namaku pelan. Suara Saga aneh sekali, berat dan dalam. Suara Saga rasanya familiar dikupingku, tapi disaat yang sama juga rasanya suara Saga tidak kukenal. Aku melongo karena tidak menyangka Saga memanggil nama panggilanku- Jo dan mau membantuku.
Perlahan Saga mendikteku cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut. Berkat bantuan Saga aku selamat dari hukuman. Saat aku mengucapkan terimakasih, Saga malah mengalihkan pandangan dan tidak bicara lagi. Membuatku menciut lagi dipojok meja sambil bertanya-tanya apa aku harus minta maaf setelah bilang terimakasih.
Saat jam pulang sekolah, May ternyata sudah menunggu di depan pintu kelasku. Ia nyengir lebar, nggak seperti May yang biasanya. Sekarang tanpa malu-malu May bersenandung senang. Menertawakan Lintang. Di lain pihak, aku yang memang sempat kepikiran soal Lintang hanya bisa berjuta kali bersyukur dan berdoa semoga selamanya Lintang nggak akan tau kalau aku sekarang satu meja dengan Saga.
“Kok kamu bisa langsung tau aku pindah kelas 10-2?” Tanyaku begitu May berhenti tersenyum lebar.
May memandangku heran,”Apalagi kalau bukan gara-gara kamu jadi temen sebangkunya Saga?! Berita nya langsung menyebar kemana-mana! Aaah coba kalau Lintang masih satu sekolah ma kita! Aku pengen ngeliat wajahnya waktu kena serangan jantung!”