Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian
MENU
About Us  

Kota kecil di Jawa Timur, Oktober 2023

Aku duduk di teras rumah sembari bercengkerama dengan senja. Angin kemarau yang kering memainkan helaian rambut hitamku.

Tidak ada kopi ataupun teman cemilannya yang mengiringi kegiatanku sore ini. Itu tidak mengapa, karena hatiku gempita sepanjang hari ini.

Karena aku baru saja mendapatkan sebuah harta tak ternilai. Aku seperti menemukan sebuah harta karun. Bahkan nilai harga ini tidak akan sebanding dengan bongkar batu mulia sekalipun.

Benda apakah itu? Mengapa hatiku amat senang saat ini.

Iya, aku memeluk sebuah buku harian usang. Nilai yang tak terukir itu karena buku harian itu merupakan milik wanita yang telah melahirkan aku.

"Ibu, Nayla mohon izin untuk membukanya, ya?" kataku pelan seolah-olah mendiang ibuku bisa mendengar apa yang kukatakan.

Buku seukuran telapak tangan orang dewasa itu telah berumur puluhan tahun. Bahkan, usiaku saja tidak mampu menandingi keantikkannya.

Catatan harian berwarna merah maroon itu seperti lambaikan tangannya padaku. Bak memohon agar diri ini segera menjamahnya.

Tapi, ini milik ibuku. Apakah aku boleh membuka dan membacanya? Tidakkah ibu keberatan?

"Namun, aku telah meminta izin pada ibuku." Kembali aku bergumam membenarkan tindakan tidak sopan ini.

Membuka dan membaca buku harian orang lain merupakan tindakan tercela, bukan?

Tapi, ini milik ibuku sendiri. Ini peninggalannya. Kucoba menguatkan hati ini untuk memberanikan diri membukanya.

Buku dengan gambar hati sebagai sampul depannya itu masih cukup layak jika dikatakan sebagai buku tua. Aku menemukannya di tumpukan pakaian ibu dalam lemari mendiang.

Gambar hati yang begitu mencolok itu, telah kulewati. Kini, aku telah berada pada halaman pertama.

Kesan pertama yang kudapat ketika membuka lembar pertama adalah tulisan ibu yang begitu rapi. Aku teringat perkataan ibu dahulu, "Nduk, dadi bocah wedon iku kudu sing rapi. Nulis yo kudu rapi, supoyo sing moco seneng." Itu nasihat ibu pada suatu malam ketika mengajariku belajar.

"Halah ibu, sing penting iso diwoco beres wes." Aku malu pada diriku sendiri.

Aku yang hidup di zaman modern ini kalah jauh dibandingkan dengan ibu. Padahal, ibuku hanya lulusan sekolah rakyat saja.

Hanya saja, aku selalu mengingat pesan mendiang ibu kala itu, "Dadio wong sukses, Nduk! Senajan ibumu ming buruh cuci."

Tanpa terasa, pipi ini basah oleh linangan air mata. Aku kembali teringat sosok wanita yang sudah membesarkan aku seorang diri.

Atas kasih sayangnya itulah, ibu mengantarkanku hingga seperti ini hidupku.

Kembali lagi pada buku harian ibu, aku tidak menyangka jika wanita pekerja keras seperti ibu rupanya memiliki hati yang cukup lembut. Pada bait pertama tulisnya, disebutkan oleh ibu dia sangat antusias pada hari pertama masuk ke sekolah menengah pada sekolah rakyat dulu.

Kenapa aku menyebutnya sekolah rakyat, karena sekolah itu memang diperuntukkan untuk orang miskin seperti kami. Kaum seperti kami yang tidak mampu menyekolahkan putra putri mereka ke sekolah elit atau yayasan.

Meski begitu, nyatanya ibu sangat girang. Dia menyebutkan memiliki banyak teman baru pada buku hariannya.

Kurasa kehidupan awal tahun ajaran baru memang seperti itu. Para murid akan mendapatkan banyak pengalaman dan teman baru mereka. Begitupun dengan ibu.

Ah ... Aku kembali teringat pada masa kecilku. Ibu, bukumu ini mengingatkan aku pada masa sekolahku dulu.

Belum, usai menyelesaikan kegiatan membaca buku harian ibu, aku dikejutkan oleh kedatangan Abah.

Pria di usia senja itu sudah kuanggap seperti bapakku sendiri.

"Assalamualaikum, Nayla. Abah mari panen mangga. Ki loh, incipono."

Aku menerima bungkusan plastik hitam itu dari tangan rentannya yang sudah keriput.

"Mlebet, Bah. Kulo damelaken kopi rumiyin."

Dia tersenyum dengan menampilkan giginya yang telah gugur satu demi satu. Usai mensetandarkan sepeda tuanya, Abah masuk ke dalam rumah kami.

Mendengar ada suara Abah datang, Mas Anto suamiku yang baru saja menuntaskan salat Ashar sekonyong-konyongnya keluar.

"Ayo, To konconi abah maen catur!"

"Nggih, Abah. Sampun siap kalah nopo?"

"Enak tenan, kowe sing siap-siap kalah, To."

Mereka berdua memang gemar bermain catur ketika bertemu. Mas Anto, suamiku juga sudah menganggap abah seperti bapaknya sendiri. Karena dia tahu, aku tidak memiliki figur seorang bapak.

Aku hanya tersenyum mendengar mereka berdua berkelakar satu sama lain. Sembari menunggu air yang kumasak mendidih, aku akan meracik dua gelas kopi untuk mereka berdua.

"Dek, gorengin pisang sekalian ya kanggo Abah." pinta Mas Anto dari ruang tamu.

 

 

#twmxnovelindoS3

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
12340      1214     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
Dialog Tanpa Kata
16977      4410     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Premium
GUGUR
15452      2042     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
The Hallway at Night
5530      2396     2     
Fantasy
Joanne tak pernah menduga bahwa mimpi akan menyeretnya ke dalam lebih banyak pembelajaran tentang orang lain serta tempat ia mendapati jantungnya terus berdebar di sebelah lelaki yang tak pernah ia ingat namanya itu Kalau mimpi ternyata semanis itu kenapa kehidupan manusia malah berbanding terbalik
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
7094      2157     13     
Romance
Hidup Yoga berubah total setelah membeli sepatu butut dari seorang pengemis. Sepatu yang tak bisa dibuang dan selalu membawa sial. Bersama Hendi, teman sekosnya, Yoga terjebak dalam kekacauan: jadi intel, menyusup ke jaringan narkoba, hingga menghadapi gembong kelas kakap. Di tengah dunia gelap dan penuh tipu daya, sepatu misterius itu justru jadi kunci penyelamatan. Tapi apakah semua ini nyata,...
My Rival Was Crazy
139      122     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Meteor Lyrid
556      388     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Me, My Brother And My Bad Boy
4093      1929     0     
Romance
Aluna adalah gadis cantik yang baru saja berganti seragam dari putih biru menjadi putih abu dan masuk ke SMA Galaksi, SMA favorit di ibu kota. Sejak pertama masuk ia sudah diganggu seorang pria bernama Saka, seorang anak urakan dan bad boy di sekolahnya. Takdir membuat mereka selalu bertemu dalam setiap keadaan. Berada dalam satu kelas, satu kelompok belajar dan satu bangku, membuat mereka sering...
Warisan Kekasih
1063      701     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Chrisola
1094      641     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...