Read More >>"> Yang Terindah Itu Kamu (Chapter 28 Pelajaran Berharga Buatku) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

Sumpah kenapa juga seharian ini perutku mules. Sudah berulang kali aku pamit ke toilet dan meninggalkan kelas. Apa mungkin gara-gara semalam aku terlambat makan sehingga berakibat fatal seperti ini. Rasanya ini pelajaran berharga dariku dan aku janji akan lebih menjaga kesehatanku.

Aku sudah berjalan ke UKS kali ini. Aku ingin minta obat diare saja kepada petugas di sana daripada perutku terus melilit dan merusak konsentrasi. Untung saja petugas UKS-nya baik dan mau berbagi obat untukku.

“Gimana, Dit? Udah enakan?” tanya Erwin.
Aku sudah kembali ke kelas dan usai minum obat diare juga.

“Udah, cuman aku lemes banget, Win.” Aku duduk sambil menyandarkan punggungku. Untung saja mata pelajaran sudah berakhir sehingga aku bisa sedikit istirahat.

“Kenapa gak istirahat di UKS saja, sih? Siapa tahu nanti Ranti jenguk kamu.” Erwin langsung terkekeh usai mengakhiri kalimatnya. Senang banget dia melihat teman yang kesusahan seperti ini.

“Gak, akh. Malu. Kecuali kalau aku sakit di rumah dan Ranti menjengukku di kamar.”

“Huh!! Itu maumu.” Aku ganti yang terkekeh. Bagaimana pun berteman dengan Erwin memang mengasyikkan. Sakit perut saja jadi bahan candaan olehnya.

“Nanti pulang sekolah kuat gak naik sepeda. Kalau gak kuat biar aku gendong kamu.”

Lagi-lagi aku tertawa. Bener-bener deh Erwin. Gak habis-habis godain aku.

“Kuatlah ‘kan ada yayang Ranti,” jawabku asal.

“Cie ... Adit, cie ... .” Erwin malah kembali menggoda dan kini suaranya sedikit keras sehingga banyak teman di kelas yang menoleh ke arah kami.

Aku langsung memelotot ke arah Erwin dan memberi isyarat padanya untuk memelankan suara. Memang sebagian besar temanku di sekolah tidak tahu kalau aku semakin dekat dengan Ranti. Kami memang hanya melakukan interaksi selepas sekolah saja. Saat di sekolah, kami bahkan jarang bertemu.

Aku juga bakal malu kalau seluruh sekolah tahu. Nanti saja saat kelulusan akan kuproklamirkan status hubunganku dengan Ranti. Biar semua anak tahu kalau Ranti Adinda itu punyanya Aditya Samuel.

Pulang sekolah ini, aku mampir ke toilet dulu. Untung saja hari ini aku tidak bareng dengan Ranti. Gadis manis itu hari ini tidak masuk sekolah karena ada keperluan keluarga. Kemarin dia sudah pamitan denganku. Ternyata obat diare itu hanya bertahan beberapa saat selanjutnya perutku bereaksi lagi.

Aku menghela napas panjang sambil menahan sakit di perutku usai keluar dari toilet. Kini aku sudah bersiap pulang usai mencuci tangan. Namun, langkahku terhenti saat melihat dua sosok siswi yang berjalan ke arah toilet putra.

Aku mengernyitkan alis dan melirik sekilas. Memang di sebelah toilet putra ada lahan kosong yang biasa digunakan anak-anak bolos dari jam pelajaran yang tidak disukai. Namun, biasanya itu dilakukan oleh siswa bukan oleh siswi yang baru saja aku lihat. Lagipula ini kan jam pulang sekolah. Apa yang mereka lakukan di sana? Karena penasaran, aku mengintip keluar untuk mencari tahu siapa dua sosok yang berada di lahan kosong itu.

“Udah, Ndy jangan nangis. Aku yakin Ranti tidak akan marah padamu,” ucap salah satu siswi tersebut.

Aku mengenal suaranya apalagi saat dia menyebut dua nama yang juga aku kenal. Apa mereka Indy dan Yanti? Kenapa juga berada di sini? Apa yang mereka lakukan?

Aku terdiam dan mencoba menyembunyikan diri. Harusnya aku pergi saja dan tidak berdiri diam sambil menguping seperti ini. Namun, kakiku membeku seakan sulit digerakkan apalagi telingaku langsung berdiri tegak saat dua teman Ranti itu menyebut namaku.

“Kamu tahu kalau Ranti suka Adit dan begitu juga sebaliknya. Lalu kenapa kamu malah masuk di antara mereka, Ndy?”

Aku tercengang kaget saat mendengar Yanti berkata seperti itu. Berarti benar tebakanku kalau Indy memang menyimpan rasa padaku. Apa dia telah salah mengartikan perhatianku selama ini? Atau aku yang tidak menjaga jarak dengannya dan menganggap dia sama seperti Erwin.

“Iya, aku tahu salah. Itu sebabnya aku selalu menghindar bertemu mereka berdua. Aku tidak mau perasaanku ini membuat mereka salah paham.”

Terdengar helaan napas Yanti kali ini. “Menurutku sikapmu itu malah membuat mereka curiga. Sudahlah, Ndy. Aku mohon lupakan Adit. Kamu bisa dapat yang lebih baik dari dia. Lagi pula bukankah kamu lebih sayang pada Ranti. Apa kamu mau mengorbankan persahabatan kita hanya karena kamu menyukai pria yang sama dengan Ranti?”

Aku kembali terkejut. Apa memang sudah sedalam itu perasaan Indy padaku? Ya Tuhan ... sepertinya aku juga yang salah. Seharusnya aku menjaga jarak dan tidak memberi perhatian serta sikap yang sama seperti yang aku berikan ke Erwin. Pantas saja dia tampak berbeda belakangan ini. Indy juga sering bersikap aneh. Apalagi saat aku datang ke rumahnya tempo hari untuk mengembalikan kaset CD.

Aku terhenyak sambil bersandar di dinding toilet. Padahal tadinya aku menahan perutku yang sakit, tapi sekarang aku menahan sakit di dadaku karena merasa bersalah telah merusak persahabatan tiga gadis ini.

“Jadi kamu gimana sekarang, Ndy?” lagi-lagi terdengar suara Yanti.

“Aku tidak bodoh, Yanti. Aku tidak akan membuat Ranti terluka. Aku lebih sayang dia daripada yang lain. Aku akan membuang jauh perasaan ini dan tidak ada yang boleh tahu.”

Yanti tersenyum kemudian memeluk Indy dengan erat. Aku melihat semua interaksi mereka dengan mengintip sekilas. Aku mengulum senyum sambil menggelengkan kepala. Ranti sangat beruntung memiliki sahabat sebaik mereka. Bukankah sekarang sangat sulit mencari teman seperti mereka. Malah yang ada PMP alias pren makan pren.

Aku menyembunyikan diriku ke bilik toilet saat dua gadis itu bersiap pergi. Mereka tidak boleh tahu kalau ada aku di sini yang sedari tadi mendengarnya. Mereka pasti malu lebih-lebih Indy. Dia pasti akan kebingungan bersikap jika tahu aku mendengar semua ucapannya.

“Kok lama, Dit. Perutmu masih sakit?” cercah Erwin begitu aku menghampirinya.

Hari ini aku memang sengaja bareng dengan Erwin. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Erwin sambil meringis menahan sakit. Padahal banyak hal yang aku lakukan tadi, termasuk mendengar percakapan Yanti dan Indy.

“Terus gimana sekarang? Kuat untuk pulang?” Kembali Erwin bertanya dengan khawatir. Aku kembali mengangguk dan tersenyum.

“Iya, aku kuat. Bukankah katamu kalau aku gak kuat mau kamu gendong.”

Erwin langsung cemberut sambil melengos menghindar dariku. Aku hanya tertawa melihat ulah sahabatku si Rambut Brokoli ini. Memang benar kata pepatah, tidak ada pertemanan antara pria dan wanita yang tanpa melibatkan perasaan. Pasti salah satu dari mereka akan mempunyainya, tidak sekarang, mungkin besok, nanti atau kapan kita tidak tahu.

Aku menghela napas panjang sambil mulai mengayuh sepedaku. Di sebelah aku melirik Erwin yang sedang mengoceh macam-macam sementara jauh di depan sana aku melihat Indy bersepeda seorang diri. Ranti tidak masuk sekolah hari ini dan aku tidak berniat menghampirinya atau mengajaknya bareng. Sudah cukup pelajaran hari ini, aku tidak mau membuat hati orang lain terluka. Lebih-lebih saat aku tahu kalau hatiku sudah tertambat hanya ke satu gadis saja, yaitu Ranti Adinda.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AKU BUKAN ORPHEUS [ DO ]
688      380     5     
Short Story
Seandainya aku adalah Orpheus pria yang mampu meluluhkan hati Hades dengan lantutan musik indahnya agar kekasihnya dihidupkan kembali.
BOOK OF POEM
1899      590     2     
Romance
Puisi- puisi ini dibuat langsung oleh penulis, ada beragam rasa didalamnya. Semoga apa yang tertuliskan nanti bisa tersampaikan. semoga yang membaca nanti bisa merasakan emosinya, semoga kata- kata yang ada berubah menjadi ilustrasi suara. yang berkenan untuk membantu menjadi voice over / dubber bisa DM on instagram @distorsi.kata dilarang untuk melakukan segala jenis plagiarism.
Awal Akhir
664      414     0     
Short Story
Tentang pilihan, antara meninggalkan cinta selamanya, atau meninggalkan untuk kembali pada cinta.
Kedai Kopi Hitam
334      266     3     
Romance
Bianca perempuan berparas cantik pintar dan pemilik Kedai Kopi Hitam tidak hanya menjual kopi tetapi juga menjual informasi kecuali menjual perempuan. Dia terpaksa membayar denda ratusan juta akibat kesalahan informasi yang diberikan. David CEO tampan yang memberi informasi dari Bianca Dia jatuh cinta padanya. Benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Apa Bianca tetap fokus mengumpulkan pundi-...
Until The Last Second Before Your Death
431      308     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Balada Valentine Dua Kepala
271      161     0     
Short Story
Di malam yang penuh cinta itu kepala - kepala sibuk bertemu. Asik mendengar, menatap, mencium, mengecap, dan merasa. Sedang di dua kamar remang, dua kepala berusaha menerima alasan dunia yang tak mengizinkan mereka bersama.
Waktu Awan dan Rembulan
3918      2096     16     
Romance
WADR
SERENA (Terbit)
16577      2827     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
V'Stars'
1282      575     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
The Maiden from Doomsday
9888      2121     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...