Malam Keakraban, 2005
Terdengar bunyi crash yang membuatku terperanjat. Sontak mengedarkan pandangan berkeliling ke dalam kegelapan. Seolah merasakan adanya sosok asing yang sedang mengawasi dari kejauhan. Bukan, itu pastinya bukanlah hantu yang biasanya menjadi bahan gosip di acara-acara makrab seperti malam ini.
Setelah memastikan bahwa suara yang terdengar tadi hanyalah halusinasi. Aku kembali fokus menyelesaikan pekerjaan. Namun suara itu kembali datang. Kali ini terdengar samar menyerupai bisikan. Aku semakin yakin ada seseorang di luar sana yang sedang mengawasi.
Tanpa pikir panjang, segera aku merapikan semua peralatan untuk kembali ke dalam penginapan. Sebenarnya ada hal yang membuatku tidak yakin ketika melihat wujud bangunan berlantai dua itu. Mengapa rumah seperti ini berada di tengah hutan lebat yang jauh dari jalan besar dan pemukiman warga?
Pada saat ujung jariku mendorong gagang pintu yang terasa dingin. Sepintas keraguan menghantam perasaanku yang membuatnya tak nyaman. Aku mendorongnya dan memasuki ruangan yang gelap gulita. Pemandangan di dalam bangunan tersebut membuatku heran.
Aku memutar badan mengarah keluar menuju pintu yang sama untuk memastikan bahwa tidak salah memasuki rumah. Saat memeriksa area sekeliling tidak ada yang beda. Semuanya masih sama.
Dan lagi. Aku mendengar suara asing seperti langkah kaki seseorang yang tergesa-gesa, mengedarkan padangan ke kanan dan kiri. Aku bergeming takut kalau-kalau sosok itu adalah hewan buas yang tengah berkeliaran mencari mangsa. Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuatku merinding dan mengakibatkan bulu kuduk berdiri.
Tiba-tiba sentuhan dingin menepuk pundakku seraya berbisik tepat di samping telinga. Refleks aku melayangkan serangan, menghantamkan kepalan tangan, menjerit, dan menjambak rambut yang terasa kasar. Suara mendesis itu membuatku gemetar, cengkramannya kuat menahan pergelangan tanganku yang memberontak liar ke segala arah, kemudian membekap mulutku. Matanya menyorot tajam ke arahku sehingga membuat napasku tercekat.
***