Seperti pelancong yang melihat sebuah permukaan danau. Aku duduk di sana, bukan untuk menetap lama. Nampak pantulan diriku di permukaannya yang cenderung tenang. Aku hanya melihat permukaannya saja, tanpa menyelami lebih dalam, tanpa mengetahui lebih banyak, seperti apa di balik tenang yang hanya di permukaan saja.
Jika yang mereka lihat, diriku yang cenderung tenang. Karena sebetulnya, hanya beberapa saja yang ku ijinkan mengenalku lebih dalam.
Aku menekan perlahan diriku sambil menghirup nafas panjang, agar sakitnya mereda walau sesaat.
Bagaimana akhirnya pertemuanku terjadi? Kapan terjadinya?
Rutinitas terus memakan waktuku.
Asa. Semakin samar.
Waktuku mulai bercerita secara acak.
Kapan aku siap memulai percakapan?
Dan dengan siapa?
Aku bagikan cerita ini.
Apa aku harus tetap pada alur atau bisakah aku ke luar alur untuk memperhatikan? Sehingga aku bisa belajar, bahwa setiap kejadian yang sudah atau akan datang menggiring diriku pada suatu tujuan.
"Perhatikan."