Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Soulmate Coco & Koko
MENU
About Us  

Ruangan kelas XI IPA 1 itu sedang ramai sibuk berbicara dengan teman-temannya. Ada pula yang sibuk dengan telepon genggamnya, dan ada pula yang berselfie ria hingga menunggu guru datang.

Koko sedang asyik untuk bermain game di gawainya. Roni pun tak kalah asyik dengan rotinya yang ia bawa banyak dari rumah untuk jajan hari ini. Dari arah belakang pundak Koko ditepuk. Koko pun menoleh, ternyata Niko yang sudah berdiri di sampingnya.

" Ko, ntar kalo Bu Ina ngasih ulangan Biologi. Gue nyontek elu ya. Kalo Isma kejauhan", kata Niko sambil merangkul pundak Koko untuk menyepakati kesepakatan dengannya.

Koko pun mengangguk, tak masalah.

" Yes, thanks ya", ucap Niko sambil mengepalkan tangannya.

Niko pun segera berbalik untuk segera kembali ke tempat duduknya semula. Koko juga melanjutkan permainan di telepon genggam. Lalu tak selang berapa lama, Isma baru saja datang ke sekolah dengan memasang muka yang sedih. Kenapa dia, tidak seperti biasanya ia begitu. Gadis itu hanya duduk diam di bangkunya. Pukul 07:00 sebentar lagi bel berbunyi. Koko mengernyitkan dahinya, mengapa gadis itu datang agak siangan.

Hingga bel masuk berbunyi nyaring. Guru-guru segera memasuki kelasnya masing-masing. Tak terkecuali, Bu Ina Guru Biologi datang tepat waktu tidak memberikan waktu kosong untuk murid-muridnya. Murid-murid segera diam saat gurunya datang.

" Pagi anak-anak", ucap Bu Ina memulai pelajarannya.

" Pagi Bu", jawab anak-anak serempak.

" Hari ini tidak jadi ulangan ya anak-anak". Belum sempat untuk melanjutkan perkataannya, murid murid mulai bersorak kegirangan karena dibatalkannya ulangan hari ini. Seisi kelas mulai gaduh seperti tadi.

" Anak-anak dengarkan dulu penjelasan dari saya". Seisi kelas lalu terdiam kembali untuk menyimak penjelasan di depan kelas.

" Karena dibatalkannya ulangan hari ini, jadi saya mau memberikan tugas kepada kalian semua yaitu untuk mengamati hewan yang bisa kalian temukan dengan mudah. Apapun itu mau cicak, mau ikan atau kucing. Terserah. Lalu kalian harus mengamati hewan tersebut bagaimana cara berjalannya, tingkah lakunya dan lain lain nanti saya tulis di papan tulis. Nah kali ini untuk tugas tersebut, saya akan membagi kalian beberapa kelompok, yang beranggotakan satu kelompoknya hanya dua orang. Saya bagi sekarang ya", kata Bu Ina menjelaskan panjang lebar.

" Kelompok pertama ada Yunia dengan Tama", ucap Bu Ina sambil mencari nama yang sudah disebutkan tadi. Tama dan Yunia terlihat tidak keberatan dengan pasangan yang telah dipilih Bu Ina.

" Kelompok 2 ada Niko dengan Rara. Kelompok 3 ada Ana dengan Roni. Lalu, kelompok 4 ada Isma dengan Koko.... ", ucap Bu Ina sambil melanjutkan daftar nama kelompok. Isma yang mendengar itu membeku sesaat, kenapa dia harus dipasangkan dengan orang yang selama ini ia hindari.

Isma seperti tidak bersemangat hari itu. Koko pun juga terlihat kaget ketika dipasangkan dengan Isma, itu berarti tidak lain dan tidak bukan berarti akan mengamati kucing, karena Isma suka sekali dengan kucing. Keduanya terlihat seperti mendapat mimpi buruk yang tidak bisa diubah. Tapi apa boleh buat, mereka harus mematuhinya.

Sepanjang hari itu, mereka tidak terlihat konsentrasi, pikiran mereka seperti melayang entah kemana. Hingga bel pulang sekolah berbunyi nyaring pertama pelajaran telah usai. Isma dengan langkah gontai memanggul tas ransel dengan malas.

Tampaknya tidak hanya Isma yang berbuat demikian. Koko pun juga sama.

" Elu kira-kira sama Isma mau ngamatin hewan apa? " tanya Roni tiba-tiba. Tapi, yang ditanya hanya mengedikkan bahu. Namun Roni tetap melanjutkan perkataan yang seakan tidak memahami isi hati Koko saat ini.

" Menurut gue kayaknya kucing deh, secara Isma kan suka kucing".

" Aku pergi dulu", kata Koko sambil meninggalkan temannya yang belum beranjak dari kursinya. Roni hanya melongo melihat sifat temannya itu. Koko hanya ingin untuk cepat-cepat pulang ke rumahnya. Ketika ia melangkah di Koridor sekolah, Isma sudah ada di hadapannya.

" Btw untuk tugas kelompok. Kita ngamatin kucing aja ya. Dirumahku ada dua kucing nih. Jadi gampang kalo ngamatin mereka. Gimana? " kata Isma.

" Kamu aja deh yang ngamatin. Aku yang kebagian ngetik di komputer" ucap Koko dengan enteng. Isma yang mendengar pernyataan seperti itu pun tidak setuju.

" Nggak bisa begitu dong, kan namanya tugas kelompok jadi ya harus bareng-bareng kerjanya, " kata Isma sambil meninggikan suaranya. Sebal karena tidak menduga ide tersebut.

" Iya kan bener namanya tugas kelompok, jadi ya dibagi. Kamu bagian ngamatin kucing. Aku bagian ngetiknya. Adil kan" jawab Koko tidak mau kalah.

" Elu harus ikut buat ngamatin. Nanti kalo Bu Ina tanya pas presentasi, emang lu bisa jawab? Nggak kan? ".

Koko hanya bisa termenung, akhirnya ia mau tidak mau harus menuruti cewek ini. Ia tidak ingin terlihat bodoh di hadapan teman-temannya nanti saat presentasi di depan kelas. Belum sempat ia berbicara, Isma sudah dulu meninggalkannya.

" Gue cabut dulu, gue tunggu besok dirumah gue ya. Nggak pake lama", pamit Isma sambil berjalan menelusuri koridor.

Koko yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan nafasnya. Ia memang sangat benci sama kucing, karena dulu waktu kecil dia pernah dicakar kucing sampai berdarah. Oleh karena itu sampai sekarang Koko belum bisa menghilangkan trauma dengan hewan mamalia tersebut. Sejujurnya untuk kali ini, ia benci dengan mata pelajaran Biologi. Padahal sebelumnya ia sangat suka dengan pelajaran ini. Tepatnya untuk hari ini, Koko seketika merasa benci karena adanya tugas yang baru diberikan oleh Bu Ina.

" Huh, kenapa harus ada tugas kelompok itu sih", batin Koko dalam hati sambil mengutuki nasibnya hari ini. Jika boleh memilih, ia akan lebih baik memilih untuk ulangan saat itu seberapapun susahnya, ia tidak akan mengeluh daripada dihadapkan dengan rumitnya tugas yang ia miliki.

Koko hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal dan meninggalkan koridor sekolah dengan langkah lemas dan tidak bersemangat, seperti orang yang habis berolahraga berat. Untungnya hari ini, ia bisa dijemput papanya naik mobil. Begitu ia di dalam mobil, ia tertidur dengan memasang headset yang ada di kolong mobil. Setelah itu ia tertidur sambil mendengarkan lagu favoritnya. Koko sedang tidak ingin diganggu saat ini. Ia ingin tidur berharap akan ada solusi yang lebih baik.

Mobil Papa Koko menembus keramaian ibukota yang sedang macet seperti biasanya. Siang ini yang sedang panas banyak sekali volume kendaraan yang sedang menelusuri jalan tersebut. Alhasil jalan pun menjadi tersendat dan tidak lancar. Sepertinya, mereka akan sampai rumah sedikit terlambat jika melihat panjang antrian macet hari ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7550      1686     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
The Skylarked Fate
7445      2159     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
The Maze Of Madness
5582      1962     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
RIUH RENJANA
568      402     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Acropolis Athens
5705      2087     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
Aku baik-baik saja ¿?
3975      1466     2     
Inspirational
Kayla dituntut keadaan untuk menjadi wanita tangguh tanpa harus mengeluh, kisah rumit dimulai sejak ia datang ke pesantren untuk menjadi santri, usianya yang belum genap 17 tahun membuat anak perempuan pertama ini merasa banyak amanah yang dipikul. kabar tentang keluarganya yang mulai berantakan membuat Kayla semakin yakin bahwa dunianya sedang tidak baik-baik saja, ditambah dengan kisah persaha...
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2324      730     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Le Papillon
3312      1286     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Lebih Dalam
190      165     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Edelweiss: The One That Stays
2412      961     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...