Isma pun telah tiba di rumahnya, ia melapor kepada mamanya jika kue pesanan sudah diantarkan kepada pelanggan. Ia segera berjalan menuju dapur tempat mamanya masih berkutat dengan alat-alat dapur.
Dapur yang sudah direnovasi berkat ide mamanya itu terlihat sangat bagus dan rapi. Ditambah dengan bentuk perabotan perabotan yang unik menambah nuansa estetika di ruangan dapur ini. Dulu saat mengemukakan ide ini adalah karena Mama ingin kegiatan masak memasaknya lebih nyaman lagi. Mama sendiri yang mengarahkan kepada tukang bangunan untuk sesuai dengan keinginannya. Dan alhasil ketika renovasi dapur selesai, mama tampak senang sekali melihatnya.
Nyatanya memang kerjaan Mamanya yang banyak sekali pesanan kue yang masuk mengharuskan ia berkutat seharian di dapur. Terkadang Isma juga lebih sering di ruangan tersebut walaupun ia belum bisa masak seenak Mamanya.
Isma sudah berada di dapur untuk mengatakan jika tugasnya sudah selesai sesuai permintaan mamanya.
" Ma, udah Isma anterin ke rumahnya Bu Siska dengan selamat. Nih uangnya" kata Isma sambil menyodorkan uang kepada Mama.
" Makasih ya udah mau mama repotin buat nganter pesanan. Oh ya kamu udah ketemu sama anaknya belum? " tanya Mama santai. Biasanya ada Mbak Uti yang ditugaskan untuk mengantar pesanan ke rumah-rumah. Namun karena hari ini hanya ada satu pembeli yang memesan, jadilah Isma yang ditugaskan seperti itu.
" Udah Ma, Ya ampun ternyata anaknya itu satu kelas sama Isma lho ma. Anak baru yang dikenalin bu guru beberapa hari lalu. Jujur, aku kaget nggak nyangka banget waktu ketemu tadi ternyata rumahnya deket banget."
" Wah, kok bisa kebetulan ya? Enak dong punya temen satu kelas apalagi satu kompleks
lagi ".
" Iya mudah- mudahan ya Ma, semoga anaknya baik dan nyenengin. Apalagi kalo dia seneng sama kucing " kata Isma sambil nyengir
Mama yang mendengar perkataan anaknya pun tertawa kecil.
" Kamu ya , masa kalo cari pacar harus yang sayang sama kucing sih "
" Iya dong Ma biar satu frekuensi apalagi kalo diajak ngobrol tentang kucing pasti nyambung, aku kan suka banget kalo bicara tentang kucing. Dan lagi ya Ma, siapa juga yang jadiin Koko jadi pacar Isma " Kata Isma sambil mendengus kesal.
"Kenapa sih mama bisa berfikiran seperti itu. Padahal nggak ada niatan sama sekali tentang itu" batin Isma sambil tetap memanyunkan bibirnya yang tipis.
" Loh ya nggak apa apa toh, siapa tahu kamu bakal suka sama Koko. Lagipula Mama sama Ibunya udah kenal lho. Mama rasa Koko anaknya ganteng dan sopan saat ketemu Mama tadi, " goda Mama sambil menaikkan sebelah alisnya. Mama Isma suka sekali untuk menjahili anak semata wayangnya.
" Ih, apaan sih Ma. Mama bisa-bisanya ngomong seperti itu. Mama jangan ngarep dong kalo Isma jadian sama Koko. Kan belum tahu Koko mau sama Isma. Mending Isma ke kamar dulu deh " kata Isma sambil meninggalkan mamanya dengan hati yang dongkol.
Mama Isma yang melihat anaknya pun hanya tertawa kecil dan menggeleng gelengkan kepalanya sambil melanjutkan membersihkan peralatan memasak yang baru saja dicucinya untuk diletakkan di rak piring.
Isma sebenarnya sangat penasaran dengan yang namanya Koko entah karena anak baru atau bukan. Tapi rasanya Isma ingin berteman dengan Koko. Lagipula kalau dilihat dari luarnya Koko sepertinya suka sama kucing. Isma memang punya keinginan jika dia punya pacar kelak, dia akan memberikan syarat yaitu harus sayang sama yg namanya hewan terutama kucing. Mungkin biar sama sama ada sepemahaman jika membahas kucing. Disamping itu, Isma beranggapan jika cowok yang menyayangi kucing pasti ia akan sayang kepada ceweknya juga, biasanya orang penyayang hewan lebih lembut hatinya.
Isma percaya akan hal itu.
Isma sadar jika ia memberi namanya juga hampir sama dengan kucing yang baru ditemuinya beberapa hari lalu. Coco dan Koko. Tuh kan mirip benar-benar suatu kebetulan.
"Kenapa kebetulan banget gue namain dia sama kayak dia ," batin Isma sambil melamun.
Malam harinya setelah Isma menyelesaikan tugas, dia menyisihkan sebagian waktunya untuk quality time dengan kucing kucingnya. Seperti biasa kegiatan Isma untuk mengajak mengobrol dengan kucingnya, selepas kegiatan seharian yang melelahkan.
Walaupun Snowi dan Coco terlihat tidak peduli. Tapi Isma selalu mengajak mereka untuk mengobrol. Biasa, naluri yang sudah ada di kalangan pecinta hewan yang menganggap hewan peliharaanya mengerti apa yang dibicarakan. Tadi, ketika sesudah Isma belajar, ia lalu menggendong kedua kucingnya untuk masuk ke dalam kamar.
" Btw, apa gue harus kenalan dulu ya sama anak baru itu? " tanya Isma kepada kucing-kucingnya sambil mengelus lembut bulu Snowi dan Coco.
" Kalo gue yang ngajak kenal duluan, entar dikira gue ada apa apanya lagi ".
" Tapi kalo nggak gitu ntar ga kenal kenal lagi. Duh bingung".
" Lagian aku penasaran banget sama cowok itu mana dia orangnya cool banget", ucap Isma sambil mengerutkan keningnya dan tangan kanannya yang menyangga kepala.
Isma asyik sekali mengobrol dengan ditemani dua kucingnya. Snowi yang berada di sampingnya sudah berbaring dan menutup matanya tertidur terlelap, sedangkan Coco tampaknya sedang sibuk mengendus endus barangkali ada sesuatu yang bisa dimakannya. Sejak tadi jika diperhatikan, Coco menelusuri tiap inci di lantai bilamaba bisa menemukan remahan makanan yang bisa ia cicipi. Padahal Coco sudah makan banyak sejak tadi, tapi namanya kucing tidak kenal apa itu kenyang. Kedua kucingnya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sementara itu Isma tetap saja berbicara sendiri.
Sebenarnya kalo mau dibilang jujur saat Isma bertemu tatap dengan Koko waktu itu, ia menilai jika cowok tersebut memang menarik jika dipandang. Penampilan Koko dengan rambut dipotong rapi, hidung mancung dan kulit putih itu membuat Isma memberi poin plus pada tampilannya.
Apalagi saat anak anak cewek berbisik-bisik mengenai Koko yang sedang ada di depan kelas untuk memperkenalkan diri, pasti anak-anak itu juga mengagumi anak baru tersebut
Tadi siang saat bertatap muka, Isma kaget bukan kepalang karena jika ia berada di rumah tampilannya malah terlihat lebih keren saat menggunakan baju santai,yaitu kaos dan celana panjang. Isma tersenyum sendiri saat mengingat kejadian tadi siang.
Jam menunjukkan pukul 21:00 malam.
Isma pun mulai mengantuk karena sudah menguap beberapa kali, dia lalu beranjak untuk naik di atas kasur empuknya yang bergambar Winnie The Pooh, kartun kesukaan Isma. Akhirnya karena semua sudah tidur, Coco pun mengambil posisi yang nyaman untuk tidur agar lebih nyenyak.
Dan malam pun sudah terlalu larut, bulan terlihat bersinar dan bintang yang bertaburan di langit sehingga terlihat indah langit malam.