Gilbert menyaksikan sendiri tepat di hadapannya, hidup Patricia terengut paksa. Cupid benar-benar mempermainkan hidup mereka manusia.
Gilbert menjadi susah berkomunikasi. Ia tidak bisa melepaskan dirinya dari trauma mengerikan tersebut. Ia hanya berdiam diri, bergelung dalam kegelapan ruang. Sekujur tubuhnya bergetar, tatapannya kosong namun pikirannya terus berputar seperti film. Beberapa kali ia mengeluarkan isi lambungnya karena visual itu membuatnya mual.
Anders dan Selene bergegas menghampiri begitu mendengar kabar mengenai Patricia. Raut wajahnya pucat pasi tidak menerima kabar yang mereka dengar. Selene juga menangis keras mengetahui kabar sahabatnya yang malang. Ia mematri dalam memori keberadaan Patricia di kediamannya terakhir kalinya di kehidupan ini.
Setelah beberapa lama Anders berada di sisinya dan ia mulai tenang, Gilbert mencurahkan semuanya. Fakta-fakta yang ia ketahui dari Anteros bahwa kehidupan mereka selama ini hanyalah permainan bagi Eros.
"Eros mempermainkan kami. Ia berkata memaksa bahwa aku harus mencintai. Aku tidak memiliki perasaan romantis, aku sudah menyatakannya sejak lama, pada Cupid, pada Patricia. Namun ternyata itu semua karena Cupid!
Cupid memberi timah padaku! Ia menjadikan Patricia seperti boneka, melihatnya frustasi mengejar cinta yang tidak pernah bisa! Aku bahkan sudah mengatakan hal buruk padanya! Aku mengatakan bahwa aku tidak mau bertemu lagi dengannya. Aku... aku yang membuatnya begitu. Aku sudah membunuhnya... "
Anders setia di sisi Gilbert, mendengar keluh kesahnya dan tangisnya. Sejujurnya ia juga terkejut dan marah pada Cupid. Ia tidak menyangka bahwa entitas seperti mereka akan melakukan hal seperti itu. Mereka dipercaya sebagai penguasa dunia dan Eros termasuk dewa pendahulu. Namun ia benar-benar tidak menyangka bahwa sosok dewa tega melakukan hal seperti itu.
Anders juga ikut merasakan kepedihan hati Gilbert. Selama ini Gilbert memang tidak memiliki perasaan dan ia pikir Gilbert sudah cukup menunjukkan ketidak tertarikan. Apalah daya kekuatan Eros yang luar biasa itu membuat manusia tergila-gila.
Anders tahu sejujurnya Patricia pun menyukai Gilbert. Ia dapat merasakan kapan Patricia mulai menatap Gilbert berbeda. Harusnya Gilbert bisa menyukainya balik, ia kenal dengan karakter Gilbert. Oleh karena itu ia sering menyinggung hal tersebut, bahkan mengenai kedekatan mereka dulu.
Akan tetapi campur tangan Cupid membuatnya memburuk. Gadis itu benar-benar tidak bisa lepas mengejarnya. Diperparah dengan Cupid menaruh panah timah pada Gilbert. Seperti yang pemuda itu katakan, Patricia seperti menjadi lakon, boneka untuk hiburan dewa tersebut. Melihat seorang gadis terus mengais cinta yang tidak pernah ada.
Nasib Gilbert begitu mendukakan hatinya. Semenjak kehidupan terdahulunya ia tidak pernah mendapat keberuntungan. Pada kehidupan ketujuh ini ia mendapat keluarga yang harmonis, tetapi ternyata hidup tak membiarkannya benar-benar bebas.
Ia bersyukur ia sudah menemukan Gilbert sejak awal. Ia bersyukur Gilbert bertemu dengan Alice dan Maria. Namun ia tidak menyangka akan seperti ini.
Anders merasa semakin geram ketika Cupid seperti sengaja menghindarinya. Selene lebih mudah mengeluarkan emosi dibanding dirinya. Ia dan Gilbert memang sering tidak akur, tetapi sebagai manusia yang memiliki empati, hatinya juga ikut merasakan kemarahan.
Selene memanggil Cupid saat tidur, bahkan saat sadar namun di mimpi manapun tiada pun ia menemui Cupid. Ia mempermainkan hidup manusia dan tidak sedikitpun merasa bertanggung jawab.
Gilbert merasakan penyesalan yang teramat sangat. Pikiran dan hatinya sudah kelabu. Ia tidak tahan dengan semuanya. Anders berada di sisinya, tetapi ia tidak dapat merepotkan pemuda itu lebih lanjut. Cupid hanya bermain dengannya, ia harus menghadapi dewa itu sendiri.
“Anteros! Anteros!” Gilbert berteriak memanggil dewa itu. Ia terus berteriak, berharap bahwa Anteros mendengarnya dan mendatanginya..
Pada malam ini, ia berhasil berada di domain Anteros. Namun, dewa tersebut tidak sedang di singgasana. Ia seperti mendengar suara yang terdengar dari kejauhan. Seperti suara yang familiar, sepertinya itu adalah suara Anteros dan Eros. Mereka terdengar seperti sedang saling adu mulut.
Gilbert merasa muak mendengar suara Eros, jadi ia memanggil Anteros.
“Anteros…” Gilbert berusaha memanggil dengan suara parau.
Panggilan Gilbert membuat dua dewa tersebut menghentikan adu mulut dan atensi dua dewa itu tertuju padanya. Gilbert yang malang menatap memohon.
“Apa tak ada yang bisa dilakukan untuk membuatnya kembali? Bukankah kita akan terus bereinkarnasi?” Gilbert tiba-tiba berlutut memohon di hadapan kedua dewa tersebut. Kedua tangannya dan kepalanya sampai menyentuh lantai.
"Kumohon, Tuan Anteros, Tuan Eros. Maaf selama ini aku tidak mendengar nasihat Yang Mulia Eros dan aku melukai perasaan Tuan Anteros karena aku tidak bisa membalas perasaannya.
"Tapi tolong, untuk kali ini, saya mohon berikan saya kesempatan! Tolong berikan saya kesempatan, saya akan hidup dengan baik dan memperlakukannya dengan baik! Tidak apa bila reinkarnasi selanjutnya saya dalam wujud yang lain. Karena di kehidupan kedelapan, saya akan memastikan akan terus terikat dengannya sehingga kapanpun kami datang kembali, saya terus bersamanya! Saya tidak akan kehilangannya, dan akan mencintainya dengan segenap hati saya!"
Eros hanya diam, sementara Anteros sedikit tergerak hatinya. Anteros sudah memberi tahu fakta sebenarnya pada Gilbert. Anteros juga mengetahui bahwa Gilbert merasa kesal juga pada Eros karena dipermainkan. Mengetahui fakta bahwa setengah alasan sikapnya selama ini karena Eros. Namun ia menahannya dan mengasihani dirinya sendiri.
Mungkin ia merasa dirinya amat bersalah, mungkin ia juga tak mau Eros berulah lagi. Apakah ada sebuah jaminan Gilbert ini menepati perkataannya. Hatinya adalah hati yang tidak dapat dipaksa.
Eros lagi-lagi mempermainkan cinta diantara para makhluk dan menyinggung ranahnya. Ia adalah dewa yang membenci cinta tak berbalas dan ia tidak menyukai dampak dari kejahilan Eros. Para erotes lainnya pun mendukung cinta yang baik sehingga mereka memutuskan membantu manusia ini.
“Aku tidak akan dengan mudah memberikan kesempatan itu. Eros tidak lagi ikut campur. Ia tidak akan menembakkan panah emas ataupun timah padamu ataupun Maria. Bertindaklah sesukamu. Bila kamu memang mencintainya, lakukan yang menurutmu benar.
“Aku bermurah hati padamu karena kamu bersungguh-sungguh. Terlebih lagi ini adalah reinkarnasimu yang kedelapan. Bila kamu berhasil, kamu akan mendapat hidup yang tiada batas itu, takdirmu akan terus terhubung dengannya. Makna delapan yang tidak terputus itu akan menjadi buah dari usahamu nanti.”
“Baik, Tuan! Saya akan bersungguh-sungguh!” Gilbert menyetujuinya. Kali ini tanpa bantuan Eros dari antara dua belah pihak, Gilbert akan berusaha membuat Patricia jatuh hati padanya.
Anteros yang membawa berkat Dionisos memberikan berkat tersebut pada Gilbert. Tidak ada yang tahu apa isi pikiran Eros, tapi sepertinya ia sedikit berharap melihat hal yang baru dan baik kali ini. Berbekal izin langsung dari dewa peradaban itu sendiri, Gilbert dapat meminum langsung air Sungai Lethe untuk memulai kehidupan yang baru.
Gilbert benar-benar langsung meninggalkan raganya yang sekarang untuk menempuh kehidupan baru. Ketika Anders datang untuk menjenguknya, ia menemukan Gilbert tanpa denyut nadi. Ia merasakan sedih karena tak bisa melihat wujud ketujuhnya lebih lama lagi, tetapi sebagai sahabat yang baik, ia senang karena itu berarti ada jalan keluar baru dari masalah ini.
Ia akan menghampiri Gilbert lagi ketika sudah menerima memori kembali. Begitupun Selene yang di sisi Anders, juga akan menghampiri Patricia bila benar ia dapat menerima hidup dan memutuskan untuk hidup kembali. Sahabat yang selalu mendukung tidak terbatas dari berbagai peradaban kehidupan.