Katanya, cinta itu bisa datang terlambat, tetapi Gilbert tidak percaya pada cinta. Tiada ada nasihat yang akan dipertimbangkannya bila ada yang memberi nasihat mengenai cinta. Ia sudah hidup lima kali, lima kali pula ia menolak mengerti perasaan jiwa lain yang terhubung takdir dengannya. Namun, ketika sang puan tiada lagi di hadapannya, hatinya sesak dan sakit. Seperti ada yang runtuh dalam dirinya. Menangispun tak kuasa.
Sudah berapa lama pikirannya kosong, ia tidak tahu. Anteros ada di sisi rohnya, mengasihaninya dan menghakiminya. Samar-samar ia dapat mendengar perdebatan Anteros dengan saudaranya, Eros.
Kepalanya terus mengulang fakta-fakta menyakitkan. Satu panah Eros sudah lenyap. Melihat dari konsep reinkarnasi yang selama ini ia percaya, setiap roh pasti akan menempati tubuh. Berbagai tubuh dapat mereka penuhi, entah tubuh manusia atau tubuh makhluk lain.
Panah Eros yang lenyap dan menyebabkan ikatan soulmate dengan Patricia juga lenyap. Eros menyukai cinta fana manusia. Tidak ada yang berhasil dari hubungan Gilbert dan Patricia. Eros sudah memperingatinya, tidak berhasil sekali lagi dan mereka tidak dapat merasakan kehidupan lagi.
Semua yang fana akan ditinggalkannya. Rohnya melayang dan hanya akan berada di dunia bawah. Menunggu pada akhirnya apakah ia akan pergi ke Padang Elysian ataupun Tartaros.
Gilbert berandai dan berharap. Apakah Eros bersedia menembakkan panah emasnya lagi sehingga benang merah mereka kembali terhubung. Membayangkan Patricia yang tidak lagi mencintainya membuat hatinya ngilu.
Bila ia tidak bisa meyakinkan Eros, apakah ia bisa meyakinkan Anteros. Anteros sangat tidak menyukai cinta sebelah pihak. Namun, dengan fakta bahwa Eros menaruh sedikit permainan dalam takdir mereka, apakah Anteros bersedia memberikan ia kesempatan?
“Anteros…” panggilnya parau. “Apa tak ada yang bisa dilakukan untuk membuat Patricia kembali? Bukankah kita akan terus bereinkarnasi?”
Panggilan Gilbert membuat atensi dua dewa itu kembali padanya. Tidak ada yang pernah mengajarinya bagaimana memohon pada dewa. Namun, Gilbert sontak menjatuhkan tubuhnya mengikuti instingnya. Kedua telapak dan dahinya menyentuh lantai membuat dirinya merasa lebih rendah daripada dewa-dewa yang berada di singgasana tersebut.
“Kumohon, Tuan Anteros, Tuan Eros. Maaf selama ini aku tidak mendengar nasihat Tuan Eros dan aku melukai perasaan Tuan Anteros karena aku tidak bisa membalas perasaannya.
“Tapi tolong, untuk kali ini, saya mohon berikan saya kesempatan! Tolong berikan saya kesempatan, saya akan hidup dengan baik dan memperlakukannya dengan baik! Tidak apa bila reinkarnasi selanjutnya saya dalam wujud yang lain. Karena di kehidupan kedelapan, saya akan memastikan akan terus terikat dengannya sehingga kapanpun kami datang kembali, saya terus bersamanya! Saya tidak akan kehilangannya, dan akan mencintainya dengan segenap hati saya!”
Eros hanya diam sembari memalingkan wajahnya, sementara Anteros sedikit tergerak hatinya. Ia tahu bahwa Gilbert merasa kesal juga pada Eros karena dipermainkan. Mengetahui fakta bahwa setengah alasan sikapnya selama ini karena Eros. Namun, ia menahannya dan mengasihani dirinya sendiri.
Mungkin ia merasa dirinya amat bersalah, mungkin ia juga tak mau Eros berulah lagi. Akan tetapi, apakah ada sebuah jaminan Gilbert ini menepati perkataannya. Hatinya adalah hati yang tidak dapat dipaksa. Anteros adalah kebalikan dari saudaranya. Eros memang tidak akan ikut campur, tetapi bila akhirnya sama saja, itu hanya menyakiti prinsipnya selama ini. Namun, ia memutuskan untuk memberikan anak muda didepannya kesempatan sekali lagi, untuk membalaskan perbuatan Eros.
“Aku tidak akan dengan mudah memberikan kesempatan itu. Eros tidak lagi ikut campur. Ia tidak akan menembakkan panah emas ataupun timah padamu ataupun Maria. Bertindaklah sesukamu. Bila kamu memang mencintainya, lakukan yang menurutmu benar.
“Aku bermurah hati padamu karena kamu bersungguh-sungguh. Terlebih lagi ini adalah reinkarnasimu yang kedelapan. Bila kamu berhasil, kamu akan mendapat hidup yang tiada batas itu, takdirmu akan terus terhubung dengannya. Makna delapan yang tidak terputus itu akan menjadi buah dari usahamu nanti.”
“Baik, Tuan! Saya akan bersungguh-sungguh!”
Anteros yang membawa berkat Dionisos memberikat berkat tersebut pada Gilbert. Rohnya melayang untuk memenuhi tubuh manusia yang baru. Tidak ada yang tahu apa isi pikiran Eros, tapi sepertinya ia sedikit berharap melihat hal yang baru dan baik kali ini.