Loading...
Logo TinLit
Read Story - ASA
MENU
About Us  

Deg ! Deg ! Deg !

Aku mendengar suara jantungku berdetak semakin kencang. Hawa panas mulai mengalir dari dada menuju sekujur tubuhku. Rasa kebas dari tangan dan kakiku perlahan mulai hilang. Aku bisa merasakan desiran angin musim dingin. Semua panca inderaku juga sudah mulai kembali bekerja. Seperti aku hidup kembali.

Rasanya seperti baru bangun dari tidur panjang. Sakit kepalaku sepertinya sudah hilang. Ah, duniaku kembali padahal baru beberapa saat lalu aku bertemu seorang wanita bidadari. Katanya ini hadiahku untuk 40 hari. Hmm.. mungkin karya novelku akan memenangi penghargaan dalam 40 hari ke depan.

“Bukankah ‘itu’ sudah mati karena tertabrak mobil?”

“Benar! Aku melihatnya terlempar sangat jauh dari lokasi kecelakaan.”

“Seharusnya ‘itu’ sudah mati.”

“Astaga ! Dia membuka matanya ! Lihatlah !”

Hah ! Kenapa banyak orang ribut-ribut di sekitarku? Kucoba membuka mataku saat seorang anak kecil berjongkok di hadapanku. Apalagi dengan maksud kata ‘itu’? Gila, apa kata ganti manusia sekarang bukan lagi ‘dia’ tapi ‘itu’? Aku harus memberi mereka pelajaran karena menghina seseorang.

Meow ! Meow !

Meow ?! Apa yang baru saja aku ucapkan? Aku mengeong?

Mee-o-oouuww !!

Kenapa teriakanku jadi bahasa kucing? Orang-orang menatapku dengan bingung. Aku pun juga lebih bingung lagi. Kuputuskan untuk bangun dari posisiku yang tiduran tidak jelas di trotoar. Ketika aku menjejakkan kakiku, aku merasa aneh. Tanganku seperti memakai kostum kucing, gendut berbulu putih tapi dekil dengan sedikit noda merah. Aku mencoba meraba wajahku dan kurasakan semua tubuhku berbulu lebat. Ketakjubanku belum sirna ketika kulihat kakiku yang jenjang kini menjadi pendek, gemuk, dan berbulu? Dan orang-orang yang awalnya bersimpati padaku sekarang malah berlari berhamburan sambil berteriak ‘kucing siluman’. Sebuah handphone dengan posisi kamera depan menyala terjatuh di hadapanku. Aku mendongak ke arah kamera karena penasaran. Seketika aku pun jatuh pingsan lagi melihat penampakan diriku yang seperti.. KUCING !!!

            Seberkas sinar memasuki indera pengelihatanku. Aku pun membuka mata dan pupilku bergerak-gerak mengikuti laju sinar dari sebuah senter. Oh, rupanya seorang dokter sedang merawatku. Syukurlah, kejadian sebelum aku pingsan tadi hanya mimpi.

“Syukurlah! Apakah masih terasa sakit?” tanya seorang pria paruh baya.

Aku menggelengkan kepala, tanda aku baik-baik saja. Pria itu meninggalkanku. Aku berusaha untuk bangun, namun tubuhku terasa berat. Tiba-tiba seorang dokter yang kurindukan datang. Tanpa diduga ia memelukku dengan erat sambil menangis.

“Maafkan aku, Jasumin. Pasti berat bagimu tinggal seorang diri.”

Jasumin?? Meow! (Apa maksud Anda?)

“Tidak apa. Aku akan mengurusmu mulai sekarang. Jadi kita tidak boleh membebani Rachel supaya ia tenang disana.” Dokter Joshua memelukku semakin erat. Jadi benar, aku sudah mati. Peristiwa kecelakaan, wanita cantik seperti malaikat, dan wajah kucing yang kulihat bukanlah mimpi. Dan saat ini, aku berada di tubuh Jasumin. Rupanya, Jasumin memberiku kesempatan kedua untuk merasakan kehidupan kembali. Oh, Jasumin sayang. Hiks. Aku pun menangis dengan pengorbanan Jasumin. Tidak kusangka baru kemarin aku berada di alam lain dan kini aku kembali lagi ke dunia dalam wujud seekor kucing.

Meow! (Aku bingung!)

“Menurut dokter, kondisimu sangat mengkhawatirkan. Kamu ditemukan tidak jauh dari lokasi kecelakaan Rachel dengan kondisi kehilangan banyak darah. Sudah 1 bulan ini kamu dirawat di klinik. Syukurlah hari ini kamu sudah sadar dari koma. Jujur aku takut bila kamu meninggalkanku seperti Rachel. Jadi, terima kasih sudah kembali, Jasumin.”

Mee-o-uww? (Jadi aku sudah terbaring 1 bulan lamanya?)

“Bagaimana kamu bisa berada di lokasi kecelakaan itu? Apa kamu sedang bersama nonamu saat kecelakaan terjadi?”

Meow.. meow (Aku tidak ingat. Yang aku ingat hanya sekumpulan mimpi aneh.)

“Baiklah. Istirahatlah!” Dokter Joshua meninggalkanku untuk berbincang dengan dokter yang merawatku tadi. Padahal tempat mereka berbincang jauh dari ranjangku. Anehnya, aku bisa mendengar mereka dengan jelas.

“Senior, terima kasih telah menyelamatkan Jasumin. Sekarang dia sudah sadar.”

“Aku hanya mengobatinya, Josh. Suatu mukjizat kucing itu bisa selamat. Padahal kamu tahu waktu awal kedatangannya ke klinik, kondisinya kritis dan kesempatan hidupnya rendah.”

“Tetap saja aku mengucapkan terima kasih.” Dokter Joshua membungkuk kepada dokter senior itu lalu cepat-cepat kembali ke ranjangku.

“Jasumin, besok kita akan pulang setelah dokter mengizinkan. Malam ini aku akan menjagamu disini. Jadi jangan takut, ya.”

Meow! (Terima kasih!) Aku pun tertidur seharian.

Ternyata sosok kucing yang aku lihat di layar HP itu adalah aku. Mungkin karena trauma pasca kecelakaan dan aku baru sadar 1 bulan setelahnya. Padahal aku berada di surga seperti sudah berbulan-bulan. Yang membuatku heran, kenapa Jasumin juga ada di lokasi kecelakaan? Saat itu aku juga tidak menyadari bahwa aku habis tertabrak mobil. Tidak heran orang-orang yang mengerumuniku mengataiku sebagai ‘kucing siluman’. Tentu saja, tidak ada kucing yang selamat setelah kehilangan banyak darah seperti itu. Efek obat penahan rasa sakit ini seperti bius. Baru saja aku tersadar kini aku dipaksa untuk kembali tidur.

Cuit.. cuit..cuit

Suara burung itu seperti di taman sumber mata air. Itu pasti burung emas. Mungkin wanita itu ingin aku segera kembali meskipun belum genap 40 hari sejak aku membuka mata di dunia. Dengan perlahan aku mencoba membuka mata, takut dengan apa yang tampak di hadapanku. Fiuh.. Beruntung aku masih berada di rumah sakit. Lihat dokter senior itu datang menjengukku di pagi yang mendung ini. Ini bukti nyata kalau aku berada di dunia. Ya, mana ada langit yang mendung di surga.

“Kucing cantik kondisimu sudah stabil. Jadi kamu dipersilahkan untuk istirahat di rumah. Aku juga meresepkan beberapa obat kepada pawrent mu jika tiba-tiba kamu merasa kesakitan.” Dokter senior itu mengelus kepalaku dan segera meninggalkanku.

Meow? (Siapa pawrent ku? Aku yakin tidak ada yang mengadopsiku.)

“Ta-da! Ohayou gozaimasu*, Jasumin! Akulah yang merawatmu mulai sekarang!” seru Dokter Joshua bersemangat. DOENG! Jadi pawrent yang dimaksud adalah dia? Hahaha.. keinginanku untuk bertemu lagi dengannya terwujud dengan cara di luar nalar.

Dokter Joshua membawaku pulang setelah menyelesaikan administrasi. Menurut informasi yang kudengar, Dokter Joshua langsung buru-buru pulang dari Perancis mendengar kabar kecelakaan itu. Namun pihak keluarga membatasi pemakamanku hanya dihadiri keluarga inti sedangkan teman-temanku hanya diizinkan untuk bertamu di rumah keesokan harinya. Dokter Joshua mengarahkan mobilnya menuju tempat pemakaman yang ada di Bukit Harapan. Langit mendung disertai guruh membuat suasana area pemakaman menjadi mencekam. Rupanya aku dimakamkan di pemakaman yang menjadi setting cerita di novel terbaruku. Sebuah kebetulan yang sangat menyesakkan. Dengan hati-hati, Dokter Joshua menggendongku turun dari mobil sambil membawa sebuah payung.

Setelah melewati beberapa blok, aku melihat sebuah foto dan nisan hitam bertuliskan

RIP Rachel Hermawan

01.01.1995 - 04.07.2022

Ayah : Hermawan

Dokter Joshua menaruh sebuket bunga putih di samping bingkai foto itu. Ada banyak bunga bertaburan disitu. Berarti ada banyak orang yang mengunjungi tempat peristirahatanku. Ah! Air mataku jatuh tidak beraturan beriringan dengan tetesan hujan yang kian lama menjadi semakin deras. Dokter Joshua membentangkan payung untuk melindungi kami dari guyuran hujan namun tetap saja basah kuyup. Akhirnya setelah memberi peringatan terakhir, kami memutuskan kembali ke mobil sambil berlari.

“Aku akan nyalakan penghangatnya. Jadi mari kita berbincang sampai tiba di rumah.”

Mee-o-uww? (Bagaimana kamu tahu Rachel meninggal?)

Dokter Joshua menatapku sangat dalam hingga aku takut ia akan menabrak. Untungnya karena hujan badai, lalu lintas hari itu sepi dan ia mengendarai mobil hanya 20 km/jam. Setelah menghela napas, Dokter Joshua mulai bercerita.

“Aku mendapat kabar kecelakaan itu dari rekanku setelah membantu kelahiran seekor chamois di pegunungan Alpen. Induk chamois diserang oleh lynx hingga sekarat. Kondisinya sangat buruk dan ia sedang mengandung. Sebagai dokter aku langsung menyelamatkan bayinya. Syukurlah bayinya selamat namun si induk menghembuskan napas terakhir setelah operasi. Jika saja aku datang lebih cepat, mungkin induknya masih bisa diselamatkan.”

Mee-o-uww (Jangan sedih, Dokter Joshua. Sebenarnya induk chamois sangat berterima kasih karena Anda telah menyelamatkan anaknya.)

“Benarkah? Jasumin-ku sangat perhatian. Ya, begitulah saat aku tiba disini, Rachel sudah dimakamkan dan rekanku di salon memberitahuku bahwa kucingnya sedang dirawat karena koma. Aku bergegas membawamu kepada seniorku yang ahli bedah hewan. Apa yang membuatmu mengalami kecelakaan juga, Jasumin?”

Mee-o-uww (Entahlah. Aku juga tidak mengingatnya. Lalu bagaimana kabar Ayahku dan tunanganku, ah maksudku Ayah dan tunangan nonaku?)

“Aku belum bertemu mereka sejak hari pemakaman itu. Nanti jika kondisimu sudah pulih, aku akan membawamu menemui mereka.” ujarnya sambil mengelus punggungku. Ya, aku tidak boleh bersedih karena aku harus menjadi kekuatan bagi Ayah dan Bastian. Mee-o-uww (Terima kasih, Dokter Joshua.)

Aku kembali lagi ke rumah Dokter Joshua namun dengan wujud berbeda. Beberapa hewan peliharaan mengucapkan selamat datang kepadaku dengan ramah. Kini, aku mengerti apa saja yang mereka ucapkan kepada Jasumin pada waktu yang lalu dan aku balas mengeong yang berarti senang bertemu kembali. Dokter Joshua membaringkanku di ranjang mini setelah membersihkan gigiku dan menyikat bulu agar tidak kusut. Rupanya rasanya sangat nyaman dilayani seperti ratu. Ranjang ini sangat empuk pantas saja Jasumin senang bermalas-malasan.

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Memikirkan waktu 40 hari adalah waktu yang singkat untuk aku bisa berpamitan dengan orang-orang terdekat. Namun bagaimana caranya aku berpamitan dalam wujud seekor kucing? Mereka semua pasti tidak memahami ucapanku. Aku gelisah memikirkan keadaan Ayah. Bagaimana kelanjutan bisnis Ayah? Apakah Bastian sudah move on?

Ting !

Bunyi notifikasi pesan di HP Dokter Joshua. Siapa yang mengirim pesan di tengah malam? Penasaran, aku pun berjalan menuju HP yang sedang di charge. Isinya kurang lebih menyatakan : Pihak kami akan menyelidiki kasus ini secepat mungkin. Kasus apa yang menimpa Dokter Joshua? Lalu notifikasi pesan berbunyi lagi yang isinya : Barang bukti berupa HP Nona Rachel telah berhasil dipulihkan. Silahkan besok Anda datang untuk melihatnya.

Oh! Ternyata Dokter Joshua sedang menyelidiki kasus kematianku. Ya, HP ku menyimpan data terakhir berupa pesan teks dari pengirim anonim. Sesuatu hal yang harus kuselidiki sebelum aku kecelakaan di pagi itu. Ya, karena waktuku tidak banyak aku harus menemukan jawaban.

Keesokan paginya, Dokter Joshua menyiapkan sarapan pagi dibantu nanny. Setiap hewan peliharaan mendapat jatah makanan paginya termasuk aku. Menu sarapan pagiku adalah sereal untuk kucing. Bagaimana makannya? Rasanya aneh. Iuuhh! (Aku tidak suka!)

“Hmm.. kurasa Jasumin yang waktu itu sangat suka sereal ini. Apa selera makanmu berubah, sayang?” Tiba-tiba wajah Dokter Joshua mendekat ke arahku.

Jika aku berwujud manusia, pasti wajahku merah padam seperti kepiting rebus. Wajah tampannya terlalu dekat hingga aku bisa menangkapnya untuk menciumnya! Apakah Jasumin sering diperlakukan seperti ini? Pantas saja ia senang bermanja-manja dengan Dokter Joshua.

Guk-guk! Guk!, cuit cuit, mee-ooo-www (Hei, aku juga ingin melihat si tampan sedekat itu. Kau penghuni baru kurang ajar!)

Wow! Semua peliharaannya memprotes keberadaanku. Hahaha.. mungkin jadi kucing tidak buruk juga. Aku bisa lebih leluasa untuk melakukan apapun yang kusuka.

Mee-o-uww-oww (Iri? Bilang boss! Wkwkwk), balasku pada mereka.

“Sudah, semuanya makanlah dengan tenang ! Dan kamu Jasumin, minumlah susu jika kamu tidak mau memakan sereal itu. Aku pusing jika kalian semua protes serempak begitu!”

Ternyata Dokter Joshua sangat tidak cocok untuk marah. Wajah tampannya jadi jelek dan kaku. Meski begitu kulihat hewan peliharaannya malah terkekeh melihat sang majikan marah-marah. Apa ini sering terjadi padanya? Ternyata pria ini seperti ‘babu’ di mata kami. Uh tapi tatapannya terlalu tajam untukku. Mungkin karena aku penghuni baru. Buru-buru aku menghampiri mangkok berisi susu. Baiklah, minum susu juga tidak buruk. Pertama-tama julurkan lidah seperti yang dilakukan kucing dan….

Slurp slrrpp.. Mee-o-uww! (Ini enak!)

“Kelihatannya kamu menyukainya?? Tenang aku masih punya banyak stok di kulkas.”

Mee-o-uww? (Apa boleh nambah lagi?)

“…..”

Semangkok susu ronde kedua hadir di hadapanku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hyeong!
161      140     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Edelweiss: The One That Stays
1881      803     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
5244      1644     1     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
Dear N
4474      1634     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Romance is the Hook
3978      1386     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Le Papillon
2744      1111     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Premium
Antara Aku Pelangi & Hujan
4238      1427     0     
Romance
Zayn bertemu dengan seorang gadis yang sedang menangis di tengah derasnya hujan dan tanpa sadar Zayn tertarik dengan gadis tersebut Ternyata gadis tersebut membawa Zayn pada sebuah rahasia masa lalu yang di lupakan Zayn Membawanya pada sesuatu yang tidak terduga
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
10258      2486     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
Lebih Dalam
163      140     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
AUNTUMN GARDENIA
139      121     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...