Loading...
Logo TinLit
Read Story - ASA
MENU
About Us  

Sudah beberapa hari aku menangis hingga air mataku kering dan suaraku habis. Kini aku tidak memiliki harapan apapun. Bagiku kematian ini adalah hukuman atas kesalahanku semasa hidup. Namun percuma untuk menyesalinya sekarang. Toh ini sudah terjadi dan aku harus menanggungnya. Aku memejamkan mata mencoba untuk mencari ketenangan.

Rachel, anakku ! Kemarilah !

Ah! Ada suara lembut seorang wanita yang memanggil namaku. Namun tidak ada sosok apapun yang kulihat. Hanya kabut pekat. “Jasumin kamu mendengarnya?” bisikku.

Jasumin hanya mengangkat telinga tanpa mengatakan apapun.

Ikutilah burung berwarna emas itu.

Suara wanita itu hilang seiring dengan pudarnya kabut. Seekor burung berwarna emas menghampiriku dan mengajakku mengikutinya. Kakiku yang seperti melayang tiba-tiba menemukan tempat berpijak. Pandanganku beralih ke sumber mata air yang menyembur deras tidak jauh dari tempatku berdiri. Burung emas mengepak-kepak sayapnya sambil mengitari sumber mata air itu. Jasumin melompat ke dalam sumber mata air dan aku berusaha menggapainya. Namun tubuhku tidak mencapai keseimbangan yang baik dan ikut tercebur di dalamnya. Awalnya kupikir akan tenggelam, ternyata aku hanya terapung-apung.

Anakku, bagaimana perasaanmu sekarang? Sudah jauh lebih baik?

Ah! Suara wanita itu kembali. Aku mengeluarkan diri dari sumber mata air itu. Wajah dan tubuhku terasa segar. Mataku juga tidak lagi bengkak. Beberapa tetesan embun menghiasi rambut dan gaunku tapi tidak sampai membuatnya basah kuyup. Sebaliknya Jasumin sudah bermain dengan burung emas sambil mengitari mata air. Beberapa kali Jasumin mengibaskan bulu-bulunya. Terhibur melihatnya, aku pun tersenyum sambil menghirup dalam-dalam udara yang sangat segar ini. Tiba-tiba sebuah tangan terulur padaku. Aku mendongak dan melihat sosok wanita tersenyum lembut. Aku menerima uluran tangannya dan berjalan mengikutinya hingga menuju sebuah balkon yang dikelilingi awan.

“Uhm.. Anda mengenal saya?” tanyaku ragu-ragu. Suara serakku sudah hilang.

Tentu saja. Selamat datang, Rachel. Aku sudah menunggu kedatanganmu. Seorang anak kecil berambut ikal panjang menyuguhkan teko teh dan dua cangkir kosong untuk kami berdua. Wanita itu mengelus rambut anak kecil itu yang kemudian ia meninggalkan kami dengan berlari kegirangan.

Aroma tehnya harum. Ada aroma rempah seperti kayu manis. Bahkan teh itu akan berubah warna menyesuaikan suasana hati orang yang akan meminumnya. Suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja sehingga teh ku berwarna merah pekat. Aku menyesapnya sedikit namun rasanya tetap enak dan manis. Aku memberanikan diri bertanya hal yang mengganjal di benakku. “Apa tempat ini surga? Saya benar-benar sudah meninggal?” Aku menanti jawaban darinya. Namun wanita itu memulainya dengan helaan napas yang dalam.

Tidak ada kematian yang terjadi. Di tempat ini kamu justru mendapatkan hidupmu kembali. Kesakitan dan kesedihan hanya ada di dunia, yang ada disini hanya kebahagiaan. Bukankah selama di dunia kamu harus bekerja keras untuk mendapatkan kebahagiaan?

Benar yang dikatakannya. Disini aku merasakan damai dan tenang. Bahkan sakit kepala yang sudah lama kuderita, menjadi segar dan ringan saat ini. Burung saling bersahut-sahutan, berbagai macam buah mahal bisa dinikmati di tempat ini sesuka hati, dan tidak perlu bingung membayar sewa tempat tinggal. Pasalnya, setiap rumah sudah menjadi hak milik orang-orang yang ditentukan. Bebas untuk memilih lokasi strategis yang diinginkan. Rachel, pilihlah sebuah rumah dengan lokasi yang kamu inginkan.

“Tidak.. saya minta belas kasih Anda. Mohon izinkan saya kembali.” Ingatan akan kesedihan Ayah dan Bastian di lorong rumah sakit terus terngiang di pikiranku. Aku rindu mereka. Anehnya, air mataku tidak keluar. Mungkin benar yang dikatakannya, di tempat ini tidak ada kesedihan.

Apa yang sudah menjadi garis takdir, tidak bisa diubah. Jika kamu memaksa untuk mengubah takdir, maka kamu tidak akan luput dari hukuman.

“Saya bersedia menerima hukuman itu asalkan saya bisa berpamitan dengan layak pada orang – orang yang saya sayangi. Kepergian saya terlalu mendadak. Ayah dan Bastian pasti sangat menderita. Hanya berpamitan, saya ikhlas jika takdir saya harus kembali ke tempat ini.”

Mee-o-uww

Jasumin melompat ke arah wanita itu. Tampaknya Jasumin nyaman berada di dekatnya. Bahkan Jasumin menatap wanita itu lama sekali seolah memendam kerinduan yang mendalam. Wanita itu bahkan mengusap punggung Jasumin dengan sangat lembut. Bahkan ia tahu nama Jasumin sebelum aku memperkenalkannya.

“Anda mengenal Jasumin? Lalu mengapa Jasumin bisa berada di tempat ini bersamaku?” Aku baru menyadarinya ketika melihat tempatku berpijak sekarang adalah tempat di mana orang yang sudah meninggal berada. Jasumin bukankah ia ada di rumah saat aku berangkat untuk fitting gaun?

Jasumin adalah kucing kesayanganku dulu sekali. Mungkin ia menemukan sosok diriku melalui kamu Rachel. Makanya Jasumin sampai mengikutimu ke alam ini. Entah bagaimana caranya bisa menemukanmu.

Hah?! Teori apa lagi ini? “Sudah berapa lama Jasumin hidup?” tanyaku penasaran.

Hahaha… Tidak perlu memikirkan usia Jasumin. Yang jelas Jasumin sangat menyayangimu. Dia meminta supaya aku memberikanmu sebuah kesempatan. Apa kamu bersedia menerima dan menanggung segala risikonya? Aku terkejut melihat wanita itu tertawa untuk pertama kalinya.

“Bagaimana dengan Jasumin? Ia akan ikut kembali bersamaku?” tanyaku.

Hanya ada 1 kesempatan dan Jasumin memberikan kesempatannya untukmu, nak.

“Hiks.. Terima kasih Jasumin, terima kasih Nyonya.” Aku pun jatuh tersungkur namun wanita itu buru-buru menangkap lenganku lalu memelukku. Aku merasakan hangatnya pelukan seorang Ibu. Ibu mungkin ada di salah satu rumah yang kulihat. Namun aku belum siap untuk bertemu dengannya. Aku berharap bertemu dengan Ibuku suatu saat bersama dengan Ayah kelak. Aku ingin Ibu bahagia bertemu denganku bukan dengan keadaanku yang sekarang.

Apakah kamu tidak ingin menyapa Ibumu?

“Tidak saat ini. Aku belum siap bertemu Ibu dengan kondisiku yang sekarang. Lebih tepatnya, aku masih ingin melihat wajah Ayah saja.”

Jika sangat merindukan seseorang, mungkin saja ada kenangan yang belum bisa kamu lepaskan. Perpisahan adalah karya terbaik dari semesta. Bukankah kehidupan kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya?

“Benar. Namun, saya merindukan Ayah. Apalagi bersama Bastian, sebentar lagi kami akan melangsungkan pertunangan. Saya tidak bisa membayangkan betapa sedihnya mereka kehilangan saya.

Apakah kerinduan yang kamu rasakan itu cinta atau kebencian?

“Apa maksud perkataan Anda?” Aku bingung dengan maksud wanita itu.

Hanya dirimu yang bisa menilainya, sayang. Bila kamu sudah selesai memilih maka aku akan mewujudkan 40 hari kerinduanmu itu. Hadapilah takdir ini dan pilihlah hidup terbaik dari hadiah yang aku sediakan.

“Saya telah memilihnya. Lalu apa maksudnya 40 hari yang Anda katakan?”

Waktumu untuk berpamitan di dunia adalah 40 hari. Setelah itu kamu harus kembali di tempat kamu berada seharusnya. Kamarmu disini sudah tersedia Rachel jadi kamu harus pulang. Aku mengizinkanmu berpamitan kembali ke dunia hanya karena cinta Jasumin kepadamu begitu dalam dan tulus. Kamu beruntung, nak!

“Lalu apa konsekuensi yang harus saya terima?” tanyaku.

Wanita itu hanya tersenyum. Ia memelukku dan mengucapkan selamat tinggal. Ia berpesan supaya di kesempatan terakhir ini, aku bisa menemukan apa yang kucari. Jaga dirimu baik-baik, anakku, Rachel. Ia pun melambaikan tangan padaku dengan tersenyum. Aku juga meminta kesempatan terakhir untuk memeluk dan mencium Jasumin.

“Sekali lagi terima kasih Jasumin. Aku sayang kamu.”

Meow !

Sejujurnya, aku belum mengerti maksud perkataan wanita itu. Apa maksudnya aku harus memilih antara cinta atau kebencian? Tidak ada kebencian yang kurasakan selama aku hidup. Malah setelah merasakan kematian, aku merindukan untuk bersama-sama dengan keluarga dan teman-temanku. Wanita itu juga tidak menjelaskan konsekuensi apa yang kuterima karena melawan takdir ini. Namun, aku sudah bertekad untuk menerima semua keputusan semesta. Dengan aku diberi kesempatan untuk berpamitan saja, aku sudah sangat bersyukur. Meskipun suatu hari nanti aku harus pergi dari mereka. Setidaknya, aku sudah memberikan kenangan manis untuk mereka.

Anak kecil yang mengantarkan teko tadi menggandeng tanganku. Ia memberikan sebuah tanda berbentuk hati di telapak tanganku. Anak kecil itu mengantarku sampai di halaman sumber mata air itu berada lalu ia melambaikan tangannya kepadaku, mengucapkan selamat jalan. Aku berjalan sendiri hingga menuju ujung tempat itu. Disitu sudah ada sebuah gerbang besar menanti. Gerbang inilah yang akan membawaku kembali ke dunia. Setelah menarik dan menghembuskan napas untuk beberapa kali, aku pun melangkah maju. Seketika kabut putih tebal menyelimuti diriku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Daybreak
4130      1767     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
5869      1909     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
To the Bone
202      184     1     
Romance
Di tepi pantai resort Jawel palace Christian mengenakan kemeja putih yang tak di kancing dan celana pendek seperti yang iya kenakan setiap harinya “Aku minta maaf tak dapat lagi membawa mu ke tempat- tempat indah yang ka sukai Sekarang kamu kesepian, dan aku benci itu Sekarang kamu bisa berlari menuju tempat indah itu tanpa aku Atau kamu bisa mencari seseorang pengganti ku. Walaupun tida...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
173      147     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
The Arcana : Ace of Wands
164      143     1     
Fantasy
Sejak hilang nya Tobiaz, kota West Montero diserang pasukan berzirah perak yang mengerikan. Zack dan Kay terjebak dalam dunia lain bernama Arcana. Terdiri dari empat Kerajaan, Wands, Swords, Pentacles, dan Cups. Zack harus bertahan dari Nefarion, Ksatria Wands yang ingin merebut pedang api dan membunuhnya. Zack dan Kay berhasil kabur, namun harus berhadapan dengan Pascal, pria aneh yang meminta Z...
DAMAGE
3563      1262     2     
Fan Fiction
Kisah mereka berawal dari rasa penasaran Selgi akan tatapan sendu Sean. Ketidakpuasan takdir terhadap pertemuan singkat itu membuat keduanya terlibat dalam rangkaian cerita selanjutnya. Segalanya pun berjalan secara natural seiring kedekatan yang kian erat. Sean, sang aktor terkenal berperan sangat baik untuk bisa menunjukkan kehidupannya yang tanpa celah. Namun, siapa sangka, di balik ...
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
531      357     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
The Black Heart
1471      855     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Seharap
7616      2635     2     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Romance is the Hook
4695      1546     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...