Di sepanjang lorong sekolah yang sudah mulai sepi karena jam yang sudah menandakan waktu pulang. Rara masih setia menunggu seseorang yang sedang berlatih basket di ruangan tersebut. Siapa lagi kalau bukan Rekal?
Sampai pada akhirnya, keluar lah satu orang yang sudah Ia tunggu sedari tadi.
"Rekal!" Panggil Rara
Seperti ada yang memanggil suaranya, Rekal pun menoleh. Dan betapa terkejutnya Ia saat mendapati wanita yang Ia sukai sedang berdiri tak jauh dari pandangannya.
"Rara?" Gumamnya pelan.
Perlahan Rara pun berjalan ke arah Rekal dengan sedikit rasa gugup.
"Rara? ada apa?" Tanya Rekal yang sangat lembut.
"Emmm.., gue mau ngomong sesuatu" Ucap Rara
"Gue mau ngomongnya di sana aja!" Tunjuk Rara ke bangku panjang.
"hmm oke"
~~
"Mau ngomong apa nih?" Tanya Rekal dengan menampakkan sedikit senyumannya.
"Gue cuman mau bilang makasih" Ucap Rara sambil menunduk.
Entah kenapa, ucapan Rara kali ini jadi lebih halus. Tidak seperti biasanya yang selalu marah-marah dan seperti orang kesal.
Dengan menyunggingkan senyuman Rekal menjawab "Hey.., jangan nunduk! nanti mahkotanya jatuh" Ucap Rekal sambil mengangkat dagu Rara.
"Ck. Gak usah pegang-pegang!!" Ucapnya dengan penuh peringatan.
Yahh kembali lagi sikapnya ke seperti biasanya.
"Ya ampun.., galak banget neng" Goda Rekal
"Ck. Lo kok nyebelin sih? kan disini gue cuman mau bilang makasih" Ucapnya kesal.
"Ya kalau mau bilang makasih jangan nunduk, kan orangnya ada disini" Ucap Rekal santai.
Rara menghela napasnya. "Iya makasih ya Rekal!" Ucapnya yang langsung menatap Rekal.
"Kenapa lo?"
"Ehem, e-enggak kok" Ucapnya gugup
Rara mengerutkan dahinya. "Ya udah deh, gue pulang dulu ya! Bye"
Rekal hanya menatap punggung gadis yang Ia sukai sembari menghela napas pasrah.
"Tetap mencintai walaupun terus di cuekin setiap hari" Ucapnya bermonolog.
~~~
"ASSALAMUALAIKUM BUNDA!!! ARA PULANG!!" Teriak Rara sambil memasuki rumahnya.
Ehh tunggu sebentar, sepertinya Rara melihat sesuatu yang aneh di halaman rumahnya.
Motor siapa ini? kenapa ada motor laki-laki di rumahnya? dan apakah ada tamu di rumahnya? atau jangan jangan...
Tapi, untuk memastikan, Rara langsung bergegas masuk ke dalam rumahnya.
"BUNDA!!" Panggil Rara sambil berteriak.
"Jangan teriak-teriak, Ra! Ini rumah bukan ragunan!" Ucap seseorang itu yang sedang duduk santai di sofa milik Rara.
Rara langsung berbalik badan, seolah-olah Ia tahu kalau ini adalah suara....
"Lo? Lo ngapain di sini?!" Pekik Rara
"Belajar sambil main!" Ucapnya santai.
Yap, siapa lagi kalau bukan Rekal. Tadi, Rekal menyalip motor Rara saat di jalan. Ya otomatis Rekal dahulu yang sampai rumah Rara.
"Rara.., biarin Rekal disini!" Ucap Yasmine(Bunda Rara) dengan lembut.
Rara langsung menoleh ke bundanya. Rara pun menghela napas kasar, dan langsung pergi ke kamarnya.
Sedari tadi, Bundanya memperhatikan Rekal yang sedang menatap kepergian Rara ke kamarnya sambil tersenyum.
"Iya, bunda tau anak bunda cantik. Gak usah di liatin sampai segitunya kali.." Ucap Yasmine sambil terkekeh.
Rekal langsung tersadar dan tersenyum kikuk saat kepergok melihat Rara sambil tersenyum.
Sedangkan di tempat lain, ada Rara yang sedang menghentakkan kakinya karena kesal akan kedatangan seorang laki-laki di rumahnya saat ini.
"Si curut ngapain dateng ke rumah gue sih? bikin sebel aja" Gerutunya sendiri.
~~~
Sudah lima menit Rekal menunggu Rara turun kebawah, tapi Rara tak kunjung turun juga.
"Rara di kamarnya lama juga ya, Bun." Ucap Rekal sambil terkekeh
Yasmine terkekeh. "Dia memang gak mau ketemu sama kamu, makannya dari tadi gak turun ke sini"
Rekal menghela napasnya berat. "Ya udah deh bun, Rekal pulang dulu ya"
"Ehh jangan dulu! Bunda mau ngomong sebentar sama kamu" Ucap Yasmine dengan memasang wajah serius.
Rekal langsung dag dig dug jedag jedug saat Bunda Rara memasang wajah seriusnya.
"Eh buset, kenapa dah ini? Kok serasa kek mau di introgasi ya?" dirinya membatin.
Yasmine langsung memulai pembicaraan kepada Rekal dengan benar-benar serius.
"Sejak kapan kamu suka sama Rara?" Tanya bundanya.
Deg
"S-sejak..
Rekal menggantung kata-katanya.
"Sejak kapan? jawab aja, bunda gak marah nak.." Ucap Bunda lembut.
Hati Rekal agak tenang sedikit, ingat ya sedikit.
"Sejak Rekal jatuh dari motor, Bun." Ucap Rekal jujur.
Bunda mengangguk-angguk.
"Kenapa kamu bisa suka sama anak bunda?" Tanya Bunda sekali lagi.
"Karena.. karena... Rara baik bunda, Rara juga cantik, dan Rara juga hampir mirip sama mamahnya Rekal" Ucap Rekal dengan sopan.
"Loh, bukannya kamu belum pernah lihat alm. Mamah kamu ya? kan mamah kamu meninggalnya pas kamu lahir" Ucap Bunda keceplosan
Rekal langsung menoleh kepada Bunda Rara. "Bunda tau dari mana?" Tanya Rekal
Deg