Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

"Loh, kok belok kiri? Rumah Ara kan lurus," ucap Rara.

Rekal masih diam dan tak menjawab. Sampai akhirnya Rara terus mendesak Rekal agar mau menjawab pertanyaannya.

"Jawab, Rekal Dirmagja!"

Dan akhirnya, Rekal pun menjawabnya. "Taman"

Hanya itu satu kata yang di lontarkan oleh Rekal. Rara hanya bisa diam, Ia yakin kalau Rekal tidak akan macam-macam, hanya saja Ia penasaran kenapa Rekal akan membawanya ke taman?

Setelah beberapa menit lamanya di perjalanan, mereka berdua pun langsung sampai di taman.

"Sebenernya kita ngapain sih ke taman?" tanya Rara kepada Rekal yang masih diam dengan wajah dinginnya.

"REKAL! teriak Rara yang sudah mulai kesal karena sedari tadi Rekal mendiami dirinya.

Rekal langsung menatap Rara. Dan sedetik kemudian, Ia memeluk Rara. Rara benar-benar terkejut sekali.

"K-kok tiba-tiba meluk?"

Rekal semakin mengeratkan pelukannya, "Diem dulu, ya! Ekal lagi kesel sama Ara, siapa tahu kalau peluk Ara kayak gini keselnya hilang. Soalnya Ekal nggak mau marah dan bikin Ara sedih."

Blush

Rara langsung terdiam. Baru kali ini Ia bertemu dengan lelaki yang kalau marah hanya memeluk dan tidak bersikap kasar.

"E-ekal kok beda dari lelaki lain pada umumnya? Biasanya cowo lain kalau lagi marah tuh pasti diem atau ngelampiasin ke yang enggak-enggak."

Rekal menjawabnya dengan santai dan masih berada di pelukan Rara.

"Dulu Ekal memang begitu. Setiap marah pasti langsung melampiaskannya ke balapan. Tapi, setelah ketemu dengan Ara, semuanya berubah. Ekal udah nggak mau balapan lagi atau ngelakuin hal-hal yang buruk lagi."

"Biar apa begitu?"

"Biar nanti Ara nggak malu punya cowok kayak Ekal. Kalau Ekal masih nakal, nanti bisa malu-maluin Ara."

Rara terdiam.

"Ternyata benar ya, lelaki yang tulus akan merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi demi membuat wanitanya bangga. Bukan malah ngomong 'aku emang gini' atau semacamnya," jelas Rara.

Rekal langsung melepaskan pelukannya, "Iya, itu benar. Dan Ekal benar-benar tulus sama Ara."

Rara hanya bisa terdiam karena terbesit rasa bersalah.

"Tapi, Ara masih trauma sama laki-laki."

Rekal menghela nafasnya dan mengangguk, "Iya paham. Sembuh dari trauma itu sulit, tapi bukan berarti gak akan bisa buka hati lagi."

"Susah buat buka hati lagi, Kal. Ara gak tau kapan bisa buka hati untuk Ekal."

Rekal menatap Rara dengan tatapan yang sangat dalam sembari tersenyum hangat.

"Nggak masalah. Ekal tunggu Ara sampai sembuh dan mau buka hati lagi."

Rara langsung terkejut. Adakah lelaki yang sama seperti Rekal lagi di dunia ini?

Sedetik kemudian, Rara langsung tertawa hambar.

"Ternyata benar ya, saat ada orang yang tulus sama kita, malah kita nya yang jahat."

Rekal langsung mengerutkan dahinya, "Maksud Ara, apa?"

"Ekal baik, baik banget malah. Tapi sayang, Ara nya yang jahat karena belum bisa buka hati untuk Rekal," ucap Rara merasa bersalah.

"Hey.." panggil Rekal dengan mengelus pucuk kepala Rara.

Rara langsung mendongakkan kepalanya, "Hm?"

"... Ekal nggak ngerasa kalau Ara yang jahat. Belum bisa buka hati itu wajar, tapi ingat ya, ada Ekal yang selalu nunggu Ara buat buka hati lagi. Walaupun mungkin suatu saat nanti Ekal gak bisa bareng lagi sama Ara."

Rara langsung mengerutkan dahinya. Ia tidak suka dengan ucapan terakhir yang di ucapkan oleh Rekal.

"Ara nggak suka Ekal ngomong gitu."

"People come and go, Ra."

Rara langsung terdiam, seketika air matanya menetes.

"Ara kenapa nangis? cantiknya Ekal jangan nangis karena sedih, dong!" ucap Rekal yang langsung menghapus jejak air mata yang baru turun dari mata indahnya Rara.

"Kalau ada people come and go, pasti ada people come and back, kan?" tanya Rara yang berusaha untuk tetap tegar.

Rekal tersenyum hangat, "Harusnya sih ada, tapi sayangnya nggak akan terjadi di dunia nyata."

Diam, dan langsung menangis. Rara sangat-sangat sensitif jika menyangkut dengan kehilangan. Sedetik kemudian, Ia langsung memeluk Rekal dengan sangat erat.

"Ara nggak suka dengan kenyataan 'people come and go' karena itu sakit banget. Cukup ayah yang udah ninggalin Ara, jangan sampai ada lagi," harapnya.

Rekal diam, Ia tak kuasa untuk menahan air mata yang akan turun. Tapi, Ia akan terus berusaha untuk terlihat biasa saja.

Rekal membalas pelukan Rara, "Ekal juga nggak suka dengan kalimat itu, Ra."

"Tapi, kalau kenyataannya Ekal ninggalin Ara beneran, gimana perasaan Ara, ya?" batinnya.

"E-ekal" panggil Rara.

"Hm? kenapa cantik?"

"Ekal nggak akan tinggalin Ara kayak ayah, kan?" tanya Rara yang penuh harap.

Rekal terdiam sejenak, setelah itu Ia pun langsung menjawab, "Semoga aja ya, Ra"

 Tangis Rara langsung pecah. Bukan itu jawaban yang di inginkannya.

"Ara.. kenapa nangisnya kenceng banget?" tanya Rekal yang berusaha untuk tetap baik-baik saja.

"Hiks.. hikss.. hikss.. kenapa jawaban E-ekal seakan-akan bakal pergi ninggalin Ara?"

Rekal langsung berpura-pura tertawa, "A-ara aja kali yang ngerasa kayak gitu."

Rara langsung menatap mata Rekal dengan intens.

"Kenapa Rekal beda banget hari ini? Dia keliatan capek banget." batin Rara.

"Are you okay?" tanya Rara kepada Rekal.

Rekal langsung terkejut saat mendapat pertanyaan tersebut dari mulut Rara.

"Enggak, Ra. Ekal lagi gak baik-baik aja, Ra. Ekal ngerasa sakit banget, Ra. Ekal takut gak kuat hadapi ini. Ekal juga takut kalau Ekal bakal ninggalin Ara. Ekal takut banget kalau Ara bakal sedih dan makin trauma sama lelaki karena Ekal." batin Rekal.

"O-ohh, Ekal nggak apa-apa kok. Ekal baik-baik aja."

"Tapi kenapa kelihatannya enggak ya?"

Deg

Rekal langsung terdiam.

"Kalau ada apa-apa, cerita sama Ara, ya!" pinta Ara. "Ini perintah" lanjutnya.

Rekal langsung tertawa dan mengangguk, "Siapp bidadarikuu.."

"... pulang yuk! nanti di cariin bunda, loh."

Rara pun hanya mengangguk pelan. Mood nya hilang sekarang. Ada rasa takut yang terselip, Ia takut kalau yang di maksud 'people come and go' adalah Rekal.

~~~

"Makasih ya" ucap Rara yang baru saja turun dari motor Rekal.

"Sama-sama bidadariku," balas Rekal dengan senyum manisnya yang limited edition.

"Nggak mau mampir dulu kayak biasa?" tanya Rara.

Rekal pun pura-pura berpikir, "Hmm... enggak dulu, Ra. Kapan-kapan aja, ya."

"Kenapa? tumben."

"Soalnya Ekal mau berob-

Ucapannya terhenti karena Rekal baru ingat sesuatu yang seharusnya tidak Ia katakan kepada Rara.

"Berob? berobat maksudnya?" tanya Rara.

"Hah? I-itu apa namanya itu..

"Jujur, Rekal!" sentak Rara.

"I-iya berobat."

"Siapa yang sakit? Ekal sakit?" tanya Rara yang mulai khawatir.

Rekal pun berusaha untuk mengelak, "Oh bukan, bukan Ekal yang sakit. Tapi, Reva yang sakit, dia lagi demam. Makanya Ekal mau beliin Dia obat."

"Reva siapa? pacar?"

Seketika Rekal langsung terkejut, "Bukan cantik.. Reva itu adik tiri Ekal. Kenapa? cemburu ya?"

"O-oh adik. Tiri?"

Rekal mengangguk.

"M-maaf, Ara nggak tau soalnya."

"Nggak apa-apa kok. Ekal pergi dulu, ya!"

Rara mengangguk, "Iya, hati-hati."

~~~

Tangan Rekal gemetar dengan surat dokter yang berada di tangan kanannya dan beberapa obat yang ada di tangan kirinya.

"Gue bisa sembuh kan? Tapi, gue mau ketemu mamah. Gue capek kalau harus hidup berdampingan dengan papah."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
CATCH MY HEART
2667      1016     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Crashing Dreams
241      205     1     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...
Monoton
542      373     0     
Short Story
Percayakah kalian bila kukatakan ada seseorang yang menjalani kehidupannya serara monoton? Ya, Setiap hari yang ia lakukan adalah hal yang sama, dan tak pernah berubah. Mungkin kalian tak paham, tapi sungguh, itulah yang dilakukan gadis itu, Alisha Nazaha Mahveen.
Hei, Mr. Cold!
354      285     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Sosok Ayah
896      494     3     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
Gue Mau Hidup Lagi
387      249     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
PELANGI SETELAH HUJAN
465      333     2     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
PENTAS
1106      652     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Belahan Jiwa
489      324     4     
Short Story
Sebelum kamu bertanya tentang cinta padaku, tanyakan pada hatimu \"Sejauh mana aku memahami cinta?\"
Dear Diary
631      422     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.