"Kalian berdua doang di rumah?" Tanya Rekal kepada mereka berdua.
"Sama bunda sih, ada apa emangnya?" Tanya Rara balik.
Entah kenapa ada rasa tak suka saat Rara berdua dengan Rekal. Apakah ini rasa cemburu yang sebenarnya?
"Gue mau ketemu sama bunda" Ucap Rekal dingin.
Kening Rara mengerut, "A-ada di dalam"
Rekal langsung menerobos masuk dan sengaja menabrak badan Rehan. Rara merasa ada yang aneh dengan sikap Rekal.
"Dia kenapa sih?" Gumamnya.
Rehan yang berada di sampingnya pun mendengarnya.
"Dia cemburu, Ra" Batin Rehan.
Rara pun berjalan masuk ke dalam rumahnya. Dan sudah melihat Rekal yang memeluk Bundanya.
"Ngapain lo meluk Bunda gue?" Tanya Rara.
Rekal pun melepas pelukannya dengan bunda Rara. "Suka-suka gue dong"
Semua yang ada di sana merasa terkejut dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Rekal. Sejak kapan Rekal menjadi seperti ini?
Bunda pun sepertinya sudah tau kenapa Rekal seperti itu. Tapi Bunda hanya diam saja.
"Ayo kita makan bersama!" Ajak Bunda.
Rehan merasa tidak enak jika makan bersama dengan mereka. Rehan pun izin untuk pulang.
"Maaf tante, saya harus pulang." Ucap Rehan meminta izin.
Bunda pun mengangguk, "Ya sudah, hati-hati ya.."
Rehan pun pergi dari sana. Sedangkan Rekal masih berada di dalam rumah Rara.
------
Rehan yang sedang di perjalanan tiba-tiba memberhentikan motornya karena ada sekelompok pemuda yang menghadang jalannya.
Rehan mengernyitkan dahinya, "Kalian lagi? Mau apa lagi kalian?" Tanya Rehan dengan nada yang tak bersahabat.
Salah satu pemuda yang memegang kayu pun maju, "Gue mau Hana. Cuman mau Dia" Ucapnya.
Rahang Rehan sudah mengeras. Walaupun Ia tidak ada rasa kepada Hana, tapi tetap saja Hana adalah sahabatnya. Teman masa kecilnya dan sekaligus tetangganya.
"Hadapi gue dulu!" Ucap Rehan yang langsung turun dari motornya.
Ia sudah masa bodo jika ada yang melihatnya bertengkar dengan genk motor.
"Owh.., nantangin rupanya" Ucap salah satu pemuda. "HAJAARR!!!!!" Lanjutnya.
Mereka langsung berlari ke arah Rehan setelah di beri aba-aba. Mereka membawa senjata tumpul, sedangkan Rehan dengan tangan kosong.
Bugh!
Bugh!
Awalnya Rehan menghalau pukulan dari pemuda-pemuda tersebut, dan memukul orang tersebut.
Tapi, lama-kelamaan Rehan lelah melawan 6 orang yang menyerangnya. Dan pada akhirnya, Ia pun terkena pukulan dari pemuda-pemuda tersebut dan babak belur.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Saat mereka semakin membabi buta memukul Rehan, tiba-tiba ada suara sirine polisi. Lantas, mereka langsung kalang kabut untuk melarikan diri.
Rehan yang sudah kepalang lemas hanya bisa diam saja dan berbaring di atas tanah dengan wajah yang sudah banyak darah.
"WOYY CABUT WOY!!" Teriak salah satu pemuda untuk melarikan diri.
Rehan masih mengatur nafasnya.
Ternyata, suara sirine itu hanya suara dari hp Hana. Sebenarnya Hana membawa mobil untuk pergi jalan-jalan. Tapi tanpa sengaja Ia melihat sekelompok orang yang sedang memukuli Rehan.
Dengan ide nya, Ia bisa membuat para pemuda tersebut lari.
Hana pun mengampiri Rehan yang sudah terkapar lemas. "Han!! Lo gak apa-apa?"
Sungguh pertanyaan yang bodoh.
Rehan melirik Hana yang sedang mengguncang tangannya. "L-lo? Ngapain ke sini?"
"Gue tadi gak sengaja liat lo di pukulin sama mereka. Jadi gue nyalain sirine polisi biar mereka kabur." Ucap Hana menjelaskan.
Rehan terkejut, Ia pikir tadi ada polisi sungguhan.
"Jadi tadi bukan polisi beneran?" Tanya Rehan.
Hana mengangguk, "Ke mobil gue dulu yuk! Gue obatin luka lo"
Mau tak mau, Rehan mengikuti perintah dari Hana. Karena memang dirinya membutuhkan itu.
Rehan pun di tuntun oleh Hana ke dalam mobilnya.
Saat mereka berdua sudah di dalam mobil, Hana pun mengeluarkan P3K yang ada di dalam mobilnya dan mulai mengobati Rehan yang banyak luka.
"Sorry" Ucapnya singkat.
"Buat apa minta maaf?" Tanya Rehan.
Hana menunduk, "Gara-gara gue, Lo jadi babak belur kayak gini. Gue tau kalau wakil ketua Bara Gang suka sama gue. Tapi karena obsesinya, lo yang kena."
"Udah tugas gue ngelindungin lo" Ucap Rehan tanpa ekspresi apa pun.
Hana sedikit terkejut karena kata-kata yang baru saja di ucapkan oleh Rehan. Seperti ada kupu-kupu yang bertebrangan di perutnya.
"M-maksud lo?" Tanya Hana memastikan.
Rehan menoleh ke arahnya. "Ya kan kita sahabat. Udah tugas gue buat ngelindungin lo"
Deg
Hati Hana merasa sesak saat mendengarnya. Seperti nya kupu-kupu yang berada di perutnya menghilang.
"Sahabat ya?" Lirih Hana.