Rara masih berjalan ke arah kelasnya dan saat Ia masuk ke dalam kelas, satu kelas langsung melihatnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Rara masih menatap bingung mereka semua.
"Kenapa pada ngeliatin gue kek gitu?" tanya Rara bingung.
Dan Rara langsung melengos ke bangkunya tanpa ada jawaban dari mereka. Tapi, saat Rara duduk dan menaruh tasnya, mereka masih menatap Rara.
"Heh! Kalian semua kenapa, sh?" tanya Rara yang risih akan tatapan tersebut.
Seketika mereka semua langsung tertawa.
"Acieee... yang nomornya di pintain sama Nando!!" teriak satu kelas.
Rara langsung mengerti maksud mereka dan mulai malas untuk membalas.
Di saat mereka masih sibuk meledek Rara, Ada satu siswi yang baru datang sambil berlari dan berteriak
"Eh-eh!! Ada gosip, ada gosip!!" teriak Zia, salah satu teman Rara
Mereka langsung fokus ke pembicaraan Zia.
"Kenapa? kenapa?"
"Apa gosipnya?"
"Eh apaan? apaan?"
"Cepetan dong.. gue kepo nih"
Kira-kira itulah kata-kata yang di ucapkan seiisi kelas, kecuali Rara.
Zia melirik Rara. "Sini-sini ngumpul!"
Mereka langsung mendekat ke arah Zia kecuali Rara.
Saat mereka di bisikkan sesuatu, Mereka langsung menatap Rara dengan tatapan yang tak suka.
Seolah sadar sedang di tatap, Rara menatap balik teman-temannya yang sedang berada di depan.
"Kenapa?" tanya Rara yang lagi-lagi risih di tatap seperti itu.
Dan saat ada salah satu temannya yang berjalan melewati dirinya, Dia langsung berkata "Ada P.H.O, nih."
"Wahh P.H.O merajalela ya, guys!" teriak Zia yang mengompori.
"P.H.O apaan sih guys??" teriak salah satu dari mereka yang pura-pura tak tahu.
Dan serentak mereka menjawab, "PERUSAK HUBUNGAN ORANG!!!" teriak mereka sambil melihat ke arah Rara.
Sepertinya Rara sadar kalau dirinya sedang di ejek oleh teman-temannya.
"Maksud kalian??" tanya Rara yang berani membuka suara.
Zia langsung angkat bicara.
"Alahh.. gak usah pura-pura gak tau lo! Lo kan P.H.O!!"
Rara mengerutkan dahinya.
"Ternyata lo diem-diem pacaran sama Nando ya? Dih gak sadar diri lo!" ucap Frina.
"Hah? Pacaran sama Nando? Gue gak pacaran sama Nando," elak Rara.
Rara memang tidak pacaran dengan Nando, entah gosip itu beredar dari siapa.
"Alahhhh, boong banget lo!" ucap Zia.
"Heh! Emang lo dapet info itu darimana?" tanya Rara yang terselut emosi.
"Kepo deh, lo!" ucap Zia sambil tersenyum miring.
Dan saat semuanya sedang meledek Rara, ada Rehan yang baru saja datang. Dan saat Rehan menaruh tasnya, salah satu lelaki langsung membisikkan sesuatu kepada Rehan.
Saat itu juga, Rehan langsung terkejut dan reflek menoleh ke arah Rara.
Rara yang melihat kejadian itu hanya bisa pasrah. Dan Rehan langsung berjalan ke arah Rara.
"Emang bener, kalau lo pacaran sama Nando?" tanya Rehan yang tak percaya.
Rara menutup matanya sejenak, Ia benar-benar kesal.
"Gue gak pacaran sama Nando! Nando cuman minta nomor gue, tapi itu buat Rekal!!" ucap Rara dengan penuh penekanan.
Rehan dan seisi kelas terkejut.
Tapi sedetik kemudian, Seisi kelas tertawa, kecuali Rehan.
"Hahahha, halu lo! Mana mungkin Nando minta nomor lo cuman gara-gara Rekal," ucap Rafisa.
"Tau lo! Mana mau Rekal sama lo! Sadar diri dong, mbak. Hahahah," ucap Yana yang diakhiri tawaan.
"Heh! Lo bener-bener gak tau malu ya? Lo tahu gak? Nando sama Jesica berantem gara-gara lo!" ucap Zia dengan tangan yang menunjuk-nunjuk.
Rara menggelengkan kepalanya tak percaya.
"E-enggak! kata Jesica, dia marah sama Nando gara-gara Nan-
"BACOT LO!"
Dan sedetik kemudian, Semua teman-temannya melempar kertas yang sudah di gulung ke arahnya.
Rehan masih diam saja. Ia bingung harus percaya siapa.
"Huuuuuuu," teriak seisi kelas sambil melempar kertas yang sudah menjadi bulat karena di gulung.
Rara yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menahan tangisnya.
"GUE BUKAN P.H.O!!" triak Rara yang emosi.
Seisi kelas langsung diam. Dan Rara langsung pergi keluar kelas. Tujuannya saat ini adalah ke kamar mandi dan menangis.
"GAK USAH BALIK LAGI LO!"
"DASAR P.H.O!!"
Itu teriakan dari teman-temannya saat Rara keluar dari kelas.
~~~
Suara isak tangis terdengar di dalam kamar mandi.
Ya, saat ini Rara sedang menangis karena Ia tidak suka di fitnah seperti itu.
"Gue bukan P.H.O," ucapnya bermonolog
"G-gue benci di buly!"
Rara terus menangis di dalam kamar mandi sekolahnya. Matanya yang sudah sembab tak bisa di pungkiri lagi.
"Jangan buly gue. Gue takut," lirih Rara.
Sebenarnya saat ayah Rara tiada, Rara kerap mendapat bulian dari teman-temannya karena tidak punya ayah.
Oleh karena itu, sampai saat ini Ia masih trauma dengan pembulian.
"J-jangan buli gue.."
"A-ayahhh.. Ara takut," lirih Rara yang mungkin suaranya hampir tidak terdengar.
Sedetik kemudian, semua pandangannya menjadi buram dan..
bruk
Rara jatuh ke lantai. Ia Pingsan.