Rekal masih setia dengan senyum khasnya yang dapat memabukkan para wanita, kecuali Rara.
"Kenapa kalau gue lagi?" tanya Rekal sembari tersenyum.
"Bukannya ojol yang dateng? kok malah lo sih?!!"
"Ojolnya gue." Rekal lagi-lagi tersenyum.
Rara hanya menghela napasnya.
"Ihhh bidadari kok gitu? capek ya? Kok tadi malah buang napas kayak gitu?" tanya Rekal yang khawatir.
Rara memutar bola matanya malas.
"Iya! Gue capek sama lo!" ucap Rara sambil melototkan matanya di akhir kalimat.
"Kok capek? kan yang ngejar gue, bukan lo! Jangan capek ya bidadariku sayang.." ucapnya dengan penuh kelembutan.
"Lo tuh kenapa sih gombal mulu? Dasar buaya!"
"Gue gombal ke bidadari gue doang kok." Rekal tersenyum.
Rara mulai kesal dan sepertinya Ia ingin menjambak rambut laki-laki yang ada di depannya. "Ish.., Lo-
"Rara.." panggil Bundanya lembut.
Bundanya mendengar kegaduhan dari dalam rumah, oleh karena itu, Bundanya keluar untuk mengecek dan benar saja, Rekal dan Rara masih beradu mulut di depan rumahnya.
Rara dan Rekal menoleh.
"Kalian kok masih disini? Entar telat loh," ucap Bundanya.
"Ini bun, kayaknya Rara gak mau di anter sama Rekal, deh." Rekal mengadu seperti anak kecil.
Rara sudah menyumpah serapahi Rekal dalam hati. Dan Dia juga sudah melototkan Rekal agar diam.
"Tuh bun, dia melolot gitu. Kan serem." Adunya.
Bundanya menoleh ke arah Rara dan terkekeh. "Udah sana cepetan!"
"Kamu pergi dan pulangnya sama Rekal ya, Nak!" lanjut Bundanya kepada Rara.
Rara membolakan matanya.
"Hah? Gak mau bun.. Rara gak-
"Nurut sayang.." tegur Bundanya.
Rara pun mau tak mau harus nurut. "Iya deh.." ucap Rara lesuh.
Rekal tersenyum kemenangan. Lalu, Ia memberikan helmnya kepada Rara.
Rara pun mengambil helmnya dan memakainya. Dan mereka pun pergi dari sana.
~~~
Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Sedari tadi saat di motor, mereka hanya terdiam.
Saat Rara dan Rekal memasuki sekolah, semua mata pun kini hanya tertuju pada mereka.
Saat sudah sampai parkiran, Rara mengembalikan helmnya.
"Kok lo gak lupa aja sih?" tanya Rekal.
Rara mengerutkan dahinya. "Maksudnya?"
"Biasanya cewek yang ada di film-film suka lupa kasih helm. Terus nanti cowoknya langsung minta helm nya ke ceweknya," ucap Rekal panjang lebar.
"Gue bukan cewe yang ada di film-film, jadi gak usah di bandingin!" kata Rara penuh penekanan.
Rara pun pergi meninggalkan Rekal yang masih setia di atas motir CBR nya.
Rekal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gila tuh cewek, makin klepek-klepek gue ama dia. Dimana-mana cowok yang sikapnya dingin, lah ini malah cewek," gumamnya.
"Langka tuh, cewek," lanjutnya.
Rekal masih terus menatap punggung Rara hingga menjauh.
~~~
Rara masih berjalan menyusuri lorong sekolahnya. Tiba-tiba ada yang merangkulnya dari belakang. Rara terkejut!!
"Hai, Ra!" sapa Jesica sambil merangkul Rara
Rara hanya menatap mereka datar. Mereka?. Ya, Jesica tidak sendiri melainkan bersama Derlina sahabatnya.
"Mau ngapain lagi?" tanya Rara yang sudsh jengah dengan mereka berdua.
"Kita mau temenan sama lo, Ra!" pinta Jesica dan Derlina
"Buat apa sih?"
"Ra! buka mata lo, Ra!! lo itu kenal sama kita!!" ucap Jesica berusaha untuk menyadarkan Rara
"Kenal apa sih? baru kenal kalian pas tahun kemaren," kata Rara sambil berjalan.
Jesica dan Derlina tak tinggal diam, Mereka mensejajari tubuhnya dengan Rara
"Gue Ica!! Lo ingat gak?" tanya Jesica.
"Dan Gue Ina! Lo masih inget??" tanya Derlina.
Seketika Rara menghentikan langkahnya.
"Ica? Ina?" tanyanya dalam hati.
Nama itu sepertinya tak asing di telinganya.
Rara membulatkan matanya. "Kalian??" tanya Rara yang berteriak.