Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

Saat ini, Rekal sudah berada di dalam kamar mandinya dengan shower yang memancur.

"Gue benci di gituin!" gumamnya di bawah shower.

Rekal sudah dipukul oleh Papahnya karena pulang malam dan membuat serumah khawatir katanya.

"Cih, Khawatir? sejak kapan khawatir?" ucapnya bermonolog.

Ia benci dengan Papahnya, terutama Mamah Tirinya. Ia tahu, kalau Mamah tirinya sengaja berkata halus dengan menanyakan keberadaan Rekal agar saat Rekal pulang, ia bisa dipukuli oleh suaminya. Licik bukan?

"Kalau bukan karena Reva, mungkin tuh emak-emak bakal gue matiin," ucap Rekal sambil menonjok tangannya ke tembok kamar mandi berkali-kali.

Shower dan tembok sudah menjadi saksi bisu kalau selama ini Rekal menderita dan penuh kesedihan. Ia tidak pernah bercerita kepada siapa pun kecuali kepada tembok dan foto Mamahnya.

~~~

Tak lama, Rekal keluar dari kamar mandi dengan penuh luka lebam dan darah yang membeku.

Saat Ia mengambil salep diatas meja, ada seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Tok Tok Tok

Rekal lantas menoleh, Tapi Ia masih diam, Ia ingin mengetahui siapa yang mengetuk pintu malam-malam begini.

"Abang-abang.. kok gak di buka sih?" tanya seorang remaja berumur 13 tahun itu.

Rekal tersenyum dan membuka pintu kamarnya. Terpangpang lah gadis cantik yang sedang tersenyum ke arahnya.

Dia adalah Reva Zeen Dirmagja, adik tiri Rekal yang sangat Rekal sayangi. Walaupun Reva ini adik tiri, tapi sifat dan sikapnya berbandik terbalik dengan mamah tirinya.

Reva sekarang sedang duduk di kelas 2 SMP.

"Abang..

Ucapnya penuh jeda, sambil melihat wajah Abangnya yang penuh dengan luka lebam.

"Abang di pukul lagi ya sama Papah?" tanya Reva khawatir.

Rekal tersenyum manis. "Iya.. tapi gak papa kok."

"Pantesan tadi Eva denger teriakan abang sama Papah."

"Sakit banget ya bang?" lanjutnya.

Rekal hanya terkekeh. "Gak kok. Oh iya, kenapa kamu belum tidur?"

"Males ah, mau begadang," ucap Reva cengengesan.

"Ck, dasar!" Rekal menoel hidung Reva.

"Ih abang mah gitu," ucap Reva kesal.

Tapi setelah itu Rekal terkekeh.

"Oh iya bang, Tadi kak Rere kesini tau!"

"Ngapain?" tanya Rekal penasaran.

Reva hanya menggidikkan bahunya.

"Tanya aja sendiri."

"Emangnya, Rere gak kasih tahu Dia mau ngapain?"

Reva menggeleng.

"Ya udah deh, Sana tidur! Bocil gak boleh begadang!" ucapnya meledek.

"Yeuhh.. aku bukan bocil ya!" Reva protes.

"Ya udah iya, Udah sana gih!" usir Rekal.

"Ck, iya bawel," balas Reva.

Reva pun membalikkan badannya tapi Ia kembali ke Rekal sebelum Rekal menutup pintunya.

"Eh bang Tunggu!"

"Ck, apalagi sih?"

"Aku cuman mau bilang, jangan pacaran sama Kak Rere ya! Eva gak suka, dia tukang caper," cap Reva yang tak suka.

Reva memang begitu, kalau Ia tak suka Ia akan jujur kepada Kakaknya. Ingat ya! Reva sama sekali tidak ada rasa kepada Rekal.

"Iya bawel. Lagian Abang udah suka sama cewek lain kok."

Reva mengerutkan dahinya. "Siapa-siapa?"

"Ada deh.."

"Ihhh gak seru! Spill namanya aja, deh!"

"Namanya....

Rekal menggantung kata-katanya dan itu membuat Reva penasaran.

"Namanya Ra-

"REVA!!! KAMU DIMANA NAK?" teriak mamahnya yang mencari Reva

Reva menoleh ke sumber suara dan berdecak malas. "Buset tuh emak-emak ganggu bae," gerutu Reva.

Jangan salah, Reva juga tidak suka kepada mamahnya karena suka memanas-manasi papah agar Rekal di marahi.

Rekal terkekeh. "Sana gih! di panggil mamah kamu, noh!"

Reva menghentakkan kakinya tanda sebal. Dan Ia pergi dari depan pintu kamar Rekal menuju kamarnya.

~~~

Reva suda ada di dalam kamarnya dan di susul oleh Mamahnya.

"Sayang... kok kamu tadi gak ada? mamah udah cariin kamu kemana-mana tau," ucap Mamahnya.

Reva memutar bola matanya malas. "Lebay banget sih mah. Aku cuman ke kamar abangdoang. Bukan ke alam akhirat."

Mamahnya terdiam.

"Mamah mau ngapain? Aku mau tidur, ngantuk!" ucap Reva yang judes.

"Kamu kok gitu sih sayang?" tanyaMamahnya yang mulai mendekati Reva.

"Mah, aku ngantuk, matiin ya lampunya!"

Mamahnya pun mundur dan mematikan lampu kamar Reva. Sudah sejak lama Reva bersikap seperti itu.

Saat Mamahnya menutup pintu kamarnya, Reva langsung menoleh pelan ke arah pintu kamarnya, benar mamahnya sudah tidak ada di dalam kamarnya.

"Sebel, deh," gumamnya.

"Eh iya, Cewek yang bang Rekal suka siapa namanya?, Ihhh kan lupa nanya"

Reva masih berpikir.

"Ra? Siapa ya? Rasya? Raya? Rani? atau.. Rara?"

~~~

Matahari sudah mulai terbit, Rekal sudah bangun sejak subuh tadi dan sudah berangkat ke markasnya.

Ia tidak mau bangun jam 6 lewat karena Ia tahu kalau Papahnya dan para penghuni rumahnya sudah bangun jam segitu.

Rekal sudah sampai di Markas 'Bringas Boys'. Ia langsung menaruh tasnya di atas sofa. Tak disangka, Ada Nando yang masih mengorok di di sofa markasnya.

"Nando kok disini? Oh.. pasti di kunciin, Dia gak boleh masuk," ucap Rekal bermonolog.

Rekal menyenggol badannya, dan Nando hanya bergumam tak jelas.

Karena kesal, Ia menjatuhkan badan Nando ke bawah dan Nando terjatuh. Ia kaget bukan main.

"Buset dah, siapa sih?" ucap nya meninggikan nada suaranya.

Rekal tertawa puas.

"Hahahhaha.. siapa suruh ngorok mulu lo!" Rekal puas tertawa.

Nando mulai menatap ke arah suara dan mengelap iler yang ada di samping bibirnya.

"Ihh.. jorok, Najis!" ucap Rekal ke arah Nando.

"Ck, kayak lo gak pernah ileran aja," ucap Nando yang suaranya masih terdengar tak jelas.

Nando pun duduk dan mulai mengumpulkan nyawanya.

"Ngapain lo tidur disini?" Tanya Rekal

"Kayak lo gak tahu aja. Rumah gue udah di kunci, ya gue gak boleh masuk."

"Lo kan tahu, Bokap gue bakalan boleh gue masuk kalau udah lewat dari jam 12 malem," lanjutnya.

"Lo pulang jam 12 malem?"

"Bukan, gue pulang jam setengan 12. Tapi gara-gara bensin gue abis, jadinya beli bensi dulu," Ucap Nando yang masih merem-melek.

Rekal menghela napasnya. "Bego."

~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Rara sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya.

"Bunda..aku berangkat ya!"

"Iya.."

Saat Rara ingin mengambil kunci motornya, Bundanya langsung melarangnya.

"Ehh...,kamu gak usah bawa motor!"

"Kenapa bun?" tanya Rara.

"Berangkat sama orang yang ada di depan aja! Bunda juga mau pake motornya buat pergi ke pengajian," jelas Bundanya.

"Siapa yang di depan? Ojol?"

"Liat aja sana! Oh iya, hati-hati gitu."

Rara tidak curiga, dan Ia pergi ke luar.

Saat pintunya Ia buka, ternyata...

"Hai, bidadariku," sapa Rekal yang tersenyum manis ke arah Rara.

"Lo lagi?"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Cheossarang (Complete)
22195      2015     3     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
Dunia Saga
6084      1554     0     
True Story
There is nothing like the innocence of first love. This work dedicated for people who likes pure, sweet, innocent, true love story.
Trip
964      485     1     
Fantasy
Sebuah liburan idealnya dengan bersantai, bersenang-senang. Lalu apa yang sedang aku lakukan sekarang? Berlari dan ketakutan. Apa itu juga bagian dari liburan?
Lovebolisme
219      185     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
11861      2217     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
XIII-A
1130      770     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
Trasfigurasi Mayapada
221      169     1     
Romance
Sekata yang tersurat, bahagia pun pasti tersirat. Aku pada bilik rindu yang tersekat. Tetap sama, tetap pekat. Sekat itu membagi rinduku pada berbagai diagram drama empiris yang pernah mengisi ruang dalam memori otakku dulu. Siapa sangka, sepasang bahu yang awalnya tak pernah ada, kini datang untuk membuka tirai rinduku. Kedua telinganya mampu mendengar suara batinku yang penuh definisi pasrah pi...
Meteor Lyrid
571      400     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Akhir yang Kau Berikan
541      381     1     
Short Story
\"Membaca Novel membuatku dapat mengekspresikan diriku, namun aku selalu diganggu oleh dia\" begitulah gumam Arum ketika sedang asyik membaca. Arum hanya ingin mendapatkan ketenangan dirinya dari gangguan teman sekelasnya yang selalu mengganggu ia. Seiring berjalan dengan waktu Arum sudah terbiasa dengan kejadian itu, dan Laki Laki yang mengganggu ini mulai tertarik apa yang diminati oleh Arum...
Praha
315      195     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.