“Gimana keadaan Valdo tante?”
Tanya Hitto saat tiba di rumah Valdo.
“Valdo masih belum sadar nak, tadi dokter baru saja pergi kata dokter kalau memang sampai besok pagi kondisinya masih belum ada perubahan, Valdo harus dibawa ke rumah sakit. Tapi kamu tahu sendiri kan Valdo seperti apa, tante nggak tega melihat keadaan Valdo yang semakin memburuk Hitto”
Ujar tante Sita pada Hitto yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri, papanya Valdo sedang ada urusan diluar kota makanya tadi tante Sita memintanya untuk segera datang.
“Memangnya Valdo kenapa bisa sampai ngedrop seperti itu tante?”
“Tante juga nggak tahu, tadi waktu tante ke kamarnya, dia sedang kesakitan sambil terus meminta maaf nggak jelas sampai akhirya dia pingsan”
“Pasti ini ada kaitannya dengan Vero” kata Hitto dalam hati.
“Gimana kalau kita bawa Valdo ke rumah sakit aja sekarang tante sebelum Valdo bangun, biar Hitto manggil ambulans”
“Ya sudah kalau gitu biar tante siap-siap sekalian ngabarin om dulu ya nak”
Setelah itu Hitto pun segera menelefon ambulans untuk membawa Valdo ke rumah sakit.
Setelah sekitar satu jam di rumah sakit Hitto meminta tante Sita untuk istirahat di rumah dan setelah beberapa saat di bujuk akhirnya tante Sita mau juga.
Saat Hitto sedang tiduran di sofa samping ranjang, Valdo tiba-tiba siuman.
“Hitto Lo ngapain disini? Gimana keadaannya Vero dia baik-baik aja kan?”
Tanya Valdo yang melihat Hitto sedang berada di sofa sambil memainkan hpnya.
“Dia udah nggak papa kok, harusnya tuh gue yang nanya sama Lo, Lo kenapa bisa sampai ngedrop lagi kaya gini sih?”
Hitto yang tadinya duduk di sofa pun mendekati Valdo dan duduk di samping ranjangnya.
“Syukur deh kalau gitu, gue bisa tenang”
“Do, mau sampai kapan sih Lo nyembunyiin ini semua dari Vero, dia itu masih sayang sama Lo, tadi waktu di rumah sakit dia sempet ngomong kalau dia kecewa sama lo emang Lo ngomong apa aja sih sama sesil?”
Hitto terpaksa ngomong seperti itu biar Valdo sadar, kalau selama ini dia itu salah udah membohongi Vero dan juga membohongi perasaannya sendiri.
Sebentar lagi To, sebentar lagi Vero bakal datengin gue, gue yakin banget, walaupun saat itu gue udah nggak bisa liat dia, tapi gue bakal seneng”
Kata-kata Valdo sungguh membuat Hitto tidak tega melihat sahabatnya yang sedang terkapar sendiri.
“Lo nggak boleh ngomong gitu Val, ingat Lo masih punya orang tua Lo yang mengharapkan kesembuhan Lo, apa Lo mau bikin mereka sedih?”
“Kan masih ada Lo To, Lo yang bakalan gantiin gue buat jagain mereka, Lo sendiri kan pernah bilang kalau mereka juga orang tua Lo kan?”
“Arrrggg, kepala gue sakit banget”
Hitto pun langsung memanggil dokter saat Valdo tiba-tiba mengeluh kesakitan.
Di luar kamar dia begitu bingung dan khawatir tenteng kondisi dari Valdo, sekarang masih jam 02.00 dini hari dan nggak mungkin kalau dia datang ke rumah Vero jam segini, apalagi melihat kondisinya yang masih belum pulih.
Hitto pun hanya bisa mondar mandir dengan perasaan gelisah. Beberapa saat setelah itu mamanya Valdo datang setelah tadi sempat Hitto telfon.
“Gimana keadaan Valdo nak?”
Tante Sita bertanya dengan suara parau.
“Masih di tangani dokter tante, tante tenang ya”
Hitto menyuruh tante Sita untuk duduk di kursi yang ada di depan kamar Valdo.
Saat tante Sita selesai menelefon suaminya yang berada di luar kota dokter yang merawat Valdo pun keluar, dengan spontan Hitto dan tante Sita pun langsung berdiri menghampiri sang dokter.
“Dok, gimana keadaan anak saya dok?” tanya tante Sita.
“Saat ini keadaan anak ibu masih kritis bu, kita hanya bisa berdoa supaya anak ibu bisa segera sadar”
“Kira-kira kapan dia bisa sadar dok?”
Tanya Hitto yang berada di samping tante Sita, beliau sudah tidak kuat lagi menahan air matanya yang sedari tadi berusaha ia tahan.
“Kami tidak bisa memastikannya mas, semua ini tergantung kemauan sang pasien untuk tetap bertahan atau mengalah dengan penyakitnya, yang sekarang dia butuhkan adalah support dari orang-orang terdekatnya dan juga doa, kami permisi dulu”
Kata dokter yang merawat Valdo sebelum pergi meninggalkan ruangan Valdo.
Hitto dan tante Sita pun langsung menghampiri Valdo yang terkulai lemas di atas ranjang dengan wajah pucatnya, tante Sita terus saja menangis sambil menggenggam tangan anaknya.
“Valdo bangun sayang mama nggak mau kehilangan kamu, kamu harus kuat sayang demi mama demi papa” kata-kata tante Sita sungguh membuat Hitto tak kuasa menahan haru, Ia pun ikut menangis melihat keadaan sahabatnya itu.