“Vero”
Saat berada ditempat parkir, Vero dikagetkan dengan suara Hitto yang memanggilnya dengan keras, Vero pun berbalik menghampiri pacar dari sahabatnya itu.
“Kenapa Kak, kayaknya penting banget, sampai gugup gitu?”
Ledek Vero yang melihat kegugupan Hitto.
“Hmm kaki Lo gimana? Gue mau ngomong serius sama lo”
“Udah mendingan kok. Ya udah ngomong aja si”
“Tapi jangan disini, emm ke taman aja yuk sebentar doang kok”
Vero mengikuti Hitto yang sudah lebih dulu berjalan di depannya, sesampainya di taman, Hitto memilih tempat yang agak tersembunyi dan sepi, hanya ada mereka berdua disana membuat Vero agak ngeri sebenarnya.
“Mau ngomong apaan sih Kak, sampai harus kesini segala. Kakak lagi berantem sama Sandra?”
tanya Vero penasaran.
“Gak kok, ini bukan soal Sandra. Gue mau ngasih tahu lo soal keadaan Valdo yang sebenarnya. Tapi sebelumnya gue minta maaf karena selama ini gue udah bohong dan nyembunyiin ini sama Lo”
Hitto berkata dengan sangat hati-hati.
“Ngapain sih Kak, pake bahas dia segala, aku udah nggak mau dengar tentang dia lagi, dan Kakak nggak perlu minta maaf buat masalah ini”
Vero berusaha menahan kesal saat mendengar nama Valdo disebut-sebut.
Hitto tidak kaget melihat reaksi Vero yang seperti itu, karena dia paham dan dengan sekuat hati dia berusaha menjelaskan dengan sangat hati-hati.
“Tapi Ver, dia itu-”
“Udah lah Kak, nggak usah bahas-bahas dia lagi oke, nggak ada gunanya juga tahu nggak”
Sebelum Hitto menyelesaikan kalimatnya Vero langsung memotongnya dan beranjak dari tempat duduknya setelah mengatakan tentang keberatannya itu.
Melihat Vero yang mulai beranjak menjauh, Hitto pun akhirnya ikut berdiri.
“Dia sakit kanker otak Ver, dan sekarang keadaannya lagi kritis, sebenarnya dia ngelarang gue buat ngasih tahu Lo soal penyakitnya ini, tapi gue kasihan sama kalian berdua, karena gue tahu kalau kalian itu masih saling sayang”
Vero yang sedang berjalan pun langsung berhenti mendengar perkataan Hitto, hatinya seperti tertohok oleh sebilah pisau.
“Kakak bercanda kan?”
“Ngapain gue bercanda Ver, nggak ada untungnya buat gue”
“Terus kenapa kakak baru bilang sekarang, kenapa kakak baru ngasih tau aku, dimana dia sekarang dimana Kak, kasih tahu aku?”
Vero tidak kuasa lagi menahan air matanya, dia sungguh tidak pernah membayangkan akan seperti ini.
“Dia di rumah sakit”
“Bodoh banget sih dia”
Vero terus saja merutuki kebodohan Valdo sambil terus menangis.
“Gue juga udah berkali-kali bilang kaya gitu sama dia Ver, tapi Lo tahu sendiri kan gimana Valdo. Kalua sekali dia bilang nggak ya tetep enggak”
“Kak Hitto bisa tolong anterin aku ke rumah sakit sekarang please”
Pinta Vero yang langsung di setujui oleh Hitto.
Setelah itu Vero dan Hitto pun pergi ke rumah sakit. Selama di perjalanan, Vero masih terus saja menangis.
Sampai di rumah sakit Vero langsung berlari ke dalam kamar Valdo.
Tante Sita yang berada di dalam pun terkejut melihat kedatangan Vero tapi beliau langsung paham saat melihat Hitto ada di belakangnya.
“Tante, maafin Vero selama ini Vero nggak tahu soal penyakit Kak Valdo tante”
Vero langsung memeluk tante Sita yang berada di dekat ranjang Valdo.
“Iya sayang, itu bukan salah kamu. Valdo sudah menunggu kamu sayang”
Kata tante Sita sambil melepas pelukannya dan menuntun Vero ke samping Valdo.
Vero pun duduk di kursi yang berada di samping ranjang Valdo, Vero mengusap-usap lembut tangan dan wajah pucat Valdo sambil terus menangis.
“Kak Valdo bangun, kamu kenapa bohong sama aku? Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu sakit? Aku sayang sama kamu Kak, please buka mata kamu”
Ucap Vero sambil terus menangis dan memeluk Valdo yang masih terkulai lemah.
*****
Sudah satu minggu sejak Valdo kritis, dan Vero selalu saja berada di samping Valdo, dia hanya ingin Valdo melihat dirinya saat pertama kali dia bangun, tapi sampai sekarang Valdo masih juga belum ada perubahan.
Setiap pulang sekolah Vero selalu bercerita tentang hari-harinya di sekolah atau tentang cerita-cerita yang lainnya, walaupun Valdo belum bangun tapi Vero yakin kalau Valdo pasti selalu mendengarkannya.
Hari ini seperti biasa, sepulang sekolah dia langsung ke rumah sakit dan bergantian dengan tante Sita, hampir setiap hari Hitto dan sandra juga menemaninya di rumah sakit. kak Yugo dan orang tuanya juga sudah beberapa kali menjenguk Valdo.
Hari ini sebelum ke rumah sakit Vero berencana untuk mampir ke restaurant kesukaan Valdo.
Sesampainya di rumah sakit, Vero melihat mama Sita panggilan Vero pada mamanya Valdo sedang berada di luar ruangan dan Vero pun segera menghampirinya.
“Mama kenapa di luar? Emangnya di dalam ada siapa Ma?”
“Dokter lagi ada di dalam sayang”
Jawab mama Sita dengan suara parau, membuat Vero bingung.
“Apa Kak Valdo udah siuman”
“Tadi Valdo tiba-tiba kejang sayang”
“Terus sekarang keadaan Kak Valdo gimana ma, dia baik-baik aja kan?”
Vero begitu khawatir mendengar keadaan Valdo, hingga Ia tidak bisa menahan air matanya membasahi wajah cantiknya.
“Apakah ada yang bernama Vero?”
Tiba-tiba dokter yang merawat Valdo keluar dan bertanya.
“Saya dok”
Jawab Vero cepat.
“Saudara Valdo ingin bertemu dengan anda”
“Valdo sudah siuman dok?”
Vero sangat terkejut mendengar ucapan sang dokter.
“Iya sudah”
Setelah mendengar itu Vero langsung memeluk mama Sita sebelum masuk ke dalam ruangan di temani dokter yang merawat Valdo.
Vero berusaha menahan tangisnya yang semakin kencang saat melihat Valdo yang terlihat tersenyum sambil memandangnya dari atas tempat tidurnya.
Vero aku minta maaf”
Ucap Valdo terbata-bata sambil mengangkat tangannya. Vero pun langsung memeluknya dan mereka pun menangis bersama sambil berpelukan.
“Kak Valdo kamu nggak boleh ninggalin aku lagi, aku sayang banget sama kamu”
Ucap Vero disela-sela tangisannya.
“Aku minta maaf udah bikin kamu terluka, aku sayang banget sama kamu”
Valdo melepaskan pelukannya dan mengusap lembut air mata di wajah Vero sebelum akhirnya mengecuk lembut wajah Vero mulai dari mata, pipi dan kening dan terakhir bibir tipisnya.
Vero merasa sangat bahagia bisa melihat Valdo tersenyum lagi.
Dokter dan para perawat yang lain pun meninggalkan mereka setelah Vero selesai memandikan Valdo. Vero bersikukuh supaya dia yang membersihkan tubuh Valdo, membuat para suster yang melihat pasangan itu pun ikut merasa terharu.
Setelah itu mama dan papanya Valdo pun masuk ke dalam kamar setelah di persilahkan oleh sang dokter.
Mereka begitu bahagia melihat anak semata wayangnya sadar setelah selama 1 minggu lebih tak sadarkan diri.
Suasana haru pun jadi semakin terasa didalam ruangan itu.
Sampai akhirnya Valdo tertidur karena obat yang baru dia minum.
Vero yang berada di sampingnya pun ikut tertidur sambil terus menggenggam erat tangan Valdo.
Sedangkan mama dan papanya Valdo sudah pulang dari tadi karena di paksa oleh Valdo dan juga Vero.
Hitto yang baru datang pun sebenarnya ingin menemaninya, tapi Valdo memintanya untuk mengantar orang tuanya.
Hitto paham maksud Valdo supaya mereka bisa menikmati waktu berdua saja, Hitto pun memaklumi sahabatnya yang memang sudah lama tidak bersama itu.
“Vero bangun sayang”
Valdo membelai lembut rambut Vero untuk membangunkannya.
Vero akhirnya terbangun dan melihat jam tangannya, dia terkejut saat melihat jam tangannya masih menunjukkan pukul 2 malam.
“Ada apa Kak, kamu mau minum?”
Tanya Vero yang masih setengah mengantuk.
“Enggak sayang, aku cuma kasihan melihat kamu tidur seperti itu”
“Aku nggak papa kok”
Ucap Vero sambil membelai rambut Valdo.
Tapi aku nggak bisa kamu bohongin, mending sini deh, masih muat kok, aku kangen sama kamu sini cepet”
Paksa Valdo sambil menarik Vero ke ranjangnya.
Akhirnya mereka berdua pun tidur dalam satu ranjang.
Valdo memeluk Vero seperti dia takut kehilangannya lagi.