Akhirnya satu minggu berlalu juga. Hari ini adalah hari pertama Vero masuk sekolah setelah kemarin libur karena kelas 12 melaksanakan try out.
Vero sudah sangat rindu pada sekolahnya. Dia sangat bosan dirumah terus, sampai-sampai pagi ini dia berangkat lebih awal dari biasanya.
Dia sudah sampai disekolah dari jam 6 pagi tadi, dan sudah hampir setengah jam dia duduk ditaman sekolah sambil memandangi bunga-bunga yang baru mekar sedang di hinggapi beberapa lebah dan kupu-kupu.
Tanpa Vero sadari kalau sedari tadi ada yang sedang mengamatinya dari kejauhan.
Getar hp di sakunya menyadarkan Vero dari lamunannya. Tanpa melihat pengirimnya Vero langsung membuka pesan yang ternyata dari Sandra.
Lo dimana?
Sandra
Di taman San. Knp emang?
Vero
Ada yang mau gue omongin sama lo. Bentar lo tunggu gue disitu okey
Sandra
“Ada apaan sih serius amat nih anak” ujar Vero saat membaca balasan dari Sandra.
Sandra datang ke taman sambil berlari. Membuat Vero yang melihatnya pun terheran-heran.
“Ada apa sih San, sampai lari-lari gitu?” tanya Vero saat Sandra sudah berada di hadapannya.
“Bentar dulu Ver, biar gue nafas dulu” ujar Sandra masih terengah-engah.
“Nih minum dulu” ujar Vero memberikan botol minumannya yang masih penuh pada Sandra yang langsung diterima Sandra dan di minumnya sampai tinggal setengahnya.
“Pelan-pelan San, nggak ada yang bakalan minta”
“Gawat Ver, tadi si Sesil nyariin lo ke kelas sambil marah-marah. Emang ada apaan lagi sih lo sama dia?” tanya Sandra setelah bisa mengendalikan nafasnya.
“Kak Sesil? Ada apa lagi dia nyariin aku?” tanya Vero balik.
“Kok lo malah nanya balik sama gue sih, mana gue tau” jawab Sandra gereget sendiri pada Vero.
“Dia bilang apa aja tadi?”
“Tadi dia cuman bilang kalau lo di suruh nemuin dia di tempat parkir nanti pulang sekolah”
Vero yang tidak sabar langsung menemui Sesil di kelasnya, dia tahu kalau Sesil satu kelas dengan Valdo, tapi dia lebih tidak sabar untuk menunggu sampai pulang sekolah.
Sandra terus saja berusaha untuk mencegahnya, tapi Vero tetap saja menemui Sesil.
Dia tahu pasti ada sesuatu yang serius sampai Sesil mau menemuinya ke kelas.
“Lo serius Ver, gue takut kalau lo bakal kenapa-napa Ver, lo kan tau sendiri Sesil orangnya gimana, mendingan jangan sekarang deh Ver, kita kekelas aja ya udah hampir bel juga” pinta Sandra kepada Vero.
“Kalau kamu mau ke kelas, ke kelas aja duluan San, aku juga berani sendiri kok” ujar Vero pada Sandra.
Sebenarnya Vero tahu kalau Sandra khawatir, tetapi dia lebih penasaran dengan Sesil.
“Bukan gitu maksud gue Ver, gue cuman khawatir aja sama lo, lo kan tahu sendiri kalau Sesil satu kelas sama Kak Valdo” ujar Sandra hati-hati.
“Aku nggak papa kok, kamu tenang aja, aku cuman mau tau aja kenapa dia nyariin aku”
Akhirnya mereka sampai juga di depan kelas XII IPA 2, saat Vero hendak masuk ke dalam kelas, tiba-tiba Hitto keluar dan dia sangat terkejut saat melihat Vero di depan kelasnya.
“Vero, lo ngapain disini?” ujar Hitto tidak bisa menahan rasa penasarannya.
“Untung kamu keluar” ujar Sandra melihat pacarnya yang juga sekelas dengan Valdo dan juga Sesil.
“Aku mau ketemu sama Sesil, Kakak bisa tolong panggilin dia nggak?” ujar Vero pada Hitto yang masih bingung.
“Ya udah lo tunggu sebentar, gue panggil dulu” ujar Hitto sambil masuk ke dalam kelasnya.
*****
“Sil, lo ada urusan apa sama Vero?” tanya Hitto didepan meja Sesil yang sedang ngobrol dengan gengnya.
“Lo kenapa sih To, dateng-dateng nanyain cewek nggak jelas itu” ujar Sesil yang kaget tiba-tiba Hitto menanyakan tantang Vero.
“Lo ada masalah apa sampai Vero dateng kesini? Awas aja kalau sampai lo berani macem-macem sama dia” ancam Hitto.
“Oh, jadi tuh anak nggak sabar buat nunggu sampai jam pulang sekolah, dimana dia sekarang?” tanya Sesil sambil berdiri hendak keluar.
“Di luar kelas, inget Sil kalau lo sampai bikin Vero kenapa-napa, gue nggak bakal tinggal diam” ujar Hitto yang melihat Sesil berjalan keluar kelas.
Lo ada hubungan apa sama cewek nggak jelas itu, bukannya cewek lo itu temennya ya bukan dia, kok lo perhatian banget sih To?” tanya Sesil sinis.
“Bukan urusan lo”
Jawab Hitto sambil berlalu meninggalkan Sesil. Sesil dan gengnya pun langsung menemui Vero yang berada didepan kelas. Sementara Hitto hanya bisa memperhatikan mereka dari tempat duduknya, dia khawatir kalau dia ikut keluar Sesil justru akan lebih berani pada Vero, dia tahu Sesil seperti apa.
“Ada apa lagi sampai kamu nyariin aku di kelas tadi?”
Tanya Vero saat melihat Sesil keluar dari kelasnya.
“Heh biasa aja dong lo nggak usah nyolot, yang seharusnya marah itu gue bukan lo, nggak usah sok jagoan deh lo” ujar Sesil sinis.
“Maksud kamu apaan sih, aku nggak ngerti” ujar Vero yang mulai emosi melihat kelakuan Sesil.
“Lo nggak usah pura-pura deh. Gue udah tau lo itu masih cinta kan sama Valdo, sekarang lo bilang sama gue ada dimana Valdo?” seru Sesil yang sudah emosi.
“Apa maksud kamu ngomong gitu? Bukannya kamu pacarnya, kenapa malah nanya sama aku? Sorry ya kalau kamu nyari aku cuman gara-gara itu, percuma aku jauh-jauh kesini, nggak penting !” ujar Vero sambil berjalan meninggalkan Sesil.
“Mau kemana lo, urusan kita belum kelar enak aja lo main pergi gitu aja” ujar Sesil sambil menarik tangan Vero yang hendak pergi.
“Aduh nggak usah narik narik bisa nggak” ujar Vero sambil menarik tangannya.
Sandra yang melihat suasana sudah mulai panas pun semakin khawatir.
“Aduh Hitto kenapa sih kok nggak keluar-keluar. Nggak tau apa kalau ada nenek lampir lagi ngamuk” ujar Sandra dalam hati merutuki pacarnya yang tidak keluar-keluar juga dari dalam kelasnya.
“Gue nggak bakal pakai kekerasan kalau lo nggak berusaha kabur, mendingan lo jujur aja sama gue sekarang Valdo ada dimana, Lo sembunyiin dia dimana? atau lo bakal nyesel” ujar Sesil mengancam Vero.
“Enggak perlu pakai ngancem-ngancem segala, temen gue kan udah bilang kalau dia itu nggak tau apa-apa, lagian ngapain juga Vero ngumpetin Kak Valdo, nggak ada untungnya kali” ujar Sandra yang sudah tidak sabar melihat Sesil pakai ngancem-ngancem Vero segala.
“Nggak usah ikut campur deh lo” ujar Sesil sambil mendorong Sandra.
“Nggak bisa ya, kalau nggak pakai kekerasan. Kalua kamu nggak percaya sama aku ya udah terserah, aku nggak peduli. Ayo San kita pergi, nggak ada untungnya kita disini buang-buang waktu aja” ujar Vero meninggalkan Sesil.
Saat Sesil hendak mencegah Vero, bel masuk sekolah langsung berbunyi, membuat Sesil semakin geram melihat Vero yang mengabaikannya.
“Awas aja lo Ver, berani-beraninya dia sama gue, kita lihat aja nanti” ujar Sesil seraya masuk kedalam kelasnya dengan geram.