Sakitku tak seberapa asal kau tetap berada di sisiku
Bahkan saat semua rasa sakit ini hilang
Hanya karena kamu berada di sisiku
*****
"Kamu nggak mau masuk dulu?" tanya Vero saat sudah di depan rumah.
"Udah malem, lagian kamu juga kayaknya capek banget"
"Ya udah aku masuk dulu ya, be carefull on the way"
"Iya sayang"
Motor Valdo pun mulai meninggalkan rumah Vero dengan cepat. Setelah motor Valdo sudah tidak kelihatan, Vero segera masuk ke dalam rumah.
"Kamu dari mana saja Vero, kok jam segini baru pulang?" selidik mamanya saat melihat Vero hendak ke kamarnya.
"Iya Ma, tadi habis nemenin Kak Valdo tanding dulu soalnya".
"Oh gitu, Ya sudah kamu mandi sama ganti baju gih, nanti terus makan"
"Iya Ma" jawab Vero sambil berjalan menuju kamarnya.
Selesai mandi Vero sedang duduk di depan meja riasnya saat mendengar lagu "count on me" berbunyi dari hpnya yang terletak di mejanya, Vero pun segera beranjak mengambilnya dan mengangkat telefon setelah melihat nama Valdo ada di layar hpnya.
"Hallo"
"Hallo... kamu lagi ngapain?"
"Aku baru aja selesai mandi, kamu udah mandi?"
"Udah dong, tadi sampai rumah aku langsung mandi, kalau gitu kamu makan dulu gih nanti sakit lagi".
"Vero cepetan turun! Mama sama papa udah nungguin dari tadi nih!!!" teriakan kak randi mengagetkan Vero yang ada di dalam kamar.
"Iya bentar!!!" Jawab Vero juga dengan teriakannya dari dalam kamar.
"Ya udah deh kak Randi udah manggil, aku makan dulu ya, kamu juga jangan lupa makan"
"Iya baweel, aku tutup ya, love you"
"Iya love you more"
Setelah menutup telefon, Vero langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju ruang makan yang ada di lantai bawah.
"Lama banget sih mandinya" protes kak randi.
"Kan biar wangi, nggak bau kayak kamu" ledek Vero sambil pura-pura menutup hidungnya.
"Sudah-sudah, kalian tuh ya jangan suka ribut di depan makanan nggak baik" ujar sang mama menengahi kedua kakak beradik itu.
"Bener tuh dengerin mama, kalian kan sudah sama-sama besar tapi masih saja suka beramtem"
"Kak Randi duluan tuh pa"
"Oh iya pa, katanya Radit mau pulang pa?"
"Iya katanya sih minggu depan"
"Kak Radit mau pulang? Kok nggak ada yang ngasih tau aku sih" ujar Vero cemberut.
"Makanya jangan pacaran terus, kalau pulang sekolah langsung pulang jangan keluyuran mulu"
"Siapa juga yang keluyuran, aku kan tadi telat gara-gara nemenin Kak Valdo tanding"
"Vero! Randi! Sudah habisin makan kalian dulu, baru juga di bilangin tadi"
"Iya Ma maaf" ujar Vero dan Randi bersamaan.
Setelah selesai makan, Vero dan mamanya merapikan meja makan, saat hendak naik ke kamar, tiba-tiba papa memanggil Vero yang sedang duduk di ruang keluarga. Vero pun menghampirinya.
"Duduk sini" ujar papa sambil menepuk-nepuk tempat di sebelah papa.
"Ada apa pa?"
"Tinggal duduk aja apa susahnya sih" sambung Randi yang sudah duduk di bawah sofa.
"Enggak, papa hanya ingin duduk bareng kalian saja. Sudah lama kan kita tidak kumpul-kumpul seperti ini".
"Bener itu, semenjak Randi pindah kan dia selalu sibuk ngurusin kerjaan, Adek juga sekarang lebih sering sibuk ngerjain tugas sama pergi bareng Valdo juga dari pada sama mama papa kan"
"Hehehe iya maafin Adek deh Ma, Pa lagian kan Kak Randi juga tuh, sama Kak Kaila" ujar Vero berusaha membela diri.
"Kamu sama Kaila sudah jadian? kok nggak cerita Kak". Protes mamanya.
"Niatnya sih kalau Radit udah disini sekalian Ma"
"Bohong tuh a, orang kemarin waktu mama lagi pergi kak Kaila kesini kok diajak sama kak Randi" adu Vero pada mamanya.
"Bener itu Randi?"
"Enggak kok Ma, suerr"
*****
Vero pergi ke kamar lebih dulu saat orang tua dan kakaknya masih duduk-duduk di ruang keluarga dengan alasan pusing. Sampai di kamar, Vero langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya, entah mengapa kepalanya pusing sekali rasanya.
Beberapa saat kemudian hp Vero yang berada di meja bergetar, Vero lalu mengambil hpnya dengan malas-malasan. Tapi saat melihat nama Valdo di layar hpnya Vero langsung membuka pesan tersebut.
Belum selesai ya makannya?
Valdo💜
Udah baru aja tadi, kamu udah makan belum?
Vero🐼
Udah dari tadi, sambil nungguin kamu bales chat aku, lama bgt sih makannya, sampe lumutan nih aku nunggunya.
Valdo💜
Vero menunggu balasan dari Valdo sambil tiduran karena kepalanya terasa makin pusing saja.
Iya maaf deeh... soalnya tadi ngobrol2 dulu sama papa.
Vero🐼
Lagi tiduran, kepala aku pusing banget dari tadi
Vero🐼
Ya udah, kamu minum obat gih, abis itu langsung tidur. Aku nggak mau kamu sakit
Valdo💜
Iya iyaa
Vero🐼
*****
"Pagi Ma... Pa..." Ucap Vero saat baru turun dari kamar.
"Pagi sayang, kamu kok pucet banget kamu sakit ya?" Tanya Mama sambil memberikan sarapannya.
"Enggak kok Ma, cuman pusing dikit" jawab Vero.
"Kalau memang sakit nggak usah di paksa sayang" ujar papanya
"Iya Pa, orang cuman pusing dikit kok, nanti juga sembuh" Jawab Vero masih ngeyel.
"Ya sudah kamu di antar sama kak Randi aja ya" Ujar papanya
"Iya gue anterin ya, lagian muka kaya fampir gitu masih nekat sekolah aja" ujar kak Randi khawatir.
"Iya iyaa" Ucap Vero sambil berdiri hendak membawa piringnya ke belakang, tapi tiba-tiba kepalanya pusing banget sampai akhirnya dia pingsan.
Randi yang berada di dekatnya pun langsung sigap menangkap tubuh adiknya itu dan membawanya ke kamar di ikuti mamanya yang berlari dari dapur.
Sedangkan sang papa langsung menelfon dokter untuk segera datang memeriksa putrinya itu.
"Gimana keadaan Vero dok?" tanya mama saat melihat dokter sudah selesai memeriksa anaknya.
"Vero hanya kecapekan dan demam saja, setelah istirahat yang cukup dan makan yang teratur juga pasti cepet sembuh" Jelas dokter tersebut.
"Syukurlah dok" Ucap sang mama.
"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit sang dokter dan langsung meninggalkan rumah tersebut di antar oleh orang tua Vero sampai depan rumah.
“Terimakasih dok” ujar Papa Vero setelah mereka mengantar sang dokter sampai di depan rumah.
*****
"Kamu udah makan?" tanya Valdo pada Vero yang baru saja sampai di rumahnya setelah pulang sekolah.
"Udah kok tadi, kamu juga udah makan belum?"
"kamu nggak perlu mikirin aku sekarang yang paling penting itu kesembuhan kamu sayang, aku itu khawatir banget tau nggak denger kamu sakit" Ujar Valdo sambil terus mengelus rambut Vero.
"Iya aku minta maaf udah bikin kamu khawatir, aku juga udah baikan kok sekarang" Jawab Vero berusaha meyakinkan walaupun gagal karena wajah putihnya yang masih terlihat sangat pucat dan tubuhnya juga masih lemas.
"Orang ngomong juga masih lemes gitu kok bilang udah mendingan gimana, kamu itu harus banyak istirahat kata dokter" ujar Valdo sambil menyuapi apel yang sudah di kupasnya.
"Iya iya deh"
"Ya sudah, kalau gitu aku pergi dulu ya, aku ada latihan basket soalnya, kamu nggak apa apa kan aku tinggal?”
"Iya, ya udah sana nanti telat lo"
"Ya udah aku pergi ya inget istirahat jangan bandel" ujar Valdo sambil mengecup kening Vero sebelum meninggalkan Vero.
Saat Vero sedang tidur, dia mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya, dan ternyata mamanya dan juga Sandra yang dateng. Vero pun harus rela melewatkan lagi tidur siangnya untuk menemani sahabatnya yang sudah mau menjenguknya. Mereka pun ngobrol-ngobrol sampai sore.
"Gimana sayang kamu masih pusing?" tanya sang Papa yang menemaninya makan malam di dalam kamar.
"Lumayan Pa, tapi udah nggak kaya tadi pagi kok" Jawab Vero sambil tersenyum meyakinkan
"Ngomong-ngomong Valdo perhatian banget ya sama kamu, Papa setuju deh kalau misalkan nanti kamu selesai SMA mau langsung tunangan sama Valdo" ujar Papa yang langsung membuat pipi Vero merah.
"Iih, Papa apaan sih, orang Vero juga masih mau kuliah dulu kok, lagian kak Randi sama kak Radit juga belum masa aku duluan" Jawab Vero malu-malu.
"Ya nggak papa lagi kan tunangan dulu nikahnya baru setelah kalian selesai kuliah, lagian kakak kakak kamu juga pasti nggak masalah kok kalau misalkan kamu duluan"
"Iih Papa apaan ah, Vero ngantuk Vero mau tidur dulu" ujar Vero yang sudah tidak tahan lagi dengan ledekan sang Papa.
“Ya sudah biar besok Papa yang ngomong sama Valdo ya" Ujar papa masih menggoda putrinya.
"PAAPAAA" seru Vero.
"Iya iyaa Papa keluar deh, kamu istirahat ya sayang" ujar sang Papa sambil mengecup kening putrinya sebelum dia meninggalkan kamarnya. Vero pun langsung tidur karena dia memang sudah mengantuk mungkin efek obat yang tadi dia minum juga.
*****
"Pagi Papa" sapa Vero saat dia baru sampai di ruang makan.
"Pagi sayang, kamu sudah mau sekolah?" tanya papanya yang sudah duduk.
"Loh, kamu sudah mau sekolah Dek, memangnya sudah nggak pusing lagi?" tanya mamanya yang baru muncul dari dapur.
"Iya Pa, Ma, aku udah bosen di kamar terus, lagian udah nggak pusing juga kok, tinggal lemesnya aja dikit" jawab Vero.
"Paling juga karna Valdo mau tanding lagi" sela kak Randi yang baru turun.
"Apaan sih, ikut-ikutan aja"
"Kamu jangan pulang telat-telat dulu deh sayang, inget kata dokter kamu itu nggak boleh capek-capek dulu" sela mamanya khawatir.
"Cuma nonton kok Ma, Vero nggak bakal kecapekan kok" rengek Vero.
"Nggak, pokoknya mama nggak ngijinin"
"Papa juga setuju sama mama"
"Yah papa, boleh dong Pa Ma" rengek Vero lagi.
"Enggak sayang, nanti biar mama yang ngomong sama Valdo"
"Kasian deh lo, nggak jadi pacaran" ejek kak Randi.
"Apaan sih kak Randi, gangguin aja pergi sana" ujar Vero sambil mencubit kakaknya yang berada tepat di sampingnya.
"Sudah-sudah, papa mau berangkat dulu kamu mau bareng sama papa apa sama Kakak kamu Dek?"
"Enggak deh pa, aku udah janji mau bareng sama Kak Valdo"
"Ya sudah papa duluan ya" ujar papa sambil mengecup keningku dan juga mama, sedangkan Randi hanya cium tangan, soalnya semenjak kuliah Randi selalu protes kalau dia sudah besar dan tidak mau di cium-cium lagi.
Tinn tinn....
"Tuh ojek lo udah siap".
"Berisik Kakak ih, yang penting kan Valdo ganteng nggak kayak kakak, weekk" ujar Vero sambil berlari keluar sebelum mendapat serangan dari sang kakak.
"Ma... Vero berangkat duluan!!!" seru Vero saat sudah berada di depan rumah.
“Valdo, nanti Vero suruh langsung pulang ya nak, soalnya dia masih belum boleh kecapekan takutnya nanti pingsan lagi" Ujar mamanya yang langsung keluar saat mendengar Vero berpamitan yang langsung membuat wajah Vero cemberut.
"Iya tante, tante tenang aja Vero pasti pulang tepat waktu kok, ya udah kita berangkat dulu tante"
"Iya, hati-hati nak"
*****
"Hay Valdo, tumben kamu baru berangkat?" ujar Sesil di depan pintu kelas XII IPA 2.
"Sorry Sil, gue mau masuk, lo bisa minggir kan?"
"Kamu kenapa sih, kok akhir-akhir ini kamu kayak ngejauhin aku gitu? Memangnya aku ada salah apa sama kamu?"
Bukannya menjawab, Valdo justru memilih meninggalkan Sesil yang memandangnya dengan kesal.
"Liat aja nanti, tunggu sampai lo memohon-mohon sama gue Valdo"
Batin Sesil sambil tersenyum sinis. Dia pun segera menghampiri tempat duduk Valdo yang berada di barisan ke 3 dari belakang.
"Valdo temenin aku makan dong... aku tadi nggak sempet sarapan please" rengek Sesil.
"Sory Sil, gue belum ngerjain tugas mending lo ngajak Daniel aja"
"Nil lo lagi nggak sibuk kan?"
"Enggak, ada apa emang?"
"Temenin Sesil makan nih, lo mau kan?"
"Oh siap... yuk beb, mau makan dimana aja pasti gue siap Temenin kok" ujar Daniel dengan penuh percaya diri.
Daniel memang sudah sejak awal suka dengan Sesil, sudah 2 kali juga Daniel mengungkapkan perasaannya pada Sesil, tapi Sesil selalu menolaknya. Padahal Daniel tidak jelek-jelek banget, dia juga salah satu pemain basket di sekolah, dia juga keren, cakep apa lagi dengan wajahnya yang agak bule, karena memang orang tuanya yang blasteran Australia dengan Indonesia jadi tidak heran jika Daniel memiliki wajah yang super cute seperti itu, hanya satu yang suka bikin ilfil, yaitu sikap Pedenya yang suka berlebihan