Terbanglah selagi kau mampu
Menuju altar terindah bersama sang mentari
Ditemani semerbak bunga yang telah kau petik
*****
"Kak Valdo aku sayang sama kamu, aku janji aku nggak akan ninggalin kamu" ujar Vero sambil mengusap lembut rambut Valdo.
"Valda... maafin aku, aku nggak bermaksud bikin kamu menangis" Valdo terus saja mengigau menyebut-nyebut nama kembarannya yang sudah meninggal.
"Sssttt...aku disini Kak" ujar Vero sambil mengusap keringat yang membasahi tubuh Valdo, saat di taman tadi, Valdo tertidur di pelukan Vero setelah menceritakan tentang Valda, kembarannya yang sudah meninggal sambil terus menangis, Vero pun memapah Valdo masuk ke kamarnya karena tubuh Valdo yang langsung demam.
"Kak Valdo maafin aku, udah bikin kamu mengingat tentang Valda" ujar Vero saat hendak maninggalkan kamar Valdo.
"Vero... jangan tinggalin aku, aku sayang sama kamu" ujar Valdo mengigau lagi sambil menggenggam tangan Vero saat dia berdiri dari kursinya.
"Aku nggak akan ninggalin kamu Kak, aku juga sayang banget sama kamu" ujar Vero berbisik di samping telinga Valdo, setelah itu Vero meninggalkan kamar Valdo dengan menahan tangis.
Saat di depan kamar Valdo, Vero tidak sanggup lagi menahan air matanya.
"Vero... kenapa dek, lo di apain sama Valdo, ngomong biar gue samperin dia" ujar kak Randi khawatir saat melihat adiknya menangis di depan kamar Valdo.
"Kak...Kak Valdo nggak salah" ujar Vero seraya memeluk kakaknya, Randi pun membawa Vero ke depan dan tanpa dimintapun Vero bercerita kepada kakaknya setelah dia sudah lebih tenang.
*****
"Vero.... gue kangen banget tau nggak sih, lo liburan pacaran terus, sampai nggak pernah ngasih kabar sama gue tau nggak" ujar Sandra saat melihat Vero di tempat parkir.
"Apaan sih, aku kemarin malam nelefon kamu tapi malah nggak di angkat, ngapain aja coba?"
"Ehmm kemarin gue... jalan bareng kak Hitto, hehe sorry deh hp gue di silent jadi gue nggak tahu kalau lo telefon"
"What! kamu jalan sama kak Hitto? how come?" tanya Vero kaget.
"Dia nembak gue Ver!" ujar Sandra girang.
"Are you sure?" tanya Vero ikutan girang tapi juga masih agak tidak percaya.
"Masa lo nggak percaya sama temen lo sih, gue serius Vero" jawab Sandra sebel.
"Enggak kok,aku percaya, cuman kaget aja tadi" ujar Vero sambil tersenyum.
Mereka berjalan menuju kelas sambil bercerita sampai akhirnya tidak sadar kalau sudah di depan kelas.
*****
Valdo🖤
Pulang sekolah aku ada tanding kamu nonton kan?
Saat sedang pelajaran terakhir tiba-tiba hp Vero bergetar, Vero pun langsung melihat pesan di hpnya dengan hati-hati, jangan sampai bu Diah guru ekonomi yang killer itu melihat kalau dia sedang mainan hp, bisa-bisa dia di suruh maju dan menjelaskan lagi apa yang sedang bu Diah jelaskan. Setelah membaca pesan dari Valdo, Vero pun langsung membalasnya.
Vero
Okee nanti aku sekalian bawa makan siang buat kamu ya
"Nanti pulang sekolah ada pertandingan basket" bisik Vero pada Sandra yang sedang asyik mencoret-coret bukunya karena bosen.
"Iya gue udah tau" jawab Sandra malas.
"Kok kamu nggak ngasih tau aku" protes Vero.
"Tadinya gue mau ngasih tau lo pulang sekolah tapi lo udah tau duluan"
"Barusan Kak Valdo Chat aku, kamu nanti ikut kan?"
"Hmmm"
"Kamu kenapa sih dari tadi aku ngomong kamu jawabnya lemes banget"
"Gue kebelet banget, rasanya udah di pucuk nih, mana bu Diah nggak keluar-keluar lagi"
"Yaampun Sandra, aku kira kenapa"
*****
"Huuh... lega, yuk berangkat nanti keburu mulai pertandingannya" ujar Sandra setelah keluar dari toilet, saat bel pulang berbunyi Sandra langsung berlari ke toilet, karena sudah tidak tahan, sambil menunggu Sandra Vero pergi ke kantin untuk membeli makanan.
"Pertandingannya masih dua puluh menit lagi kok" ujarku menenangkan Sandra.
Vero dan Sandra kemudian berjalan menyusuri koridor-koridor yang sudah mulai sepi, lapangan basket terletak di ujung gedung sekolah, jadi mereka harus berjalan melewati kantin, toilet, dan juga kantor sebelum sampai di lapangan.
Sampai disana Valdo sedang bersama Hitto dan anak-anak basket yang lain, Vero dan Sandra pun langsung menghampiri mereka.
"Hay semua..." sapa Sandra heboh pada anak-anak basket yang lagi duduk.
"Hay..." ujar mereka kompak.
"Tau deh yang mau pacaran dulu" ledek salah satu pemain basket yang duduk di samping Valdo yang langsung di setujui oleh anak-anak yang lain juga.
"Brisik aja lo" ujar Valdo sambil menggandeng tangan Vero menjauh dari anak-anak yang lain. Mereka duduk di sebelah tempat ganti anak-anak yang tak jauh dari mereka.
"Muka kamu kok pucat, kamu lagi sakit?" tanya Valdo setelah mereka selesai makan.
"Masak sih, aku nggak sakit kok?" jawab Vero sambil memegang keningnya sendiri.
"Coba aku lihat" ujar Valdo seraya mencium kening Vero dan memeluknya.
"Kak Valdo, kalau ada yang lihat gimana, malu tau, udah sana kamu siap-siap aja gih bentar lagi pertandingannya mulai" ujar Vero sambil melepas pelukan Valdo karena malu.
"Ya udah aku siap-siap dulu, kamu tunggu sini bentar" Valdo bardiri dan mendekat pada Vero, saat Vero akan bergerak tiba-tiba saja Valdo langsung memegang pundak Vero dan mengecup kening Vero lagi, belum sempat Vero protes pada Valdo, Valdo langsung meninggalkan Vero.
"Valdo nyebelin!!!" seru Vero saat melihat Valdo meninggalkannya setelah apa yang telah Valdo lakukan, Vero pun duduk kembali sambil tersenyum melihat punggung Valdo yang sudah menjauh.
"Lo lama amat, bentar lagi udah mau mulai tuh" gerutu Sandra pada Vero yang baru datang.
"Sorry deh" ujar Vero dengan memasang muka memelas.
"Kak Valdo mana kok lo nggak bareng?"
"Mau ke toilet dulu katanya"
*****
"Selamat ya, tadi kamu keren banget" ujar Vero usai pertandingan.
"Itu kan karena kamu juga"
"Makan dulu ya, aku laper nih" Ajak Valdo.
"Oke deh, oh iya Kak, kamu udah tau belum tentang hubungan Kak Hitto sama Sandra?"
"Hitto nggak cerita apa-apa sama aku, emangnya kenapa?"
"Mereka udah jadian loh"
"Ya bagus dong, Hitto kan anaknya jail pas lah sama Sandra, iya nggak?"
"Iya aku juga ikut seneng"
Setelah sampai di tempat makan yang biasa mereka datangi, mereka langsung memesan makanan. Sambil menunggu makanan, mereka asyik ngobrol-ngobrol.
"Valdo! Gue tadi liat pertandingannya loh, sumpah lo keren banget. Btw selamat ya" ujar seorang cewek yang tiba-tiba datang dan memeluk Valdo seenaknya saja membuat Vero kesal dan bertanya-tanya siapa dia.
"Eh... thanks Sil, kenalin ini Vero cewek gue" dengan terpaksa Vero pun tersenyum saat Valdo memperkenalkannya pada cewek tersebut.
"Oh hai, gue Sesil teman baik Valdo, dan kita juga sekelas iyakan Do? Kebetulan gue disini sama temen tapi dia udah pulang duluan, oh ya udah deh gue balik dulu bye Valdo bye Vero"
"Dia siapa kok kayaknya deket banget sama kamu sampai berani peluk-peluk kamu segala?" tanya Vero setelah cewek yang bernama Sesil itu pergi.
"Dia temen SMP aku dan udah dari minggu kemarin dia pindah kesekolah kita dan kebetulan satu kelas sama aku, kalau masalah dia tadi meluk aku, aku minta maaf deh, lagian dia emang anaknya gitu kamu nggak usah ngambek gitu dong sayang"
"Tapi kok kayaknya dia punya perasaan sama kamu, dari cara dia mandang kamu beda sama yang lainnya kamu sadar nggak sih Kak?"
"kamu cemburu?" ledek Valdo yang mengetahui jika pacarnya tengah kesal
"cemburu? aku? ya iya lah, abisnya kamu tadi kayak nggak ngerasa keganggu lagi" ujar Vero cemberut.
"Yaudah maafin ya sayang, pokoknya kamu nggak usah khawatir, karena cuma kamu yang bisa milikin aku, oke? kamu percaya kan sama aku, aku sayang sama kamu dan aku nggak bakal bikin kamu nangis, nanti aku bilangin dia deh biar dia nggak peluk peluk aku lagi, I promise"
Ujar Valdo sambil memegang wajah Vero dengan lembut.
Vero pun hanya bisa mengangguk-ngangguk.
"Ya udah dong cemberutnya" ujar Valdo sambil mencubit pipi Vero dan menariknya dengan lembut agar tersenyum.
"Nah kalau senyum kan cantik, tapi kalau kamu lagi ngambek kaya tadi lucu deh" goda Valdo.
"Udah ah kamu ngeledek aku terus, kamu udah kan makannya pulang yuk"
Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan tempat makan tersebut, mereka tidak sadar kalau dari tadi ada seseorang yang mengamati mereka dari jauh.
"Oh jadi ini cewek yang bikin lo cuekin gue, liat aja nanti, lo pasti bakal jadi milik gue lagi"
Ujar Sesil yang duduk tidak jauh dari mereka berdua, Sesil terus saja mengamati mereka sampai mereka keluar dari tempat makan tersebut.
"Hallo, gue butuh bantuan lo"
"Iya sekarang lo kesini aja cepetan" Sesil tersenyum sinis setelah mengakhiri percakapannya dengan seseorang"