Loading...
Logo TinLit
Read Story - Just For You
MENU
About Us  

Sebuah kisah yang tak pernah kusangka

Kini seperti pelangi yang mengiringi setiap langkahku

Bersamamu, tentang kamu selalu

Seperti biasanya setiap hari senin murid-murid pasti suka sekali berebut gerbang di jam-jam menjelang gerbang di tutup. Entahlah rasanya setiap hari senin pasti ada aja hal yang membuat mereka berangkat kesiangan seperti Vero yang saat ini sedang kebingungan akibat dia telat bangun.

Mungkin karena mereka kemarin sampai rumah sudah sore hari sehingga semalam dia tidur sangat lelap sampai-sampai tidak mendengar alarm yang berbunyi dari hpnya. Ditambah lagi orang tuanya yang sedang ada di rumah neneknya sejak kemarin sore karena neneknya sakit sehingga nggak ada yang membangunkannya. Kak Randi, ah jangan harap dia akan bangun pagi kalau dia sedang ada di rumah. Dia selalu bangun sekitar jam sepuluh siang itu juga paling cepet.

Jadilah Vero harus berlari saat dia melihat gerbang sekolahnya akan segera ditutup. Tapi bukan Vero namanya kalau dia tidak ceroboh, entah kesialan dari mana sampai-sampai dia tersandung kakinya sendiri saat dia sedang berlari menuju gerbang.

“Aduhhh kenapa sih nih kaki nggak bisa diajak kompromi banget”

Gerutu Vero sambil mengusap lututnya yang terkena tanah, untung saja hanya luka-luka baret dikit.

“Ehhh pak tunggu jangan di tutup dulu” seru Vero saat dia hendak berdiri dan dia melihat pak satpam sedang menutup gerbang sekolahan.

Kemudian dia berlari sampai akhirnya bisa sampai di depan gerbang, tapi sayang dewi fortuna sepertinya sedang tidak memihak kepadanya karena saat ini dia sudah benar-benar sial,karena gerbang sudah benar-benar ditutup.

“Neng Vero kok tumben sih pake telat segala?”

Tanya Pak mamat penjaga gerbang SMA Citra Bangsa yang sangat bersahabat dengan anak-anak disini.

“Iya nih pak, kesiangan tadi”

Di depan gerbang sudah ada beberapa murid yang telat juga, mereka ada yang akhirnya pergi ke kantin belakang atau ada juga yang setia menunggu sampai upacara selesai dan mereka bisa masuk kelas masing-masing.

Termasuk Vero yang lebih memutuskan untuk duduk di samping gerbang sambil memainkan ponselnya.

Sekitar beberapa menit kemudian ada seseorang yang mengulurkan minuman di hadapannya membuat Vero terkejut karena dia sedang asyik dengan hpnya.

“Nih minum biar nggak aus, kenapa duduk disini sih nggak liat mataharinya lagi terik apa”

Ujar seseorang yang mengulurkan minuman kepada Vero tadi.

Eh kak Valdo, thanks. Abisnya disini doang kan yang ada tempat duduknya”

“Ikut gue aja yuk, disini panas banget nggak suka gue”

“Kemana kak?”

Valdo hanya diam dengan masih menggandeng tangan Vero menuju motornya.

“Loh kok naik motor, kita mau kemana sih kak, aku nggak mau bolos ah”

“Siapa juga yang mau bolos, udah naik aja”

Akhirnya Vero nurut dan naik ke motor Valdo.

Ternyata Valdo membawanya ke belakang sekolah yang Vero bahkan nggak tahu kalau dibelakang sekolahnya ada taman sebagus ini.

“Lo bisa manjat nggak?” Tanya Valdo setelah mereka sampai di taman belakang sekolah.

“Hah manjat apaan?” Tanya Vero bingung

“Ini” ujar Valdo sambil menunjuk pagar sekolah yang sudah tinggal separuh karena yang separuhnya lagi terlihat sudah roboh.

“Bisa sih kayaknya” jawab Vero sedikit ragu. Dulu dia memang suka sekali panjat-panjat pohon tapi itu sudah lama sekali dan dia sudah lama sekali tidak melakukan hal itu lagi semenjak dia ketahuan oleh papanya dan dimarahi habis-habisan.

“Yaudah sini naik biar gue bantu naiknya” ujar Valdo sambil menyodorkankan punggungnya kehadapan Vero.

“Seriusan kak?”

“Iya, lo mau ikut upacara kan?”

“Tapi kak”

“Udah sebelum ada yang liat buruan naik”

Akhirnya Vero berusaha naik pagar tersebut dibantu dengan Valdo. Setelah mereka berhasil masuk ke area sekolah mereka langsung menuju ke kamar mandi untuk menyimpan tas mereka sebelum mereka berjalan menuju halaman tempat anak-anak sedang upacara. Untung saja tidak ada yang melihat mereka sehingga mereka bisa mengikuti upacara tanpa harus dihukum.

Karena disini barisan upacara menurut kelas sehingga Vero dan Valdo tidak ada di barisan yang sama. Valdo yang langsung menelusup ke tengah-tengah barisan teman-temannya sedangkan Vero memilih untuk baris di barisan terakhir karna kebetulan ada yang masih kosong disana.

*****

“Lo tadi telat ya Ver?” tanya Sandra saat mereka sedang menuju di kantin karena sekarang sudah jam istirahat.

“Sedikit, tapi untungnya masih bisa ikut upacara jadi nggak kena hukum deh”

“Kok bisa? Pak mamat kan nggak mungkin mau bukain gerbang”

“Panjang deh ceritanya, kalau cerita bisa pingsan kelaperan aku”

Sergah Vero karena dia sedang  malas untuk bercerita, mungkin nanti saat mereka pulang sekolah baru dia mau bercerita itupun kalau Sandra sabar.

Akhirnya Sandra nurut juga lalu Vero lanjut memesan makanan mereka sedangkan Sandra yang mencari tempat duduk untuk mereka karena kantin sudah cukup rame.

“Finally makanan gue sampai juga, lo kenapa lama banget sih Ver, udah kelaperan nih gue”

“Ya namanya juga antri San”

“Ehem boleh gabung nggak?” tanya seseorang di belakang Vero.

“Eh kak Valdo, sini kak gabung aja” jawab Sandra antusias melihat salah satu cogan disekolahnya menghampiri meja mereka.

Sedangkan Vero yang mendengar Sandra menyebut nama itu seketika kaget dan nggak sengaja tersedak makanannya.

“Uhuk uhuk”

“Kalau makan tuh hati-hati” ujar Valdo yang langsung duduk di hadapan Vero dan menyodorkan minum untuknya.

“Thanks kak”

“Nanti pulang sekolah sama gue ya” ujar Valdo membuat Sandra terkejut dan heran melihat dua orang di hadapannya ini.

“Kalian udah saling kenal?” tanya Sandra tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

“Gue tunggu diparkiran ya” ujar Valdo sambil beranjak pergi, tapi sialnya sebelum dia pergi dia mengacak rambut Vero sesaat membuat Sandra cengo melihatnya.

“Omegat Vero barusan gue mimpi nggak sih? Kok lo nggak cerita sama gue kalau lo kenal sama kak Valdo” seru Sandra dengan suara ceprengnya itu.

“Aduh Sandra ngomongnya bisa dipelanin dikit nggak sih, sakit tau kuping aku dengernya”

“Ya sorry makanya buru jawab pertanyaan gue dong”

“Iya iyaa aku kenal sama kak Valdo, lagian kenapa sih kalau aku kenal sama kak Valdo kok kamu sampai heboh banget gitu?”

“Ya ampun Vero kak Valdo tuh salah satu most wanted di sini, dan dia tadi ngajak lo pulang bareng. Astaga Vero lo sadar nggak sih?”

“Ya sorry aku kan nggak tahu kalau dia seterkenal itu disekolahan, lagian aku kenal dia juga kan di luar sekolah kemaren”

“Pokoknya lo harus cerita dari awal sampai akhir gimana lo bisa kenal sama kak Valdo gamau tau”

“Iya iya tapi nanti tunggu aku selesai makan dulu”

Akhirnya selesai makan Vero menceritakan semua kepada Sandra sampai akhirnya bel masuk mengharuskan mereka untuk kembali ke kelas dan mengakhiri mercakapan mereka tentang Valdo.

*****

Seperti ajakan Valdo tadi pagi sepulang sekolah Vero menemui Valdo di parkiran untuk pulang bareng dengan Valdo.

“Sorry kak nunggu lama ya?”

“Nggak kok, gue juga baru aja sampai, mau makan dulu apa langsung pulang?”

“Terserah kak Valdo aja aku”

“Yaudah yuk naik”

Setelah itu mereka pergi dari parkiran dengan dilihat oleh para murid yang ada diparkiran dan juga di area sekolah. Membuat Vero merasa risih karena itu.

“Kenapa sih mereka semua ngeliatin kita kaya gitu kak?”

“Mereka iri kali sama lo”

“Kok bisa?”

“Udah nggak usah dipikirin” ujar Valdo sambil menggenggam tangannya dan membawanya kedalam saku jaketnya.

Setelah itu mereka diam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sampai akhirnya mereka tiba di salah satu tempat makan yang cukup ramai.

“Lo mau pesen apa?” tanya Valdo setelah mereka sampai di tempat makan.

“Hmm aku mau Mac and Cheese sama milkshake strawbery aja deh kak”

“Beneran udah?”

“Udah”

“Kalau gitu gue pesen spaghetti bolognaise sama lemon tea aja mbak” ujar Valdo pada pelayan.

“Baik tunggu sebentar ya kak” ucap pelayan sebelum meninggalkan mereka.

Setelah itu mereka ngobrol banyak hal dari tentang fotografi sampai hal-hal nggak penting sampai akhirnya pesanan mereka sampai dan memotong obrolan mereka.

“Besok-besok mau nggak ikut gue hunting”

“Boleh, biasanya kak Valdo lebih suka nature atau human?”

“Suka semua sih gue”

“Okay”

Mereka kembali sibuk dengan makanan mereka sampai akhirnya Valdo menatap Vero dengan berusaha menahan senyum.

“Kenapa sih kak kok ngeliatin aku gitu?” tanya Vero heran melihat Valdo yang menatapnya sambil seperti menahan senyum.

“Kaya anak kecil aja kalau makan” ujar Valdo sambil mengusap sisa makanan yang ada di bibir Vero.

“Eh sorry” ucap Vero sambil tersenyum malu melihat Valdo mengusap sisa makanan di bibirnya.

*****

Thanks ya kak udah mau anterin aku sama traktir makan juga tadi”

“It’s okay. Yaudah sana langsung masuk” Ujar Valdo sambil mengacak gemas rambut Vero.

Setelah itu Vero masuk ke dalam rumah dan disusul Valdo yang juga pergi meninggalkan halaman rumah Vero.

Sapai di dalam rumah Vero langsung disambut dengan bau harum dari dapur dan saat Vero temui ternyata bau itu berasal dari makanan yang sedang di masak Kak Randi.

“Weh masak apanih kok kayaknya enak si”

“Mau?”

“Iyalah?”

“Bikin sendiri lah” ledek Randi yang sudah selesai masak dan segera membawa makanannya ke ruang TV, tempat yang biasa dijadikan quality time oleh keluarga mereka.

“Ngeselin banget sih, aku aduin ke papa baru tau rasa nanti loh”

“Dasar tukang ngadu”

“Biarin wlekkk”

Setelah itu Vero langsung berlari ke kamar untuk mandi dan mengganti baju setelah itu dia segera kembali ke bawah untuk mencicipi makanan milik sang kakak tadi.

“Tadi pulang sama siapa dek tumben nggak minta jemput? Tanya Valdo saat melihat adiknya yang baru keluar dari kamar dan langsung merebut sendok yang ada di tangannya. Dasar memang adek nggak low akhlak.

“Sama kak Valdo” jawab Vero sebelum melahap habis isi piring milik kakaknya itu.

“Pantes nggak minta di jemput”

“Heh itu kenapa diabisin si kan gue masih laper elah”

“Orang aku juga cuman minta dua sendok doang pelit banget sih”

“Yaudah sana bikinin lagi nggak mau tau gue”

“Males ah mending kita keluar aja yuk jajan”

“Ogah”

Setelah cukup lama mereka berdebat tidak jelas dan Vero yang masih saja ngotot minta ditemenin keluar akirnya Randi dengan mukasok terpaksa itu mau menemani adeknya keluar juga.

*****

“Kak beli itu yuk” tunjuk Vero pada sebuah kedai es krim. Ini terhitung sudah mau kedai ke 4 setelah dari tadi pertama kali mereka menginjakkan kaki di mall sini mereka langsung memesan berbagai macam cemilan.

“Ya ampun dek masih belum kenyang apa lo?”

“Hehe tapi mau es krim”

“Tapi janji ini yang terakhir ya, bisa nggak jadi nonton nih kita gara gara nurutin BM lo doang”

“Iya janji abis ini udah”

“Awas aja lo kalau bohong”

“Siap ndan”

Sesuai janji tadi selesai mereka membeli es krim mereka langsung berjalan menuju bioskop karena sudah berencana akan menonton salah satu film Triler yang baru saja keluar. Selama  film diputar Vero dan Randi sangat menikmati dan sangat terpukau meliat film tersebut sampai sampai Vero juga menangis saat melihat scane si cewek yang diminta untuk menembak cowok yang dia sayang demi supaya si cewek tidak melihat cowoknya sakit keras di masa yang akan datang, tapi karena si cewek sangat menyayangi cowok tersebut maka akirnya dia menjatukan pistol yang ada di genggamannya dan memeluk erat cowok di hadapannya itu.

Kak kok sedih banget si”

Keluh Vero sambil terus saja mengusap air matanya dan menyenderkan kepalanya di lengan Randi yang ada di sampingnya itu.

Cengeng banget gitu aja nangis”

Tapi Vero sama sekali tidak menggubris apa yang dibilang kakaknya barusan, dia suda kembali larut dalam film yang ada di adapannya ini sampai film berakhir.

Yahh kok selesai sih” keluh Vero saat melihat layar dihadapannya sudah mati diganti dengan lampu bioskop yang kembali menyala membuat matanya merasakan sakit karena silau.

Yaampun dek cuci muka sana gih, nanti dikira gue lagi yang bikin lo nangis sampe kaya gitu” ujar Randi yang melihat wajah adeknya masih sangat sembab macem tomat.

Akhirnya Vero menurut juga untuk mencucimukanya ke kamar mandi. Kan malu juga keliling mall dengan wajah sembab kayak gini.

Selesai mencuci wajah dan sedikit memoles wajahnya dengan make up yang dia bawa untuk mengurangi waja sembabnya Vero kembali menemui kakaknya yang sudah berada di salah satu restoran jepang yang ada di mall tersebut.

“Gue udah pesenin udon sama minumnya milksake strawbery lo mau nambah apa lagi?”

Ujar Randi saat Vero sudah duduk di hadapannya.

“Udah itu aja deh masih agak kenyang juga aku”

Setelah itu mereka kembali sibuk dengan Hp masing masing. Ternyata Valdo sudah mengirimnya pesan sejak dua jam yang lalu tapi karena Vero saking asyiknya selama dia di mall jadi lupa tidak meliat Hpnya.

Melihat itu Vero pun langsung membuka pesan dari Valdo tersebut.

Valdo

Gue udah sampai rumah dengan aman.

Besok gue jemput ya gue nggak menerima penolakan.

“Ih pemaksaan banget jadi anak” gerutu Vero setelah membaca chat dari Valdo tadi.

“Kenapa sih dek ngomel ngomel ngga jelas cepet tua loh”

“Lagian ini kak Valdo nge chat aku tapi maksa”

“Maksa ngapain mau diajak jalan?”

“Enggak kak ngajak berangkat bareng besok tau aku nggak boleh nolak”

“Gitu aja ngomel nanti lama lama juga nyaman”

Saat Vero akan membalas ucapan Randi barusan tiba tiba ada pelayan yang membawa pesanan mereka membuat Vero mengurungkan niatnya itu.

Setelah itu sepertinya Vero lupa akan obrolannya dengan Randi barusan karena dia langsung menyantap udon yang suda dipesankan Randi untuknya. Begitu pula dengan Randi yang juga langsung melahap sushi yang dia pesan tadi.

Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pulang karena malam ini orang tua mereka sudah memberitahu mereka jika akan pulang.

*****

“Dek cepetan turun itu Valdo udah dateng loh” teriak Mamanya dari meja makan.

Vero yang masi di kamar pun terkejut karena tidak mengira jika Valdo akan menjemputnya sepagi ini.

“Mau ngapain coba dia berangkat jam enam pagi” Ujar Vero dalam hatinya.

Tak lama setelah itu Vero langsung keluar kamar dan menuju meja makan untuk memakan sarapannya. Tapi saat Vero baru saja akan duduk mamanya langsung menyuruhnya untuk mengajak Valdo sarapan juga di rumahnya. Akhirnya disinilah mereka sarapan bersama di meja makan keluarga Ardiansyah sambil membicarakan sesuatu yang penting hingga hal konyol yang diceritakan oleh orang tuanya perial masa kecil ku yang sangat absurd.

Akirnya mereka selesai sarapan dan Valdo berpamitan untuk berangkat kesekolah begitupun dengan Vero.

Mereka berjalan keluar rumah menuju motor milik Valdo yang biasa dia pakai. Valdo memang lebih suka emengedarai motornya daripada mobil karena lebih efisien menurutnya.

Saat Vero hendak memasangkan helm yang ada di jok belakang Valdo tiba tiba Valdo merebutnya dan memakaikannya ke kepala Vero.

“Dah cakep deh”

“Thanks”

Setelah itu Valdo memakai helm miliknya sebelum akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan rumah tersebut menuju sekolahan tercinta mereka.

Selama di perjalanan Valdo lebih banyak diam begitupun Vero. Awalnya Vero biasa saja tapi lama lama dia tidak tahan juga didiamkan seperti itu oleh Valdo.

Akhirnya waktu di lampu merah Vero memutuskan untuk bertannya kepada Valdo.

“Kamu kenapa ma jemput aku sih kak?”

“Pengen aja”

“Ish bisa panjangan dikit nggak si jawabnya”

“Gue pengen jagain lo biar nggak ada yang berani macem macem sama lo di sekolahan”

“Maksudnya?” tanya Vero ingin memastikan apa yang dia dengar barusan.

“Nggak ada kata ulang”

“Dasar ngeselin”

Mendengar itu Valdo tidak menjawabnya dia hanya tersenyum mengetaui cewek yang ada di belakangnya itu mulai kesal dan ngambek. Gemas sekali rasanya Valdo seperti ingin mencubit pipi chubi milik Vero saat ini juga. Tapi alih alih mencubitnya Valdo justru mempercepat motornya membuat Vero yang sedang fokus melihat ke sekeliling terkejut dan reflek memeluk pinggang Valdo supaya dia tidak terjatuh.

“Rese banget si kak Valdo, kalau misalkan tadi aku jatoh gimana coba”

“Nggak akan jatuh kalau lo pegangan gini terus” ujar Valdo sambil memegang tangan Vero yang melingkari perutnya.

Merasakan genggaman Vero yang mulai mengendur Valdo langsung menahannya.

“Gausah dilepas udah gini aja”

Akhirnya Vero tidak jadi melepas pegangannya sampai di depan gerbang sekolah karena disitu banyak sekali cewek cewek yang melihatnya tidak suka dan iri sepertinya karena dia bisa boncengan dengan Valdo si most wanted di sekolah ini.

Sampai di parkiran Vero segera turun dari motor tersebut dan melepas helm yang ia kenakan. Tapi sialnya pengait helm itu sangat sulit dilepas dan membuat Vero tanpa sadar menggerutu karenanya. Valdo yang melihat itu pun langsung menundukkan badannya untuk membantu melepaskan helm Vero tersebut.

“Thanks kak aku langsung ke kelas ya”

“Nanti pulang sekolah gue tunggu disini” ujar Valdo sebelum pergi meninggalkan Vero sendirian di parkiran.

“Kok gue deg degan gini sih” tanya Vero pada dirinyaa sendiri.

*****

“Vero”

Panggil sandra yang melihat sahabatnya itu berjalan di tangga seperti sambil melamun.

“Lo kenapa?” tanya Vero sudah berada di hadapan Sandra.

Aku? Aku nggak kenapa kenapa kok”

“Terus kenapa tadi lo naik tangga sambil ngelamun gitu, bahaya tau nggak”

“Ciee perhatiannya bestie aku ini” ledek Vero sambil terus berjalan menuju kelas mereka.

Sandra yang tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya itupun tidak berhenti bertanya kepada Vero sampai mereka tiba di kelas mereka.

“Aku Cuma nggak suka aja San kalau aku lagi sama Kak Valdo pasti cewek cewek lagi pada ngeliatin nggak suka gitu sama aku padahal aku sama kak Valdo kan juga nggak ada apa apa”

“Ya ampun Vero jadi karena itu lo jadi bete gini, yaudah si nggak usah dipikirin orang kak Valdo juga biasa aja kan”

“Lagian lo berdua udah cocok tau kenapa sih nggak pacaran aja”

“Gitu ya? Yaudah kamu aja sana yang pacaran sama kak Valdo”

“Ihh Vero orang kak Valdo sukanya sama lo juga kenapa jadi gue sih”

“Kata siapa kak Valdo suka sama aku emangnya dia udah pernah bilang sama kamu?”

“Yaampun Vero lo itu polos apa bego sih, udah jelas jelas kak Valdo kayak gitu tuh Cuma sama lo aja itu berati dia suka sama lo sayang”

“Emang gitu ya? Sok tau ah males aku bahasnya kak Valdo mulu ganti topik kek”

“Yaudah sekarang gini perasaan lo gimana tiap lo lagi bareng sama kak Valdo?”

“Sandra bisa nggak bahasnya yang lain aja?

“Iya udah lo tinggal jawab dulu aja abis itu gue nggak bahas itu lagi deh”

“Nggak tau juga aku harus jawab gimana Sandra”

“Yaudah gini deh menurut lo kak Valdo itu orangnya gimana?”

“Hmm dia cowok yang baik walaupun kadang kadang suka nyebelin suka maksa tapi care juga”

“Jadi lo nyaman kalau lagi dia kan?”

“Yaa kalau nggak nyaman mana mau aku diboncengin sama dia San”

“Fiks berati kamu juga suka sama kak Valdo”

“Loh kok gitu sih, aku nggak ada bilang gitu loh tadi”

Lo itu terlalu memungkiri perasaan losendiri Vero, coba deh lo inget inget lagi setiap lo lagi sama kak Valdo pasti lo seneng kan lo nyaman dan lo pasti suka deg degan gajelas kan?”

Mendengar itu Vero kembali teringat dengan kejadian di parkiran tadi pagi yang membuat jantung Vero deg degan nggak karuan. Apa benar dia suka dengan Valdo? Atau itu hanya perasaan Sandra saja.

Disaat Vero masih sibuk dengan pikirannya tersebut tiba tiba bel sekolah berbunyi dan beberapa saat kemudian seorang guru masuk ke kelas mereka membuat Vero mau ta mau harus menghentikan pikirannya terlebih dahulu atau dia akan ketinggalan materi.

*****

Seperti biasa saat jam istirahat tiba vero dan juga sandra segera pergi ke kantin untuk mengisi kembali tenaga mereka yang sudah terkuras abis apalagi tadi mereka barusaja mengerjakan soal matematika yang sangat menguras otak dan tenaga mereka seingga mereka saat ini sangat memerlukan tenaga yang lumayan banyak untuk mengganti tenaga mereka yang suda hilang.

Saat mereka sedang asyik menyantap makanan mereka tiba tiba ada segerombolan cewek cewek yang dari kakak kelas mereka menghampiri meja mereka.

“Jadi ini anak baru yang udah berani deketin Valdo?”

Vero yang tidak mengerti dengan maksud mereka pun hanya melihat mereka tanpa ada maksud ingin melawan.

“Kenapa lo diem? Kaget karna ada yang tau rencana busuk lo? Lo inget baik baik ya Valdo itu punya gue jadi lo nggak usah sok keganjenan mau ngerebut dia dari gue paham?”

“Maksud kakak gimana ya? Aku nggak paham”

“Alah nggak usah sok polos deh lo, lo deketin Valdo biar lo juga vamous kan disini? Ngau deh lo”

“Udah hajar aja kar biar kapok dia?”

“Ujar cewek yang ada di samping cewek tersebut.

Tiba tiba saja cewek tersebut menjambak kasar rambut Vero sampai Vero meringis kesakitan. Awas aja lo ya kalau setelah ini lo masih berani deketin Valdo.

“Karina Vero nggak salah apa apa nggak searusnya lo kasar gitu sama dia”

“Berisik lo nggak usah ikut campur atau lo mau rambut temen lo ini gue ilangin”

“Cukup Karina lepasin dia” teriak Valdo yang baru saja datang setelah ada yang memberitahu tentang kejadian ini kepadanya.

Mendengar suara itu semua langsung hening, Karina juga langsung melepaskan jambakannya dengan terpaksa. Membuat Vero bisa merasa cukup lega saat ini.

“Va Valdo gue Cuma mau ngasih tau aja sama anak baru ini biar dia nggak macem macem”

“Yang harusnya dikasih tau itu lo bukan dia, lo yang harusnya nggak macem macem sama Vero dan nggak usah sok sokan jadi cewek gue”

Tapi Valdo gue

Sebelum Karina selesai berbicara Valdo sudah memberikan dia kode untuk diam yang langsung ia turuti.

Sekali lagi gue lihat lo macem macem sama Vero gue nggak akan segan segan buat kasih perhitungan sama lo”

Setelah itu Valdo langsung menggandeng tangan Vero dan membawa dia pergi dari kerumunan itu. Vero yang masih merasa pusing akibat jambakan tadi juga hanya bisa pasrah melihat Valdo terus saja membawanya berjalan keluar kantin.

Setelah sampai di luar kantin Valdo berhenti dan melihat Vero yang sepertinya masih syok dengan kejadian tadi.

“Lo nggak apa apa?”

“Enggak kok cuman masih agak pusing aja dikit”

“Mendengar itu Valdo langsung mengelus rambut Vero dan merapikan sedikit anak rambut yang terlihat berantakan akibat ulah Karina tadi.

“Lain kali kalau karina macem macem lagi lo harus berani lawan dia jangan diem aja kayak tadi”

“Dan satu lagi, lo nggak usah dengerin apa yang dia katakan barusan anggap aja lo nggak pernah ketemu dan tau dia”

“Emangnya kenapa, apa emang dia cewek kakak yang nggak kakak akuin?”

“Gue bukan tipe cowok seperti itu, kalaupun gue punya cewek gue pasti akan jaga dia dengan baik dan nggak akan sia siain dia”

“Terus kenapa dia bisa sampai ngomong kayak gitu seakan akan kakak uda kasih dia harapan”

“Dia emang sakit, dia udah suka sama gue semenjak SMP tapi gue nggak pernah suka sama dia makanya dia berusaha buat gangguin cewek yang deket sama gue”

“Udahlah lupain aja itu nggak penting juga”

“Yaudah kalau gitu au mau langsung ke kelas aja ya kak, thanks udah bantuin au tadi”

“Ver tunggu”

“Kenapa kak?”

“Hati hati”

Setelah itu Vero berjalan menuju kelasnya sambil terus tersenyum mengingat wajah Valdo tadi, dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi entah kenapa yang keluar justru hati hati entahlah tapi menurut Vero itu sangat lucu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
XIII-A
848      623     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
Annyeong Jimin
29909      4047     27     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin
Acropolis Athens
5495      2060     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
NODA YANG BERWARNA
551      371     1     
Short Story
MENCERITAKAN PERJUANGAN SEORANG YANG SERING DI BULLY DI HIDUPNYA TENTANG BAGAIMANA SEHARUSNYA IA MENGHADAPI SEMUA COBAAN YANG TERJADI DALAM HIDUPNYA.
Life
323      226     1     
Short Story
Kutemukan arti kehidupan melalui kalam-kalam cinta-Mu
Langit Jingga
2802      992     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
GLACIER 1: The Fire of Massacre
830      612     2     
Fantasy
[Fantasy - Tragedy - Action] Suku Glacier adalah suku yang seluruhnya adalah perempuan. Suku damai pengikut Dewi Arghi. Suku dengan kekuatan penyegel. Nila, anak perempuan dari Suku Glacier bertemu dengan Kaie, anak laki-laki dari Suku Daun di tengah serangan siluman. Kaie mengantarkannya pulang. Namun sayangnya, Nila menjatuhkan diri sambil menangis. Suku Glacier, terbakar ....
IMPIAN KELIMA
470      351     3     
Short Story
Fiksi, cerpen
Gino The Magic Box
4332      1344     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Cinta dibalik Kebohongan
808      555     2     
Short Story
Ketika waktu itu akan datang, saat itu kita akan tau bahwa perpisahan terjadi karena adanya sebuah pertemuan. Masa lalu bagian dari kita ,awal dari sebuah kisah, awal sebuah impian. Kisahku dan dirinya dimulai karena takdir ataukah kebohongan? Semua bermula di hari itu.