Setelah cahaya itu Pohon Munjul membesar dengan cepat dan menumbuhkan sebuah buah-buahan berbentuk bintang berwarna kuning keemasan. Sempena merasakan energi besar dari buah-buahan itu, dia langsung memetik satu buah itu dan sebaliknya, seketika seluruh luka Sempena sembuh dan energi ajaibnya pulih, tidak salah lagi ini adalah buah Nuraga yang selama ini dia cari. Untung saja iya tetap menyimpan berlian gelora yang ia dapat dari desa pancarona.
Sempena langsung memanggil kedua temannya dan memberika buah Nuraga kepada mereka. Setelah Rara dan Zaka memakan buah Nuraga itu, sihir mereka pulih dengan cepat dan luka mereka juga sembuh. Sekarang mereka sangat senang karena bisa mengembalika Nirwana Nusantara yang dulu.
Zaka dan Rara memutuskan untuk mengikuti Sempena kedunia Nusantara tepatnya desa insan. Sempena yang mendengarnya merasa senang. Iblis bondo yang telah membantu mereka akhirnya berpamitan karena dia ingin kembali ke dunia iblis. Zaka mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada iblis bondo karena telah membantu dalam pertarungan tadi, iblis bondo juga meminta maaf kepada zaka, Rara , dan Sempena jika selama ini dia menyusahkan mereka.
Sempena, zaka , dan Rara setelah berpisah dengan iblis bondo memetik berapa buah Nuraga untuk dibawa ke desa insan. Sudah 1 Minggu Lebih Sempena ada dimensi Bumantara Nusantara ini itu artinya didunia Nusantara sudah satu hari lebih. Setelah memetik berapa buah Nuraga dan merasa sudah cukup untuk orang-orang yang ada didesa Insan Sempena memanggil buku sanubari Bestari dan meneteskan darahnya kebuku itu sehingga sebuah portal untuk menuju desa insan terbuka.
Sempena, Rara, dan Zaka memasuki portal itu secara bersamaan. Sesampainya di desa Insan terlihat pemandangan di desa insan yang damai tenang dan sejuk telah kembali, virus kabut-kabut candramawa juga telah menghilang dari desa itu karena Sempena telah mengalahkan janardana.
Sempena langsung berlari menuju pintu bawah tanah Desa itu. Rara dan zaka menyusul dari belakang, setelah sampai di depan pintu masuk bawah tanah, Sempena langsung masuk ke dalamnya semua orang yang melihat itu merasa bahagia dan senang begitu pula Sempena. Sempena memberikan buah Nuraga kepada para tabib. Para tabib lalu membuat sebuah Nuraga itu menjadi sebuah cairan supaya bisa dipasarkan oleh banyak orang.
Nenek Sempena langsung memeluk Sempena dengan rasa kasih sayang dan rasa rindu yang besar. Nenek menangis saat memeluk cucu tercintanya, Sempena menghapus air mata diwajah neneknya itu.
Setelah semua orang pulih, Sempena memperkenalkan Rara dan Zaka kepada penduduk desa Insan. Sempena juga bercerita banyak tentang dirinya di dimensi Bumantara Nusantara, dari kakek gimbal yang mengajarkannya dasar-dasar sihir di desa pancarona , lalu kerajaan Halai Balai tempat pertemuannya dia dengan dua sahabat terbaiknya , lalu Jenggala Amaraloka tempat sejuta hewan, laut Beru dan Samoedra hejau tempat yang lautan penuh, pulau Dewana tempat dia bekerja sama dengan iblis untuk pertama kalinya, gunung Craca tempat ia bersenang-senang, hutan Flory sebuah hutan hujan, lembah Coles tempatnya bertemu kedua orangtuanya, dan nirwana Nusantara.
para penduduk senang mendengar seluruh cerita Sempena , namun tiba-tiba Sempena, Rara , dan zaka energi merasakan jahat dari desa itu. Tiba-tiba seluruh penduduk memiliki mata merah dan tersenyum licik bahkan nenek Sempena juga memilikinmata yang merah. Tiba semua penduduk berjalan menuju kearah Sempena Semperti terkendali
"kriiiiiiiing, kriiiiiiing!"
suara yang kencang terdengar dari desa insan dan masuk ke telinga Sempena. Telinga Sempena rasanya ingin terbakar.
"haaaaaaa ! " , teriak Sempena dia melihat sekeliling, didinding putih mengitari dan dia berada disebuah kasur dengan selimut dan bantal biru. Tangannya menggapai alarm dan mematikannya.
"huhhhh! ,untung saja cuma mimpi"
ternyata itu semua hanyalah mimpi Sempena. Namun mimpi Sempena itu tadi membuatnya percaya bahwa harapan bisa digapai, dan dalam menggapai harapan itu akan ada keajaiban yang menucul untuk menghalanginya maupun membantu.
Sempena turun dari kasur dan pergi mandi. Setelah mandi dia memakan sarapan yang telah dibuatkan oleh neneknya dengan lahap. Setelah menghabiskan makanannya itu Sempena mengambil tasnya dan berpamitan pada neneknya untuk pergi ke sekolah. Dijalanan yang banyak dilalu lalang oleh mobil dan motor terlihat Sempena yang menaiki sepeda kecilnya untuk bersiap menjalani harinya dan melihat Tantangan apa yang akan menghadangnya dan keajaiban apa yang menunggunya. Senyumam diwajahnya tanda dia gembira.