Para penduduk yang melihat kedatangan mereka yang basah kuyup dimalam hari , mengajak mereka masuk kelembah Calos. Di tengah-tengah lembah terdapat api di puncak mereka yang berada di sana untuk menghangatkan diri. Banyak sekali penduduk yang berkumpul disana bahkan penduduk dari luar juga berkumpul Disana. Dari lorong yang ada diatas lembah muncul seorang kakek-kakek.
“Kek Bayu, kek Bayu, kek Bayu”
Teriak orang-orang memanggil nama Kakek itu dengan penuh semangat. Sempena yang penasaran bertanya kepada salah satu penduduk yang duduk di sampingnya.
"Maaf pak jika saya boleh bertanya siapa kakek itu, mengapa semua orang tampak senang dengan kehadirannya?"
"Dia adalah kakek Bayu, pemimpinn lembah Calos ini, dia adalah suku terakhir ziwa, suku yang bisa memanggil arwah orang yang telah meninggal dengan cara ritual api Atma"
Mendengar perkataan itu Sempena menjadi penasaran bagaimana kakek bayu , bisa memanggil arwah-arwah orang yang telah meninggal.
Dari atas lereng pakai baju mengeluarkan sebuah aura sihir cuci ditangannya dan melemparkannya ke api unggun yang ada di bawah. Seketika api unggun yang hangat dan berwarna merah jingga berubah menjadi api unggun yang dingin bewarna biru kehijauan. Orang-orang melipat kedua tangannya di depan dada dan berdoa agar orang yang mereka sayangi bisa muncul di hadapan mereka. Dengan hati mereka yang tulus dari dalam api atma muncul cahaya hijau bersinar terang dan arwah-arwah keluar dari api unggun.
Orang-orang disana mengeluarkan air mata tangis bahagia karena bisa menemui orang-orang yang Mereka sayangi. Rara yang melihat itu semua mencoba melipat kedua tangannya di depan dada yang berdoa agar kedua orang tuanya ada di sini, atas perpohonan dari hati muncul arwah kedua orang tuanya dari dalam api Atma. Rara bahagia sekali dan ingin memeluk kedua orang tuanya namun tak bisa karena mereka sekarang adalah arwah , walaupun tak bisa memeluk kedua orang tuanya Rara sangat senang karena bisa bertemu mereka, rara menceritakan banyak hal kepada kedua orang tuanya. Zaka juga melipat kedua tangannya dan memohon agar keluarganya sekarang ada di sini seketika arwah keluarga zaka juga muncul .
Sempena yang melihat itu semua boleh menggerakkan tangannya di depan dada dan melipatnya, dia menarik nafas dalam dan mulai berkata dalam hati bahwa dia ingin ketemu kedua orang tuanya yang tak pernah dia lihat wajahnya,
"Sempena putraku"
Suara seorang wanita dan laki-laki terdengar memanggil dirinya saat membuka mata terlihat dua sosok arwah.
"Kami kedua orang tuamu Sempena"
"I...ibu , A...ayah "
Sempena langsung menangis dengan akhirnya dia bisa melihat kedua wajah orang tuanya secara langsung walaupun tak bisa begitu mereka dia juga senang karena bisa mendengarkan suara kedua orang tuanya. Tak hanya Sempena arwah Agni dan Surya juga senang karena bisa melihat putranya yang telah tumbuh menjadi dewasa.
Kakek bayu yang berada di atas lomba terkecil melihat arwah agni dan surya, dia sekarang tau bahwa sosok pemuda itu adalah anak yang tidak tidur untuk mengalahkan Janardana.
Sempena bercerita banyak tentang dirinya dan neneknya dia juga bercerita tentang isinya sekarang yang berniat untuk mengalahkan janardana dan menyelamatkan Desa insan yang terkena virus cendramawa. Agni dan Surya senang melihat usaha anak nya itu. Agni dan Surya memperingatkan anaknya itu untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan bukan dengan kejahatan.
Setengah jam berlalu para arwah mulai menghilang menjadi embun kembali ke alam mereka , kakek Bayu langsung turun menghampiri Sempena dan mengucapkan salam kepadanya. Kakek Bayu mengajak Sempena untuk makan malam dirumahnya karena kedatangan Sempena ke lembah Calos dianggap sebagai kehormatan. Sempena mengajak kedua temannya itu untuk ikut makan dirumah Kakek Carlos.
Mereka berjalan sambil melihat pemandangan lembah dimalam hari yang dihiasi lautan bintang. Sesampainya di rumah kakek Bayu telah tertata beberapa makanan lezat yang menggugah selera makan Sempena. Sempena makan dengan lahap dan menikmati makanan. Setelah makan kakek Bayu menyuruh mereka beristirahat disini terlebih dahulu karena besok mereka akan pergi ke Nirwana Nusantara tempat yang sekarang dipimpin oleh janardana.
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk menginap di sini. Kakek Bayu menunjukkan kamar mereka masing-masing dan langsung beristirahat untuk perlawanan besar mereka menghadapi Janardana besok pagi di Nirwana Nusantara dan mendapatkan poho Nuraga. Mereka bertiga di kamar masing-masing akhirnya menutup mata mereka.