Bimar , Sempena, Rara , dan zaka menaiki burung cendrawasih untuk menuju ke wilayah ketiga , mereka berempat menuju ke sisi barat. Tepat dihadapan mereka terlihat matahari yang hampir tenggelam dan langit bewarna jingga kemerahan.
"Bimar apa nama wilayah selanjutnya?"
tanya Sempena pada Bimar penasaran.
"tempat selanjutnya bernama lautan Beru dan Samoedra hejau"
"dua tempat langsung?" , tanya zaka
"iya, tapi aku tidak terlalu tau bagaimana tempatnya karena aku tidak pernah kesana"
"Bimar kau tadi berkata jika ada sebuah perjanjian antara wilayahmu dengan wilayah laut Beru dan Samoedra hejau ? , perjanjian apa itu ?"
"perjanjian itu tentang kami yang tidak diperbolehkan untuk memasuki wilayah satu sama lain, perjanjian itu dulunya muncul karena kami merebut sumber udara, akhirnya perjanjian itu muncul dan sebuah pertemuan tercipta sebagai batas Jenggala Amaraloka dengan Laut Beru dan Samoedra Hejau"
setelah Bima bercerita cukup lama terlihat sebuah dinding besar menyambut mereka di depan , dinding itu bagaikan pulau yang mengelilingi sebuah udara. Bimar menyuruh cendrawasih untuk mendarat didinding bendungan itu. Setelah Sempena, Rara , dan zaka turun mereka mengucapkan selamat tinggal kepada bimar. Bimar pergi dari dinding bendungan itu tepat saat hari berganti malam.
"waaaaah ,dinding ini bagaikan perdesaan yang melingkar !"
terlihat banyak pertokoan disana dengan gaya toko yang sederhana, terbuat dari bambu dan kayu jati. Didindingnya tumbuh pepohonan rindang yang menambah keindahemann . Sempena, Rara, dan Zaka mengelilingi tempat itu dan mencar tempat peristirahatan.
"Green Hotel" , kata-kata itu terpajang dipapan nama sebuah bangunan sederhana. Mereka bertiga melangkahkan kaki ke sebuah tangga kecil yang menuju pintu hotel itu. Mereka membuka pintu hotel itu dan masuk ke dalam.
"selamat datang di green hotel" , Berbagai dari seorang pelayan hotel itu dengan ramah dan sopan. Rara langsung berkata kepada itu bahwa mereka ingin menginap di sana. Zaka pergi menuju tempat administrasi untuk memesan tiga kamar, zaka membayar biaya penginapan dengan uang yang sempat diberikan oleh nek Sri sebagai tanda terima kasih.
Setelah pembayaran selesai mereka bertiga diberi kunci kamar masing-masing dan pelayan yang menyambut mereka mengarahkan mereka ke kamar masing-masing. Selama perjalanan menuju ke kamar mereka terpukau dengan gaya hotel itu dinding-dinding dan lantai hotel ini terbuat dari bebatuan indah dan kayu-kayu berwarna-warni , di dinding dinding hotel juga menghiasi sebuah lukisan lukisan yang menggambarkan pemandangan indah , saat mereka ingin menaiki tangga untuk Ke lantai 2 terdapat jendela kaca besar yang menampilkan sebuah taman indah menuju yang ditumbuhi oleh rerumputan hijau , di sana ada pelanggan lain yang duduk sambil menikmati suasana di hotel ini.
Dinding-dinding lantai 2 terbuat dari kaca transparan yang menampilkan keindahan langit malam, tak jauh dari ujung tangga lantai 2 terdapat 3 pintu kamar yang tidak lain adalah kamar mereka. Pelayan itu pergi meninggalkan mereka sambil mengucapkan salam lembut. Sempena, Rara, dan Zaka langsung masuk ke kamar mereka masing-masing dan beristirahat. Didalam kamar terdapat 1 kasur yang terbuat dari kapas yang sangat lembut, terdapat juga kamar mandi yang airnya berasal dari laut langsung.
"waaah ini sangat empuk" Kata Sempena saat loncat-loncat di atas kasur kapuk itu , sat dia sedang lompat-lompat timbul suara lapar dari dalam perut. Sempena langsung keluar mencari tempat makan dihotel itu.
"Tok , tok, tok " , suara ketukan pintu terdengar didepan pintu kamar Rara ,saat ia membuka pintu , tangannya langsung ditarik oleh orang yang mengetuk pintu.
"Zak!, apa yang kamu lakukan"
"Aku hanya ingin mengajakmu ke balkon saja"
"Tapi ini sudah ma..."
"Sudahlah ayo !"
Rara tak bisa melawan zaka yang memaksanya untuk ikut. Zaka dan Rara turun ke lantai pertama dan masuk ke sebuah taman yang ada didekat sana, mereka menikmati waktu mereka berdua sedangkan Sempena berada diruang makan dan memakan makanan dengan lahap. Karena wilayah itu dekat laut, makanan yang ada di sana semuanya hampir makanan laut, walupun seperti itu Sempena tetap beredar tanpa pilih-pilih. Namun saat mereka sedang asik makan tiba-tiba terdengar suara letusan yang kuat.
"Boooooom" , seluruh orang-orang yang ada di hotel keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar, begitu pula dengan Sempena, Rara dan zaka. Ternyata suara ledakan itu bukan dari daerah yang ada diatas dinding bendungan itu melainkan berasal dari arah barmat. Sempena dengan cepat bertanya kepada salah satu pelayan dari hotel yang ia tempati.
"kak apa yang ada disana"
"Yang a....ada di sana Laut Beru dan Samoedra hejau"se
Sontak mendengarkan Sempena, rara , dan zaka langsung menggunakan keahlian terbang mereka dan menuju laut Beru dan Samoedra hejau. Mereka pergi secepat mungkin.
sesampainya disana terlihat sebuah lautan berwarna biru tua yang jernih , diatasnya terdapat rumah rumah penduduknya yang terbuat dari batu apung. Laut itu berbatasan dengan samudera luas bewarna Hijau. Laut dan samudera dibatasi oleh pagar dari bambu dan jaring-jaring yang terbuat dari tali tambang. Dilautan itu terlihat banyak terumbu karang bewarna warni yang sangat indah , sedangkan disamudra itu terlihat sebuah rumput laut raksasa yang menjalar kemana-mana dan bercahaya saat malam hari.
Namun dari samudra atau Samoedra hejau terlihat sosok naga yang memiliki sisik warna biru muda dan mengelilingi sembilan. Setiap naga memiliki mata hitam dan tanduk yang besar. Sedangkan diatas naga laut itu terdapat seorang wanita berparas cantik berambut hitam pendek dan memakai pakaian berwarna kuning cerah.
Sempena, zaka , dan Rara masuk ke pemukiman yang mengapung di atas laut Beru. Para penduduk laut Beru berkumpul dan melihat sosok naga laut itu.
"Mantra banyu, amukan laut"
Terdengar seluruh penduduk membaca mantra sihir secara bersamaan dan menyerang naga laut itu. Naga laut itu menggeram kesakitan namun wanita yang ada diatas kepala naga laut itu hanya tertawa kecil.
"Mantra Eltra, aliran listrik" ,
"Mantra Bios, tubuh listrik"
mantra yang dibaca wanita diatas naga laut itu , sebuah aliran listrik mengalir kenaga, karena naga laut yang ia Nike memiliki elemen laut dan Element guntur , sehingga naga laut itu bisa mengalirkan listrik dengan bauk. seketika lautan Beru dan Samoedra hejau terkena setruman listrik. Karena penduduk laut Beru semuanya pengguna sihir tipe banyu , mereka lemah dengan tipe eltra. Sempena yang melihatnya langsung terbang naga laut itu dan mengeluarkan buku menuju sanubari Bestari.
"Mantra Dirgantara, hembusan langit"
Sebuah mantra Sempena digunakan dan berhasil membuat naga itu terpental dan wanita yang menaiki naga itu terpental dan jatuh ke laut serta naganya.
Sempena turun dan mendekati penduduk Laut beru. Rara dan Zaka juga mengikuti Sempena untuk melihat kondisi penduduk Laut Beru. Saat dari dekat terlihat penduduk laut Beru mempunyai warna navy dan sisik ditelinga mereka. Mata mereka juga berwarna ungu cerah seperti langit malam. Penduduk yang langsung melihatnya mengetahui bahwa Sempena adalah putra Agni dan Surya.
"apa kalian semua tidak apa-apa ?" , Tanya Sempena kepada penduduk laut Beru.
"kami tidak apa-apa ,untung kau ada disini putra Agni dan Surya"
"Omong-omong siapa wanita itu tadi dan mengapa menyerang kalian"
"Dia adalah Kadita , dulunya dia adalah bagian dari suku kami , suku Baco namun dia tidak memiliki tipe yang sama dengan kebanyakan suku Baco, dia mempunyai tipe Eltra lawan dari tipe banyu Kadita juga memiliki tipe bios sehingga bisa mengendalikan binatang laut. karena kekuatan itu dia pemandangan kami dan menyatu dengan janardan."
Ditengah-tengah pembicaraan antara mereka bertiga dengan suku beco penduduk laut Beru. Kadita kembali muncul dari laut dengan menunggangi naga-naganya, rawat wajah Kadita terlihat kesal kepada Sempen.
"Dasaaaar ! Putar Agni dan Surya", kata kata amarah keluar dari mulut.
Mantra bios , kandali laut" , Kadita memanggil binatang-binatang laut yang buas seperti buaya , hiu , paus , dan masih banyak lagi.
"Serang merakaaaaa!" ,teriak Kadita memerintahkan binatang-binatang laut itu. Para suku Baco tidak tinggal diam, karena lautan sudah menganggap rumah dan keluarga begitu juga ada lautan yang terisi mereka menggunakan mantra yang menciptakan gelembung jebakan untuk menghentikan serangan binatang-binatang itu dan agar mereka tidak terluka. Sempena dan zaka terbang kelangit dan menyerang Kadita serta naga lautnya.
"Mantra Deva, cahaya pemusnah"
"Mantra Dirgantara, badai pembelah"
"Arrrrrghhhhh"
Naga laut itu meraung-raung kesakitan terkena serangan Sempena, Kadita langsung membalas serangan itu.
"Mantar Eltra, kilatan guntur"
"Mantra Bios , semburan Halilintar x
Naga laut itu menyemburkan guntur ke langit dan Kadita juga menembakkannya tombak ke langit. Sempena meningkatkan kecepatannya sambil menghindari serangan Kadita.
"Mantra maron, semburan api"
"Mantra Zakel, bola kegelapan"
Zaka mengeluarkan mantra-mantra itu dan menyerang Kadita, sedangkan para suku beco loncat ke dalam Samoedra hejau tempat naga laut itu berada, mereka menggunakan kekuatan khas mereka yang bisa bernafas di udara. Didalam udara mereka menyerang naga laut sehingga naga laut menderita dari berbagai arah.
Saat seluruh penduduk terjadi Rara membuat perisai dengan mantra sihir tipe Teta miliknya untuk melindungi penduduk wanita suku menjadi dan anak-anak mereka. Saat melindungi mereka dari bawah laut Beru muncul sosok wanita bergaun putih menggunakan mutiara. Wanita itu berjalan keluar melewati perisai yang diciptakan oleh Rara. Rara sempat menghentikan wanita itu namun wanita itu menyuruhnya untuk tenang. Wanita itu berjalan dan menginjak udara Samoedra hijau seketika udara yang ia pijak berubah menjadi es , setiap langkahnya membuat udara menjadi es. Para penduduk yang berada di bawah air langsung keluar karena kedatangan wanita itu. Kadita yang melihat kedatangan wanita itu langsung menyebutkan namanya
"Adikku Eliza"
"Maaf kak aku harus mengakhiri mu disini! , mantra Glace Kilauan pembeku"
Seketika Kadita langsung membeku dan berubah menjadi begitu pula naganya.
"Mantra Glace , Samoedra dingin"
Kadita dan naga lautnya yang mebeku lama-lama tertelan oleh Samoedra hejau. Setelah pertarungan itu Eliza berterima kasih kepada Sempena, Rara , dan zaka. Ternyata Eliza adalah adik dari Kadita, pada saat itu telah pagi mereka bertiga ingin berpamitan untuk pergi ke wilayah selanjutnya yang bernama Dewana. Para suku Baco memanggil ikan mas raksasa bernama ramosir sebagai alat transportasi Sempena, Rara , dan Zaka ke wilayah selanjutnya
Akhirnya mereka bertiga menaiki ikan emas ramosir untuk pergi ke wilayah Dewana saat matahari masih setengah terbit.