Kakek gimbal menjulurkan tangan kirinya ke depan terlihat di jari-jarinya diisi oleh cincin cincin yang terbuat dari batu akik, kakek gimbal menggerak-gerakan penjepit dan dari gerakan itu muncullah sebuah cahaya hijau tua dari tangan persamaan dengan munculnya sebuah buku dari sebuah portal yang terbuka. Tangan kanan kakek gimbal mengambil buku itu dan saat tangan kiri kayak bagaimana berhenti menggerak-gerakan radius portal yang memunculkan buku kuno itu tertutup kembali. Sempena terpesona dengan apa yang dilakukan oleh kakek gimbal.
"Ini adalah buku kuno yang sakti dan keramat, dari buku ini kita bisa mendapatkan kekuatan sihir tambahan selain itu di dalam buku ini juga terdapat beberapa mantra sihir. Karena kau adalah putra dari Agni dan Surya sepasang kekasih yang diberkahi oleh alam sebuah kekuatan kekuatan dan kau juga diwarisi oleh sang Cakrawala beberapa kekuatan, harusnya kau memiliki sihir di dalam tubuhmu, walaupun berasal dari dunia Nusantara yang jarang terdapat sihir di sana"
"Lalu bagaimana caraku mengeluarkan kekuatan sihir dan magis yang ada di dalam tubuhku ini kek?"
"Itu sangatlah mudah, sekarang aku akan bertanya-tanya apakah kamu saat memasuki Desa ini kamu tidak mengetahui apa yang kami katakan bukan?"
"Iya kek, Aku tidak tahu apa ya penduduk desa ini katakan karena bahasa yang mereka gunakan sangat berbeda dari bahasa yang ku gunakan"
"Lalu bagaimana caramu bisa mengetahui apa yang orang-orang katakan bisa ini?"
“Aku berpikir bahwa Sang Cakrawala telah memberikan beberapa kekuatanku sehingga aku memfokuskan kekuatanku ke seluruh tubuh”
"Iya betul sekali, itulah cara menggunakan kau hanya perlu memusatkan kekuatan sihirmu di bagian yang kau inginkan maka itu akan muncul di sana sekarang cobalah pusatkan kekuatan mu di tangan kananmu"
Sempena mulai mengambil posisi kuda-kuda dan menjulurkan tangan ke depan lalu membuka jari-jarinya setelah itu dia mencoba memfokuskan tenaganya atau kekuatan sihirnya di tangan itu. Tak terlalu lama sebuah cahaya biru muncul dari tangan membayangkan itu setelah cahaya itu muncul Sempena mulai mengarahkan tangannya ke sebuah batu saat sudah tepat dengan batu itu dia mulai menutupi atau melepaskan pusat kekuatan sihir yang ada di tangannya.
"Doooooor !"., Suara tembakan sihir yang diluncurkan oleh Sempena , kekuatan sihir itu lumayan kuat sehingga bisa menghancurkan batu yang dia targetkan.
Kakek gimbal yang memegang tangan dia juga berkata sebenarnya Sempena sudah bisa menguasai energi sihir yang ada di dalam tubuhnya itu. Selanjutnya kakek gimbal juga mengajarkan kepada Sempena bagaimana cara mengendalikan buku sakti seperti dirinya tadi.
" Tapi kek aku tidak memiliki buku sakti kek"
Saat Sempena mengatakan itu buku Sanubari Bestari tiba-tiba muncul kembali dari portal lalu buku itu membuka lembarannya dan menunjukkan sebuah halaman di dalam halaman itu sebuah tulisan muncul.
"Tuanku sang Cakrawala telah memberikan beberapa kekuatan kepadamu, sehingga saat ini kau bisa menggunakan ku seperti Tuanku sang Cakrawala menggunakan ku"
Sempena merasa senang karena buku Sanubari Bestari mau meminjamkan dirinya untuknya , Sempena juga tidak lupa berterima kasih kepada buku Sanubari Bestari, saat dia mengucapkan terima kasih Sanubari Bestari, membuka tutup dirinya secara cepat, Sempena menganggap itu sebagai ucapan terima kasih kembali kepada dirinya.
Lalu kakak gimbal melanjutkan pelatihannya dia mengatakan untuk mengendalikan sebuah buku magis dan sakti Sempena harus memperkuat kekuatan di tangan dan pikirannya selain itu dia juga harus menyampaikan beberapa kekuatan sihirnya di bukunya itu barulah Sempena bisa mengendalikan sebuah buku sakti.
"Lalu bagaimana caraku menyampaikan kekuatan sihirku kepada buku Sanubari Bestari ini"
"Kau hanya perlu memiliki rasa untuk berbagi sihir kepada sesuatu, saat kau sudah memiliki niat untuk berbagi, maka keluarkanlah energi sihir itu, nantinya akan mengalir dengan sendirinya ke suatu benda yang ingin kau bagi sihirnya"
Sempena langsung mencobanya, dia fokus untuk membagi kekuatan sihir kepada buku Sanubari Bestari , energi sihir dalam tubuhnya tiba-tiba keluar dan mengalir memasuki buku Sanubari Bestari ,lalu Sempena memusatkan energi sihir di otak dan tangan lalu dia mulai menggerakkan jari-jari tangannya seperti memberi perintah kepada buku Sanubari Bestari itu. Buku Sanubari Bestari yang telah mendapatkan energi sihir milik Sempena secara perlahan bergerak mengikuti perintah dari tangan dan otak Sempena.
Kakek gimbal merasa cukup senang karena Sempena adalah orang yang mudah diajari tentang sihir, kakek Dimas juga mengatakan bahwa untuk membagi energi sihir dengan orang lain caranya hampir sama dengan membagi energi sihir kepada suatu benda hanya saja energi sihir yang diberikan harus dalam jumlah yang besar tidak bisa hanya dengan jumlah yang sedikit selain itu dalam membagi energi situ ada orang lain juga memerlukan fokus yang tinggi dan tenaga yang banyak.
Karena Sempena sudah bisa belajar pengendalian buku, kakek Gimbal lanjut mengajarkannya cara terbang menggunakan energi sihirnya. Kakek gimbal memerintahkan Sempena untuk memfokuskan kekuatan di seluruh tubuhnya dan dia juga meminta Sempena untuk memberi sedikit tenaga ke atas pada energi sihirnya.
Setelah beberapa percobaan yang cukup lama Sempena bisa membuat dirinya terbang dengan energi sihirnya dia juga sudah cukup andal dalam mengendalikan arah dan laju terbangnya bahkan dari kegagalannya dalam menguasai teknik terbang dia justru mendapatkan teknik baru yaitu sebuah perisai energi sihir. Sempena hanya perlu memusatkan energi sihirnya di seluruh tubuh dan membuat energi si itu melingkari dirinya dan memberi sedikit tenaga kepada seluruh energi sihir yang melingkarinya maka akan tercipta sebuah Medan energi yang bisa melindunginya dari serangan apapun.
Karena hari sudah malam ,kakek gimbal mengajak Sempena untuk beristirahat terlebih dahulu di rumahnya. Saat diperjalanan menuju ke rumah Kakek gimbal Sempena terpesona dengan langit malam yang dipenuhi lautan bintang, dia juga terpana dengan bulan yang ada di Dimensi Bumantara Nusantara ini karena bukan hanya 1 bulan saja tapi berisi 2 bulan, yang satu bewarna kuning keemasan dan yang lainnya lagi bewarna biru pudar.
Selain itu Sempena juga disuguhkan dengan pemandangan desa ini , kebanyakan rumah rumah disini terbuat dari bebatuan dan penerangan desa ini bukan lampu maupun api tetapi bebatuan kristal yang bersinar berkilauan. Setelah beberapa saat Sempena telah sampai ke rumah kakek Gimbal. Jika dibandingkan dengan rumah yang lain, Rumah Kakek gimballah yang paling besar dinding diluarnya terbuat dari batu yang sangat keras , pintunya terbuat dari batu emas dan kaca jendelanya terbuat dari batu perak transparan. Saat pintu gimbal Rumah Kakek dibuka, terlihat lantai-lantai Disana terbuat dari kristal dan kebanyakan peralatan Disana terbuat dari batuan dan berlian dan dinding dihiasi dengan bebatuan akik yang berwarna warni.
"Hahaha,kau digambarkan sangat terpanas dengan rumah ku ?"
"Tentu saja kek , rumahmu semuanya terbuat dari bebatuan, kristal, dan berlian yang indah bahkan peralatannya juga, dan bukan hanya rumahmu saja tapi rumah penduduk lain juga"
"Didesa ini sejak dulu memang seperti itu , kami menggunakan bebatuan , kristal dan berlian yang ada dibangunan rumah kami dan peralatan kami , lagi pula bebatuan, kristal, dan berlian itu juga bisa membantu kekuatan sihirmu"
"membantu kekuatan sihir ? , Bagaimana caranya kek ?"
" hahahaha, sepertinya kau sangat penasaran, aku akan menjelaskan semua itu besok pagi Sampena untuk sekarang lebih baik kita makan malam dan istirahat dulu"
" Baik kek, tapi jika aku boleh tahu apa nama desa ini kek "
" nama desa ini ?, nama desa ini adalah desa Pancarona"
"ohhh desa Pancarona"
" Sudah , ayo kita makan malam lalu beristirahat"
Kakek gimbal menunjukkan Sempena arah ke ruang makan saat ada di ruang makan itu di atas meja yang terbuat dari berlian tertata sebuah piring yang terbuat dari bebatuan, di dalam piring itu terdapat sebuah masakan masakan. Sempena bersyukur karena masakan yang ada di dimensi ini sama dengan masakan yang ada di dimensinya. Pakai gimbal menyuruh Sempena untuk duduk dan makan. Diatas meja makan Sempena bertanya kepada Kakek gimbal apakah dia mengenal kedua orang tuanya, kakek gimbal menjawab tentu saja.
Kakek gimbal bercerita bahwa dulu kedua orang tua Sempena yaitu Agni dan Surya adalah orang baik , selain orang kepercayaan sang Cakrawala dan pembantu pelindung Nirwana Nusantara mereka berdua juga terkadang membantu dan membantu desa-desa terpanji yang tidak masuk dalam 8 wilayah besar yang ada di dimensi bumantara Nusantara. Kakek Gimbal juga mengatakan bahwa dia juga tahu Sempena adalah anak yang kelak akan mengalahkan janardana, karena itu saat kakek gimbal mengetahui bahwa dirinya adalah putra dari Agni dan Surya, kakek gimbal menaruh harapan penuh kepada Sempena untuk mengalahkannya. Kayak bagaimana juga bercerita bahwa sejak Janardana menguasai Nirwana Nusantara dia juga berniat ingin menguasai 7 wilayah lain dan desa-desa Kediri yang tidak termasuk di dalam wilayah-wilayah besar tersebut namun berkat alam yang mencakup dimensi Bumantara Nusantara, Alam membuat Janardana tidak bisa memasuki 7 wilayah besar Bumantara Nusantara lain dan desa-desa kecil yang ada di sekitarnya. Kakek gimbal juga bercerita bahwa Janardana hanya bisa menguasai Nirwana Nusantara dia tidak bisa menyerap energi sihir besar yang ada di sana , karena hal itu Janardana membuat Nirwana nusantara yang awalnya bagaikan halloween berubah menjadi lautan neraka yang penuh kejahatan dan kejahatan.
Setelah perbincangan yang cukup lama Sempena dan Kakek gimbal beristirahat dan tidur. Sempena fokus untuk tidur karena Kakek gimbal besok masih ingin memberikan pelajaran tentang sihir. Hari pertama Sempena di Dimensi Bumantara Nusantara hari ini dia tutup dengan tidur yang lelap.