"Gadis itu membuat diriku tergerak dengan sendirinya. Membawaku kehadapannya dengan penuh pertanyaan yang tidak kuketahui penjelasannya."
Jakarta, 12 Agustus 2023.
Pagi ini hujan deras mengguyur kota Jakarta. Semua orang beraktifitas seperti biasa. Meski hujan menghalangi, tidak membuat aktivitas terhenti.
Seorang pria dengan balutan seragam sekolah di tubuhnya, tengah menerjang hujan. Untuk sampai ke sekolahnya. Pria itu adalah Zayn Miracle Erlangga atau biasa di panggil Zayn.
Zayn mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tetapi hujan turun semakin deras. Membuat Zayn mau tak mau menepikan mobilnya, karena tak mungkin dia melanjutkan perjalanan dengan hujan yang semakin deras dan penglihatan yang semakin minim.
Zayn melihat sekelilingnya setelahnya dia menghela nafas, karena merasa bosan Zayn pun menyalakan radio di mobilnya dan memutar musik. Suara musik yang menggema di dalam mobil di iringi suara hujan dari luar mobil, membuat Zayn sedikit tenang. Sambil menikmati musik yang diputar, Zayn kembali melihat sekelilingnya.
Tak lama kemudian, fokus Zayn teralihkan ke arah seorang gadis yang berada di sembarang jalan. Sedang berjongkok sambil menenggelam kan wajahnya di lipatan tangan dan lututnya. Di bawah derasnya guyuran hujan. Tidak tahu apa yang sedang dilakukan gadis itu, Zayn berpikir mungkin kah dia sedang menangis? kemudian Zayn langsung menggeleng kan kepalanya. Kenapa dia jadi begitu penasaran dengan seseorang? tidak seperti dia yang biasanya.
Zayn berusaha mengalihkan pikirannya, tapi tampaknya pikirannya terus dibuat penasaran terhadap gadis itu. Akhirnya, karena penasaran, Zayn pun meraih payung yang berada di kursi belakang mobil dan perlahan keluar dengan payungnya. Berjalan mendekati perlahan ke arah gadis itu. Kemudian.. Berdiri didepan gadis itu dan memayungi nya.
Gadis itu mengangkat kepalanya menatap mata kelam dan teduh milik Zayn. Perlahan berdiri menatap Zayn dan mengkerutkan keningnya.
Zayn sendiri masih memandang gadis itu tanpa ekspresi. Mereka saling menatap tanpa ada yang mau memulai percakapan. Sampai akhirnya gadis itu mulai angkat bicara. "Siapa kamu?" tanya gadis itu dengan suara gemetar karena kedinginan.
Zayn yang peka pun memberikan payungnya pada sang gadis, dengan ragu hal itu akan terjadi. Zayn juga melepas jaket yang dikenakannya dan memakaikan jaket itu kepada sang gadis.
Gadis itu mengkerutkan keningnya. Zayn hanya tersenyum dan berkata. "Anggap saja gue malaikat pelindung lo." Tanpa sadar apa yang diucapkannya tadi, Zayn tersenyum.
Mendengar kata itu, gadis itu pun bungkam. Dia mengeratkan genggamannya pada jaket yang kini dikenakannya dan mengarahkan kepalanya. Zayn mengkerutkan alisnya, karena gadis itu hanya diam dan menunduk.
"Jika kamu benar-benar malaikat pelindungku. Apakah kamu bisa membebaskanku dari semua penderita ini?" Tanya sang gadis yang langsung menatap Zayn dengan sorot mata yang menyiratkan kesedihan. Melihat sorot mata itu membuat Zayn merasa sesak dan hatinya seperti tersayat. Zayn hanya diam karena dia bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke bawah sambil memeluk dirinya sendiri. Saat Zayn akan menjawab, ponselnya berdering. Mau tak mau Zayn memilih mengangkat teleponnya.
Tak lama setelahnya Zayn langsung berlari menerjang hujan menuju ke arah mobilnya. Meninggalkan gadis itu dengan kebingungan. Gadis itu menangkap ekspresi panik di wajah Zayn. Terdiam dan menatap mobil Zayn yang melaju pergi sampai hilang dari cermin..
**
Hujan telah berhenti. Semua orang kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda karena derasnya hujan. Tak terkecuali Zayn yang telah sampai di sekolahnya. Terlihat Zayn yang turun dari mobilnya dan berlari masuk dengan langkah tergesa-gesa.
Sebelumnya.. Zayn mendapat telepon bahwa temannya bernama Revan Keanu Mahendra atau biasa dipanggil Revan, pingsan karena penyakit asma yang dimilikinya kambuh. Membuat Zayn panik bahkan dia sampai melupakan gadis yang tadi membuatnya penasaran.
Sesampainya di UKS Zayn melihat Revan yang terbaring di atas kasur UKS. Menatap Zayn dengan senyuman konyolnya seperti biasa. Zayn mendekati Revan sambil mengatur nafasnya, karena berlari tadi.
"Lo gapapa Rev? Lo perlu ke rumah sakit ga? Perlu gue anter? Kita ke rumah sakit aja deh." Zayn terlihat sangat panik dan khawatir. Zayn menghampiri Revan yang tertawa, karena dia Zayn yang panik itu sangat lucu.
"Malahnya ketawa? Gue serius Rev!" Zayn sangat kesal karena teman nya yang satu ini sungguh aneh dan membuatnya khawatir setengah mati.
Revan masih tertawa. "Haha. Astaga, temen gue perhatian banget sih," Ucap Revan sambil mencubit kedua pipi Zayn. Zayn langsung menepis tangan Revan kasar.
"Revan, seriuslah." Zayn merasa kesal, karena Revan selalu menganggap hal yang terjadi padanya adalah hal sepele, membuat Zayn semakin khawatir.
Revan tersenyum. "Gue gapapa Zayn.. lo ga usah panik gitu. Udah biasa juga kan gue begini," ujar Revan.
"Ya, gue sebagai sahabat lo khawatir lah. Gimana kalo lo kenapa-napa? lo sahabat gue satu-satunya," tutur Zayn yang langsung menarik kursi yang berada di samping kasur.
Revan tersenyum. "Lebay lo!"
"Terserah." Zayn akhirnya pasrah meski masih kesal.
Revan tertawa. Kali ini lebih keras, tetapi di dalam hatinya dia merasa tersentuh. Zayn memutar bola matanya malas. Dia jadi menyesal karena sudah panik berlebihan.