Aku melihat sosok laki-laki datang kepadaku membawa sekuntum bunga mawar segar, dibelakangnya diikuti 2 anak laki-laki embul, terlihat seumuran tapi tidak kembar, yang satunya hampir mirip dengan wajahku, sedang yang satunya sangat mirip dengan sosok laki-laki yang sedang membawa bunga, kedua tanganku dipenuhi dengan buket sehingga aku memilih tidak menghampiri mereka, aku hanya berdiri didampingi ibuk dan adekku yang sudah remaja, sorak ramai terdengar dimana-mana, ada banyak orang yang menumpahkan air mata bahagia dihari ini, “happy graduation bunda” kata sosok laki-laki itu ketika sampai tepat dihadapanku, ia membukkuk layaknya seorang pangeran yang sedang ingin melamar bidadarinya, dua anak laki-laki itu juga membungkuk meniru sang ayah dan memberiku setangkai bunga mawar yang kuduga sengaja diberi ayahnya, “makasih sayang” ucapku mengambil bunga tersebut secara berbarengan.
Rasanya sungguh mengharukan, gelarku selain sebagai isteri dan ibu, kini bertambah gelar sarjana, Kayla yang dulu tidak pernah aku lupakan, semua yang terjadi adalah pelajaran paling berharga dalam hidup ini, ketika Allah menghadirkan 2 malaikat kecil dalam rumah tangga kami rasanya semakin nikmat, Moh. Fatih Al-firdaus adalah nama anak kami yang pertama, umurnya 3,5 tahun, sedangkan Moh. Hakan Al-firdaus merupakan anak kami yang kedua, umurnya 2 tahun, umur mereka berdekatan sehingga banyak yang mengira mereka adalah saudara kembar, aku juga suka membelikan baju yang sama untuk mereka karena gemes.
Aku melihat Alinda yang tersenyum ke arahku ketika kami sibuk dengan sesi foto-foto di depan gedung fakultas, sekelabat ia berjalan di halaman kampus dan aku bisa merasakan bahwa senyuman itu diperuntukkan untukku ketika mas Arsya dengan riweh mengatur posisi anak-anakku, akupun membalas senyuman itu, Alinda sudah menikah 2 tahun yang lalu dengan salah satu dosen di universitasku,
“chesee...” fotografer menyuruh kami untuk tertawa lepas,
Setelah foto keluarga lengkap, kami melanjutkan sesi foto berdua, mas Arsya lagi-lagi membungkuk mencium perutku yang sudah mulai membesar, dengan kecupan penuh sayang sehingga aku merasa anak kami bergerak didalam perutku, “sehat-sehat ya anakku, Nadira Al-firdausiyah” bisiknya diperutku.
“Kayla.... happy graduation ya” sontak aku kaget dengan suara cepreng dibelakangku, kulihat sahat-sahabatku (Alya, Dinda dan Amanda) yang sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun disebabkan kesibukan masing-masing, mereka berhambur ke arahku dan memelukku tanpa permisi, kami saling melepas rasa rindu dan rasa apapun itu.
Kita tidak pernah tahu hadiah apa yang Allah siapakan ketika kita mau bersabar, mungkin bukan hari ini atau besok, tapi yang pasti suatu saat nanti. Tak pernah ada kata terlambat untuk memulai sesuatu, sebab kalian semua hebat.