Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja.


Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial,...Read More >>"> GAARA (Sudahi ambis mu, mari menyontek!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - GAARA
MENU
About Us  

"Bun, Genan berangkat sekolah dulu ya," pamit Genandra kepada Nyonya Sena sambil mencium punggung tangan wanita tersebut.


"Iya, hati-hati ya dijalan, jangan ngebut!" balas Nyonya Sena mengelus kepala Genandra.


"Kak Genan," Viola datang menuruni anak tangga terlihat begitu senang, nadanya juga terdengar ramah. Ia terus berjalan dan berhenti di hadapan Genandra.


"Anterin Viola ke sekolah dong!" pinta Viola bersikap imut.


"Berangkat aja sendiri," jawab Genandra ketus, dan memilih pergi meninggalkan gadis itu.


"Kak!" panggil Viola menyaksikan Kakaknya sudah berjalan keluar melewati pintu.


"Bunda," rengek Viola kepada Nyonya Sena.


"Ya salahnya siapa kemarin pakai godain Kakak kamu, sekarang jadi kesel sendiri kan," balas Nyonya Sena membela Genandra.


"Kok hari ini semua pada marah sama Viola sih!"


********


Hari ini tepatnya di kelas sepuluh IPS 3, hanya ada Hari dan juga Akira di dalam kelas. Benar, hanya ada mereka berdua, sebab sekarang adalah waktunya untuk mereka menjalankan piket.


"Ra, lo nyapu ya!" titah Hari kepada Akira.


"Oke, terus lo?" balas Akira bertanya.


"Gue hapus papan tulis."


"Enggak ah, lo juga harus ikut nyapu. Masa harus gue sendirian yang bersihin kelas segede ini, capek Ri," Akira merasa tidak terima jika Hari hanya bertugas menghapus papan tulis saja.


Emang sih, piket hapus papan tulis menjadi favorit semua murid. Karena gampang dan tidak terlalu menguras tenaga.


"Lo kan rajin Ra, kalau piket sapu kelas itu nanti suaminya ganteng gak burik. Jadi karena gue baik hati, mending lo nyapu aja ya."


"Tapi-"


"Gue doain suami masa depan lo kak Genan, aamiin."


"AMIINNN," teriak Akira sekencang-kencangnya, "Oke, kalau gitu biar gue aja yang nyapu," selepas diberi wejangan kata-kata seperti itu seketika hati Akira langsung menurut, ia pun segera menyapu kelas dengan semangat.


"Cih, gampang banget dibohongin," batin Hari berusaha menahan tawa, memanfaatkan sifat kepolosan Akira pada saat seperti ini ternyata sangatlah berguna.


Beberapa menit kemudian....


"Hah, akhirnya selesai juga ya Ra," penat Hari mengibas-ngibaskan tangannya sembari duduk bersandar di kursi. Wajahnya tampak sangat kelelahan.


Akira hanya bisa diam menatap wajah Hari heran, dirinya yang cuman piket hapus papan tulis saja sudah seperti baru menyelesaikan lari maraton seratus meter. Sedangkan dirinya, menyapu seluruh sudut-sudut bagian kelas hingga bersih sendirian. Dasar!


"PR fisika lo sudah Ra?"


"Sudah," balas Akira mengangguk.


"Kok bisa? Gue ngerjain nomer satu aja gak kelar-kelar loh Ra, malahan makin tambah pusing."


"Gak semua sih yang gue kerjain sendiri, ada beberapa yang lihat google."


"Ih gak boleh Akira, gak boleh lihat google, nanti gak pinter-pinter loh kalau contek google terus," nasihat Hari.


"Halah gaya lo, terus kalau gak lihat google gimana? Gue mesti jawab asal gitu, males banget dapet nilai jelek. Lagipula ini juga seusai ajaran lo, Akira kalau gak bisa jawab lihat google aja, lebih praktis."


"Lagipula zaman sekarang repot Ri, dapet nilai bagus dikira contek, dapet nilai jelek malah dimarahi, serba salah jadi murid," keluh Akira.


"Iya deh iya Mbak suhu, sekarang gue pinjem buku fisika lo ya, mau gua salin jawabannya," pinta Hari.


"Sama aja, contek temen sama lihat google apa bedanya?" Akira mengambil buku tulis fisikanya di dalam tas ransel, lalu memberikannya kepada Hari.


"Thank you," Hari mengambil buku tersebut dari tangan Akira, dan segera menyalin semua jawabannya kepada buku catatannya, Hari menulisnya sedikit terburu-buru karena sebentar lagi jam pertama akan segera dimulai.


//Kriiingggg// akhirnya bel masuk jam pertama berbunyi, semua murid tergopoh-gopoh masuk ke dalam kelas mereka masing-masing dan segera duduk di tempat duduknya. Hari langsung mengembalikan buku fisika milik Akira, dan tak lama kemudian bapak guru pun datang.


"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh anak-anak, selamat pagi!" salam Pak Sugi guru fisika.


"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh Pak," balas semua murid bersama-sama.


"Hari ini kita koreksi bersama tugas pekerjaan rumah kalian ya, sudah selesai semua kan?"


"Sudah."


"BELUM PAK!" teriak seorang siswa bernama Raja yang duduk di pojok dekat jendela kelas.


"Kok belum nak? Kan saya sudah bilang kalau sekarang waktunya mengoreksi bersama," balas Pak Sugi.


"Minggu kemarin saya kan gak masuk sekolah Pak, sakit."


"Kenapa gak tanya sama teman-teman kamu? Kalian sudah buat grub kelas kan? Harusnya di sana dibuat sharing tugas-tugas Bapak Ibu guru biar semuanya tahu," ujar pak Sugi bertanya kepada anak-anak, tapi tidak ada satupun dari mereka yang menjawab.


"Bikin kok Pak, saya sudah koar-koar sampai spam chat di grub tapi pada diem semua. Biasalah Pak, seleb," jawab Raja terdengar menyindir.


"Neva, kamu ketua kelas kan? Kenapa gak beri tahu tugas saya ke Raja," tanya pak Sugi kepada Neva si ketua kelas yang duduk di bangku depan.


"Males saya Pak, anaknya gak sopan, tanya di grub spam chat banyak-banyak sampai nama hewan di kebun bintang keluar semua. Harusnya kan bisa tanya baik-baik, udah kasar ngotot minta jawabannya juga lagi," balas Neva melirik tajam pada Raja.


"Sudah-sudah jangan pada ribut ya, Raja sekarang Bapak kasih kamu tugas, kerjakan tugas fisika di buku paket halaman enam puluh, lengkap dengan soalnya ditulis juga."


"Iyah Pak," jawab Raja terdengar malas.


"Sekarang kita koreksi ya, saya tunjuk satu anak maju ke depan untuk mengerjakan di papan, biar semua tahu betul apa tidak, nanti Bapak jelaskan juga."


"Sekarang tanggal berapa?"


"Lima belas pak," balas salah satu murid.


"Oke kalau begitu," Pak Sugi mulai mengecek buku absen yang berisi nama-nama siswa sepuluh IPS 3. "Hari Syafa Agustina, maju ke depan kerjakan nomer satu ya!"


"Mati gue," batin Hari terkejut. "Ck, gue aja gak paham sama apa yang gue tulis."


"Hari," panggil Pak Sugi sekali lagi.


"I-iyah Pak," jawab Hari ragu, mulai berdiri dari tempat duduknya sambil membawa buku. 


"Semangat Hari," ujar Akira menyemangati sahabat perempuannya itu.


"Ini spidolnya," ucap Pak Sugi memberikan spidol hitam kepada Hari, "Tolong nanti kalau sudah selesai jelaskan juga ya, Bapak mau tahu tingkat belajar kamu sampai mana."


Hari menelan ludah, belum-belum telapak tangannya sudah mengeluarkan keringat. "What? Kenapa harus pake dijelasin segala sih."


"Gak perlu dijelasin deh Pak, anak-anak pasti sudah paham."


"Itu hasil pekerjaan kamu sendiri kan? Masa gak paham sama catatan sendiri, sudah sana kerjakan!"


Hari mulai berjalan menuju ke depan papan tulis, tangan kanannya terangkat untuk menulis di benda persegi panjang itu. Sambil sesekali melihat ke arah buku catatannya, jujur Hari sama sekali tidak paham dengan apa yang ia tulis.


"Ya Allah bantu Hari," batinnya ketakutan.


"Hari sudah?" tanya Pak Sugi setelah melihat Hari berhenti menulis.


"Su-sudah Pak," jawabnya gugup kembali menutup spidol hitam tersebut.


"Wah, jawaban kamu lengkap banget Hari, Bapak jadi bangga mungkin nanti kalau sekolah kita ada lomba fisika kamu bisa ikut," ujar pak Sugi merasa senang dengan jawaban yang Hari tulis di papan tulis.


"Gawat," batin Hari meremas bukunya.


"Anak-anak Bapak minta perhatiannya sebentar, ini adalah jawaban nomer satu yang sudah ditulis oleh teman kalian Hari, dan Hari juga akan menjelaskan mengenai jawaban yang ia tulis. Karena Bapak tidak mau kalau kalian hanya sekedar menulis, tapi juga paham maksud dari soal tersebut."


"Silahkan Hari," ujar Pak Sugi mempersilakan.


"Baiklah teman-teman ku semua. Sebelum saya di sini akan menjelaskan mengenai soal yang sudah saya kerjakan di papan, mmm mungkin lebih tepatnya nyalin jawaban," ucap Hari menatap ke arah teman-temannya yang sedang fokus mendengarkan apa yang ia katakan.


"Saya mau mengakui sesuatu, bahwa sebenarnya... sebenarnya semalam saya sama sekali tidak mengerjakan tugas fisika yang diberikan oleh Pak Sugi, saya lebih memilih tidur karena saya ngantuk. Lalu waktu di sekolah saya menyontek tugas teman saya Akira," seketika atensi semua murid tertuju kepada Akira.


"Ha-hai," ujar Akira merasa aneh dengan semua tatapan itu.


"Jadi untuk Pak Sugi, Bapak tadi bilang mau mengikutkan saya lomba fisika untuk mewakili sekolah. Sebelum itu terjadi, saya pesankan lebih baik jangan Pak, sebelum harga diri sekolah SMA Negeri 1 yang sudah tinggi tiba-tiba jatuh karena siswi seperti saya," pungkas Hari menaruh spidol hitam itu di atas meja guru, dan kembali duduk di bangkunya.


Seisi kelas dibuat melongo dengan apa yang Hari lakukan, terutama Pak Sugi. Benar-benar di luar dugaan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (9)
  • carera

    Semangat kak yok up lagi😗

    Comment on chapter Mas fiksi lebih menggoda
  • carera

    Akira jan pergi dulu plis:(

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • zarasafa

    Semangatt kakak🙌🏻🙌🏻

    Comment on chapter Gadis spesial
  • manusiatembuspandang

    semangat kakak

    Comment on chapter Gadis spesial
  • kitcat

    Ayo yuk up lagi kak😎😁

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • kitcat

    Kapan genan suka sama Akira😭

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • pitik

    Baru juga mulai

    Comment on chapter Gadis spesial
  • human

    Kenapa Lo gak peka sih genan gemes deh

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • vina anggraeni

    Jangan lupa beri like nya yah teman-teman:)

    Comment on chapter Gadis spesial
Similar Tags
Cinta Tiga Meter
463      296     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...
EPHEMERAL
99      90     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
The Maze Of Madness
3776      1537     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Langit Indah Sore Hari
98      84     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Rembulan
768      428     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Just For You
4142      1633     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Edelweiss: The One That Stays
1385      589     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Dandelion
4412      1340     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
Cinta dalam Impian
86      67     1     
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
7264      2169     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...