Loading...
Logo TinLit
Read Story - GAARA
MENU
About Us  

Seperginya dari kantin, Akira melewati koridor sekolah menuju kembali ke kelasnya—sepuluh IPS 3. Dengan perasaan kecewa dan hati yang terluka sebab perlakuan kasar Genandra kepada dirinya.

 

"Kak Genan kenapa sih, bisa sebenci itu sama gue," pikir Akira menghentakkan kakinya sepanjang jalan. Memang sesulit apa sih menghargai pemberian orang lain? Inilah konsekuensi yang harus Akira hadapi sebab telah mencintai kulkas lima pintu berjalan.

 

"Padahal gue udah capek-capek buatin bekal itu pagi-pagi, berkhayal kalau nanti dia bakalan seneng terima bekal dari gue, eh nyatanya malah-"

 

Deg!

 

Ucapan Akira seketika berhenti, rasanya seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya sangat keras.

 

"Argh," ia mengerang kesakitan, jari-jarinya semakin meremas kuat dadanya yang sesak. Sampai, sebuah cairan merah pekat berlendir keluar dari dalam mulutnya.

 

"Da-darah?!"

 

Seketika wajah gadis itu berubah menjadi pucat, pandangan Akira perlahan mulai buram. Tubuhnya pun jatuh dan terkulai lemas di atas lantai. "Apa ini sudah waktunya aku pulang, Tuhan?" ucap Akira sebelum semuanya berubah menjadi hitam.

********

-Di ruang UKS.

 

"Akira, akhirnya lo bangun juga," heboh Hari mendapati Akira sudah siuman. Dia terlihat begitu senang melihat sahabatnya telah kembali sadar.

 

"Lo bikin gue khawatir banget tahu gak, gue pikir lo beneran mau mati," tangis Hari sesegukan, sambil menggoyang-goyangkan lengan Akira.

 

Kening Akira berkerut, mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian sudut ruangan UKS, lalu kembali menatap ke arah sahabatnya itu yang masih dengan sikap yang menurut dia terlalu berlebihan.

 

"Gue gak jadi mati Ri?" polos Akira membuat Hari mendelik. What?! Gak salah denger nih?

 

"LO BENERAN MAU MATI RA!!!" pekik Hari begitu keras, membuat gendang telinga Akira hampir pecah rasanya.

 

"Ish biasa aja kali Ri, kalau begini gue bisa beneran mati gara-gara suara lo," sebal Akira mengorek telinganya yang nyut-nyutan. 

 

"Hehehe, maaf Ra gue gak bermaksud," senyum gadis itu tanpa dosa.

 

"Berapa lama gue pingsan?" tanya Akira sekilas melirik ke arah jam dinding.

 

"Tiga jam," jawab Hari santai.

 

"What tiga jam Ri!" kaget Akira membentuk angka empat dengan jari tangan kanannya.

 

"Tiga Ra," tutur Hari membenarkan, dengan menidurkan satu jari di tangan Akira. 

 

"Terus, siapa yang bawa gue ke sini? Gak mungkin lo kan, lo mana kuat angkat badan gue sendirian," tanya Akira.

 

"Owh, Kak Genan," jawab Hari langsung bisa melihat perubahan ekspresi wajah Akira.

 

"A-apa, Ka.... Kak Genandra?" ulang Akira terbata-bata dengan tubuh sedikit gemetar.

 

"Ja-jadi, tadi yang bawa gue ke sini Kak Genan," batin Akira dengan kondisi pipi merona merah, jantungnya berpacu cepat, Akira membayangkan bagaimana tubuh dia dibopong oleh Genandra pada saat gadis itu pingsan.

 

"Iya Kak Genan, ekspresi lo biasa aja kali sampai merah begitu mirip tomat. Untung aja lo masih hidup, jadi gak perlu deh gue sama satu kelas iuran buat beli kain kafan."

 

"Ngawur!" cetus Akira reflek memukul kepala Hari, membuat anak itu meringis kesakitan sambil menggosok-gosok kepalanya tepat di mana Akira memukul. "Gua jitak kepala lo ngomong gitu lagi."

 

"Iya-iya Ra, kasar banget sih jadi cewek, sahabat sendiri dipukul sampai benjol kepala gue," balas Hari lalu menyodorkan sebuah tas ransel berwarna pastel kepada Akira.

 

"Nih tas lo! Baik kan gue bawain tas lo," sambung Hari sedikit meninggikan intonasi suaranya.

 

"Oke thanks, kok lo bawain tas gue ke sini sih? Emang pelajarannya udah selesai?" tanya Akira sambil menerima tas ransel tersebut.

 

"Ya sudahlah Jubaedah, lihat sekarang sudah sore. Lo pikir gue tiga jam nungguin lo di sini gak ninggalin pelajaran? Sekarang semua anak sudah pada pulang cuman tinggal lo sama gue," jawab Hari.

 

"Owh gitu, makasih banyak ya Hari besti ku ter the best muach muach, udah rela nungguin gue di sini sendirian."

 

"Jijik Ra, sumpah," balas Hari merasakan bulu kuduknya berdiri.

********

Di sebuah rumah mewah terletak di tepi jalan, nampak sepeda motor ninja berwarna hitam memasuki pintu gerbang.

 

Pak satpam membukakan pintu gerbang tersebut untuk memberi jalan motor itu masuk, Genandra memarkirkan sepeda motornya di depan tangga dekat air mancur rumah. Melepaskan helm full face yang ia kenakan, serta membersihkan sedikit debu-debu kecil yang menempel di jaket kulitnya.

 

Setelah selesai, ia menaiki anak tangga yang menjadi penghubung dengan pintu rumahnya. "Assalamu'alaikum, Genan pulang!" salam Genandra sembari membuka pintu.

 

"Wa'alaikumussalam, anak ganteng Bunda sudah pulang," kedatangannya disambut hangat oleh Nyonya Sena—Ibu kandung dari Genandra.

 

"Gimana sekolahnya hari ini, lancar?" tanya Nyonya Sena kepada Genandra.

 

"Alhamdulillah Bunda, lancar-lancar aja," balas Genandra sopan.

 

"Ngomong-ngomong, Bunda mau pergi ke mana tumben pakaiannya rapi banget?" tanya Genandra melihat Nyonya Sena memakai gaun putih, dengan sedikit sapuan make up serta tercium wewangian parfum.

 

"Iya, Bunda sama Papa sebentar lagi mau berangkat ke kondangan nya teman Bunda, kamu di rumah aja ya sama Adik kamu," jawab Nyonya Sena.

 

"Emang Viola sudah pulang Bun? Bukannya sekolah dia pulangnya agak malam ya?" ucap Genandra bertanya, karena Viola—Adik perempuannya itu bersekolah di sebuah universitas ternama serta memiliki jadwal yang cukup sibuk.

 

Dulu, sebenarnya Nyonya Sena dan Tuan Arga juga ingin menyekolahkan anak laki-lakinya di sana, akan tetapi Genandra menolak dan lebih memilih sekolah pilihannya sendiri.

 

"Kata siapa, tuh!" Nyonya Sena menunjuk ke arah tas ransel dan jas almamater yang tergeletak di atas meja ruang tamu.

 

"Adik kamu sudah pulang dari tadi, kata dia di sekolahnya lagi ada acara, jadi pulangnya lebih cepat," sambung Nyonya Sena, membuat Genandra mengangguk-anggukkan kepalanya.

 

"Ya sudah, sekarang kamu pergi ke kamar, ganti baju terus makan, Bunda sudah siapin semuanya di meja makan," suruh Nyonya Sena lalu pergi meninggalkan Genandra.

 

"Oke Bunda."

 

//Ting// tiba-tiba, Genandra merasakan ada sesuatu yang bergetar di saku celananya, ia mengambil benda pipih itu dari dalam sana dan mengecek notif pesan yang baru saja masuk ke dalam handphonenya.

 

Ternyata, ada beberapa pesan beruntun yang muncul di layar handphonenya berasal dari seseorang, Genandra yang cukup melihatnya saja sudah malas.

 

+620812345678

Nomor tidak dikenal:
"Hi Kak Genan!"

 

Nomor tidak dikenal:
"Mmmm, makasih ya udah mau tolongin Akira tadi waktu pingsan di sekolah. Semoga Kak Genan gak keberatan ya waktu gendong tubuh Akira, xixixi."

 

Nomor tidak dikenal:
"Sekali lagi makasih ya Kak, Kak Genan jangan lupa makan sama istirahat juga. Jangan bosen-bosen ya dapat pesan dari Akira, papay!"

 

"Cih norak," sinis Genandra tersenyum smirk membaca pesan dari perempuan itu, bahkan Genandra pun enggan untuk menyimpan nomor Akira, menurutnya hal itu hanya akan memenuhi isi kontaknya saja dan tidak berguna sama sekali.

 

"Mungkin lain kali gue harus blokir nomor dia," pungkas Genandra memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celana.



 

How do you feel about this chapter?

1 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (9)
  • carera

    Semangat kak yok up lagi😗

    Comment on chapter Mas fiksi lebih menggoda
  • carera

    Akira jan pergi dulu plis:(

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • zarasafa

    Semangatt kakak🙌🏻🙌🏻

    Comment on chapter Gadis spesial
  • manusiatembuspandang

    semangat kakak

    Comment on chapter Gadis spesial
  • kitcat

    Ayo yuk up lagi kak😎😁

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • kitcat

    Kapan genan suka sama Akira😭

    Comment on chapter Izinkan aku mencintaimu
  • pitik

    Baru juga mulai

    Comment on chapter Gadis spesial
  • human

    Kenapa Lo gak peka sih genan gemes deh

    Comment on chapter Apa sudah saatnya aku pulang, Tuhan?
  • vina anggraeni

    Jangan lupa beri like nya yah teman-teman:)

    Comment on chapter Gadis spesial
Similar Tags
Rembulan
1277      723     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Si Neng: Cahaya Gema
191      161     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
Premium
Dunia Tanpa Gadget
12286      3095     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
3270      1375     2     
Romance
Tentang sebuah petualangan mencari Keberanian, ke-ikhlasan juga arti dari sebuah cinta dan persahabatan yang tulus. 3 Orang yang saling mencintai dengan cara yang berbeda di tempat dan situasi yang berbeda pula. mereka hanya seorang manusia yang memiliki hati besar untuk menerima. Kiara, seorang perempuan jawa ayu yang menjalin persahabatan sejak kecil dengan Ardy dan klisenya mereka saling me...
KSATRIA DAN PERI BIRU
190      157     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Premium
Titik Kembali
6359      2015     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
Daybreak
4405      1837     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5725      1964     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Asoy Geboy
6328      1741     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
164      123     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...